b. Standar Proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan
pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.
c. Standar Kompetensi Lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. d.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan.
e. Standar Sarana dan Prasarana adalah kriteria minimal tentang ruang belajar,
tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, tempat berekreasi, serta sumber
belajar lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
f. Standar Pengelolaan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupatenkota, provinsi, atau nasional agar tercapai
efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. g.
Standar Pembiayaan adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun.
h. Standar Penilaian Pendidikan adalah standar nasional yang berkaitan dengan
mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
4. Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika di tingkat SDMI memiliki tujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
17
1 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.
2 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
17
BSNP, Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta: BSNP, 2006, h.145.
3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
4 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penekanan pembelajaran matematika terletak pada penataan nalar, pemecahan masalah, pembentukan
sikap, dan keterampilan dalam penerapan matematika. Jean Piaget mengembangkan empat tahap perkembangan kognitif yang akan
terjadi selama masa kanak-kanak sampai remaja, tahapan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
18
Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif
Tahap-Tahap Umur
Tahun Kemampuan
Sensori- motorik
0-2 Menunjuk pada konsep permanensi objek, yaitu
kecakapan psikis untuk mengerti bahwa sutu objek masih tetap ada. Meskipun pada waktu itu tidak
tampak oleh kita dan tidak bersangkutan pada aktivitas pada waktu itu. Tetapi. Pada stadium ini
permanen objek belum sempurna.
Praoperasional 2-7
Perkembangan kemampuan menggunakan simbol- simbol yang menggambarkan objek yang ada di
sekitarnya. Berpikir egosentris dan berpusat.
Operasional Konkret
7-11 Mampu berpikir logis. Mampu mengkongkretkan
perhatian lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Kurang
egosentris. Belum bisa berpikir abstrak.
Operasional Formal
11 –
dewasa Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis
masalah secara
alamiah dan
kemudian menyelesaikan masalah.
18
Sri Esti W. Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2002, h. 72-73.