Penilaian Pembelajaran Matematika Proses Pembelajaran Matematika

3 Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh. 4 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah. 5 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penekanan pembelajaran matematika terletak pada penataan nalar, pemecahan masalah, pembentukan sikap, dan keterampilan dalam penerapan matematika. Jean Piaget mengembangkan empat tahap perkembangan kognitif yang akan terjadi selama masa kanak-kanak sampai remaja, tahapan tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini: 18 Tabel 2.1 Tahap-tahap Perkembangan Kognitif Tahap-Tahap Umur Tahun Kemampuan Sensori- motorik 0-2 Menunjuk pada konsep permanensi objek, yaitu kecakapan psikis untuk mengerti bahwa sutu objek masih tetap ada. Meskipun pada waktu itu tidak tampak oleh kita dan tidak bersangkutan pada aktivitas pada waktu itu. Tetapi. Pada stadium ini permanen objek belum sempurna. Praoperasional 2-7 Perkembangan kemampuan menggunakan simbol- simbol yang menggambarkan objek yang ada di sekitarnya. Berpikir egosentris dan berpusat. Operasional Konkret 7-11 Mampu berpikir logis. Mampu mengkongkretkan perhatian lebih dari satu dimensi sekaligus dan juga menghubungkan dimensi ini satu sama lain. Kurang egosentris. Belum bisa berpikir abstrak. Operasional Formal 11 – dewasa Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara alamiah dan kemudian menyelesaikan masalah. 18 Sri Esti W. Djiwandono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Grasindo, 2002, h. 72-73. Anak-anak di sekolah dasar berada dalam tahap perkembangan operasional konkret. Karena itu mereka kurang dalam berpikir abstrak, ini berarti pengajaran di sekolah dasar harus sekonkret mungkin dan betul-betul dialami. Pada pelajaran matematika sebaiknya menggunakan objek konkret untuk menunjukkan konsep dan membiarkan siswa memanipulasi objek mewakili prinsip-prinsip matematika dan lebih menekankan penggunaan matematika untuk menyelesaikan masalah- masalah dalam kehidupan sehari-hari dalam kehidupan nyata.

B. Faktor-Faktor Psikologis dalam Belajar

Belajar merupakan sebuah proses interaksi antara siswa dan guru, dalam hubungan ini terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar, salah satunya adalah faktor psikologi yang merupakan faktor internal. Menurut Thomas F. Staton ada enam faktor psikologi yang diperlukan dalam kegiatan belajar, hal tersebut diuraikan di bawah ini: 19 1. Motivasi Belajar Keberhasilan dalam belajar dapat terwujud jika pada diri masing-masing siswa terdapat keinginan untuk belajar. Inilah prinsip dan hukum pertama dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran. Keinginan atau dorongan inilah yang disebut motivasi. Mc Donald 1959 merumuskan, bahwa: “Motivation is an energy change within the person characterized by affective arousal and anticipatory goal reaction ”, yang diartikan motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan interaksi untuk mencapai tujuan. 20 Dalam rumusan tersebut ada tiga unsur yang saling berkaitan, yaitu motivasi dimulai dari adanya perubahan energi dalam pribadi, motivasi ditandai oleh timbulnya perasaan, dan motivasi ditandai oleh reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan. 19 Sardiman, A.M. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, h.38-42. 20 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, Jakarta: Bumi aksara, 2008, Cet. 8, h.106.