Perencanaan Pembelajaran Matematika Pembelajaran Matematika di SD Istimewa Lapas

jam pelajaran, dengan satu jam pelajarannya berdurasi 30 menit. Hari Jum‟at dan Sabtu digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler yaitu pramuka dan olahraga. Sebelum proses KBM setiap pagi siswa SD dibiasakan disiplin dengan sarapan dan apel pagi yang dilakukan secara bersama-sama. Setelah bel pemberitahuan masuk kelas berbunyi, siswa SD istimewa Lapas masuk ke kelas dengan tertib. Mereka dibiasakan membaca Surat Al-Fatihah dan ber do‟a sebelum belajar. Siswa juga diwajibkan mengenakan seragam sekolah lengkap dengan sepatu dan membawa tas. Penelitian yang dilakukan di kelas 4 yang memiliki jadwal pelajaran matematika setiap hari Selasa jam ketiga, di kelas 5 pada hari Rabu jam ketiga dan kelas 6 pada hari Senin jam pertama. Berikut ini akan uraikan hasil observasi proses pembelajaran yang terjadi di kelas 4, 5 dan 6. 1 Pembelajaran Matematika di Kelas 4 Materi Perkalian Bersusun Pembelajaran matematika di kelas 4 selalu diawali G1 dengan memeriksa kehadiran dan menanyakan kondisi siswa. G1 mengemasnya dalam obrolan hangat dan sesekali diselingi humor. Disela-sela obrolan tersebut G1 menyelinginya dengan nasihat-nasihat dengan tujuan memotivasi siswa agar rajin belajar dan menjadi manusia yang lebih baik di dalam Lapas maupun setelah bebas nanti. Saat materi perkalian bersusun G1 memulainya dengan memberi contoh soal perkalian puluhan dengan satuan, setelah itu perkalian puluhan dengan puluhan. Tidak ada media pembelajaran yang digunakan pada mareri ini. Disela-sela penjelasan G1 menerangkan penggunaan perkalian dalam kehidupan sehari-hari. Saat G1 menanyakan pemahaman siswa, keempat siswa hanya diam. Oleh karena itu, untuk menguji pemahaman siswa G1 memberi 10 soal untuk latihan, yang terdiri dari 4 soal perkalian puluhan dengan satuan, dan 6 soal perkalian puluhan dengan puluhan. G1 memberi waktu 10 menit untuk mengerjakan soal-soal tersebut secara mandiri. Setelah 10 menit, G1 meminta satu-persatu siswa maju dan mengerjakan soal yang diberikan di papan tulis. Dimulai dari S3 yang mengerjakan soal nomor 1 perkalian puluhan dengan satuan yaitu 95 x 3 dan langsung dapat menjawabnya dengan benar yaitu 285. Lalu G1 memintanya untuk mengerjakan dua soal lagi yang juga merupakan perkalian puluhan dan satuan. Giliran S2 yang maju, G1 memintanya menjawab soal perkalian 68 x 7. Guru memberitahu kepada peneliti bahwa S2 memiliki kemampuan di bawah rata-rata teman sekelasnya bahkan belum lancar menulis dan membaca. Sehingga saat S2 mengerjakan soal, guru membimbingnya dengan sabar dan perlahan. Mulai dari 7 x 8 dengan menuliskan angka 7 sampai delapan kali, menjumlahkan angka 7 dengan 7 menjadi 14, lalu menjumlahkan 14 dengan 14 menjadi 28, dan terakhir menjumlahkan 28 dengan 28 sehingga diperoleh 56. Setelah itu guru mengajarkan penempatan hasil 7 x 8 = 56 dengan membahasakan “6 diletakkan di bawah garis dan lima disimpan di atas kepala 8. Setelah itu menjelaskan kembali perkalian 7 x 6 dengan cara yang sama. Gambar 4.8 Tulisan Guru di Papan Tulis saat Menjelaskan Perkalian 7 Setelah itu giliran S1, yang diminta mengerjakan soal perkalian puluhan dengan puluhan yaitu 69 x 11. Sebelum masuk ke Lapas S1 pernah sekolah sampai kelas 3 SD, dan dapat mengerjakan soal tersebut dengan benar tanpa dibantu G1. Ketika siswa terakhir S4 maju, guru langsung memintanya mengerjakan semua soal yang belum dijawab. G1 memberi tahu bahwa S4 termasuk siswa yang pintar dibanding dengan teman-teman sekelasnya, dan G1 menjadikan S4 sebagai teladan dengan mengatakan kepada siswa yang lain terutama S2 agar bisa seperti S4 dalam belajar. Perkataan G1 tersebut memang terbukti, S4 dapat menjawab dengan lancar semua soal yang tersisa. Setelah semua soal terjawab, guru meminta siswa menyalin jawaban yang telah dikerjakan di papan tulis. G1 memeriksa catatan semua siswa, dan mengajari S2 menulis. Setelah itu guru memberikan 5 soal perkalian bersusun untuk dijadikan PR. Diakhir pembelajaran G1 memberikan kuis, yaitu kuis menebak hasil perkalian. Setiap siswa diberi satu soal perkalian bilangan satuan dengan satuan yang harus dijawab hasilnya. S1, S3 dan S4 dapat menjawab tebakan guru dengan benar. Saat G1 memberi pertanyaan kepada S2 yaitu 5 x 4, S2 hanya senyum-senyum dan be rkata “tidak tahu”. G1 membimbing S2 menjawab pertanyaan tersebut dengan menggunakan uang yang ada di dompetnya. G1 mengeluarkan uang Rp. 5.000,00 sebanyak 4 lembar dan menjajarkannya di meja S2. G1 berkata “ini kan kalau satu goceng, kalau ada 4 jadi berapa?”. Tanpa membutuhkan waktu yang lama S2 langsung menjawab “jadi 20.000 pak”. G1 menanggapi lagi “coba hilangkan tiga nol dibelakangnya, jadi 5 x 4 berapa?”. S2 menjawab dengan benar yaitu 20.