Pembelajaran Matematika Siswa Sekolah Dasar

Motivasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, karena peserta didik akan belajar dengan sungguh-sungguh apabila memiliki motivasi yang tinggi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar siswa sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik. Sebagai motivator, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut: 21 1 Peserta didik akan bekerja keras jika memiliki minat dan perhatian terhadap pekerjaannya. 2 Memberikan tugas yang jelas dan dapat dimengerti. 3 Memberikan penghargaan terhadap hasil kerja secara efektif dan tepat guna. 4 Memberikan penilaian dengan adil dan transparan. 2. Konsentrasi Belajar Konsentrasi mempunyai makna memusatkan segenap kekuatan perhatian pada suatu situasi belajar. Kesulitan berkonsentrasi merupakan indikator adanya masalah belajar yang dihadapi siswa, karena hal itu akan menjadi kendala di dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Untuk membantu siswa agar dapat konsentrasi dalam belajar guru perlu memberikan bimbingan, perhatian serta bekal keahlian yang dimilikinya. 3. Reaksi Belajar Dalam kegiatan belajar diperlukan keterlibatan fisik maupun mental, sebagai suatu wujud reaksi. Pikiran dan otot harus dapat bekerja secara harmonis, sehingga siswa aktif saat pembelajaran berlangsung. Saat proses pembelajaran, siswa membutuhkan reaksi yang melibatkan ketangkasan mental, kewaspadaan, perhitungan, ketekukan dan kecermatan untuk menangkap fakta-fakta dan ide-ide sebagaimana yang disampaikan guru. 21 E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009, h.59. 4. Organisasi Belajar Belajar dapat dikatakan sebagai kegiatan mengorganisasikan, menata atau menempatkan bagian-bagian bahan pelajaran ke dalam suatu kesatuan pemahaman. Untuk dapat membantu siswa agar cepat dapat mengorganisasikan fakta atau ide – ide dalam pikirannya, diperlukan tujuan yang jelas dalam belajar. 5. Pemahaman Belajar Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuatu dengan pikiran. Karena itu belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya, sehingga menyebabkan siswa dapat memahami yang sedang dipelajarinya. Comprehension bersifat dinamis, dapat menghasilkan imajinasi dan pikiran yang tenang. Apabila siswa benar – benar memahami apa yang dipelajarinya, maka akan siap memberi jawaban yang pasti atas pertanyaan – pertanyaan atau berbagai masalah yang dihadapinya dalam belajar. 6. Mengulang Pembelajaran Penyelidikan menunjukkan bahwa sehari sesudah para siswa mempelajari sesuatu bahan pelajaran atau mendengarkan suatu ceramah, mereka banyak melupakan apa yang telah mereka peroleh selama jam pelajaran tersebut. Mengulang-ulang suatu pekerjaan atau fakta yang sudah dipelajari dapat membantu siswa untuk mengingat. 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Istimewa Lembaga Pemasyarakatan Lapas kelas II A Anak Pria Tangerang, Jl. Daan Mogot No. 29C Kota Tangerang, Banten. Penelitian ini berlangsung pada bulan Januari sampai dengan Maret 2014.

B. Metode dan Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif. Menurut J. Moleong penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 1 Penelitian kualitatif dipilih atas permasalahan penelitian yang membutuhkan data lapangan yang diperoleh dari proses pembelajaran matematika siswa SD Istimewa Lapas Anak Pria Tangerang. Untuk mendapat data yang valid, peneliti melakukan observasi dan berinteraksi secara langsung ke lokasi penelitian. Saat pelaksanaan peneliti berusaha memahami fenomena yang terjadi dengan menyesuaikan diri dengan kegiatan keseharian di SD Istimewa tersebut tanpa menjaga jarak dengan siswa dan guru-guru di sekolah tersebut. Sehingga dalam pengambilan data, baik saat mengobservasi maupun saat wawancara dapat berjalan baik dengan suasana yang hangat dan bersahabat. 1 Lexy J. Moleong, Metrodologi Penelitian Kualitatif, cet.-29, Bandung: Rosdakarya, 2011, h. 6.