18 b Lebih menyadari akan penting dan strategisnya matematika bagi
bidang lain c Lebih mampu berfikir logis, kritis dan sistematis
d Lebih kreatif dan inovatif dalam mencari solusi pemecahan masalah dan
e Lebih peduli pada lingkungan sekitarnya. Ketercapaian dua sasaran pembelajaran matematika secara
substantif dan efek iringannya akan tercapai manakala siswa diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk belajar matematika secara
komprehensif. Dengan demikian dalam pembelajaran matematika siswa mendapat porsi lebih banyak dibandingkan dengan guru, bahkan
mereka harus dominan dalam kegiatan belajar mengajar dan siswa berperan lebih aktif sebagai pembelajar dan fungsi guru lebih pada
sebagai fasilitator.
c. Hasil Belajar Matematika
Keberhasilan pengajaran dapat dilihat dari segi hasil proses belajar yang baik memungkinkan hasil belajar yang baik pula. Hasil
belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terjadi berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran
dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat bagi guru dan siswa.
23
Menurut Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.
24
Pengertian tersebut senada dengan pendapat Nana Sudjana yang menyatakan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
25
Dan Muhibbin Syah dalam
23
Dimiyati, Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran Jakarta: Rineka Cipta, 1999, h. 4.
24
Mulyono Abdurahman Abror, Pendidikan bagi…, h. 37.
25
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009, Cet.XIV, h. 22.
19 psikologi pendidikan juga menguraikan tentang karakteristik
perubahan sebagai hasil belajar, yaitu: perubahan itu intensional, positif dan aktif serta efektif dan fungsional.
26
1 Perubahan Intensional Yaitu perubahan yang terjadi berkat pengalaman atau praktik yang
dilakukan dengan sengaja dan disadari atau dengan kata lain bukan kebetulan. Karakteristik ini mengandung konotasi bahwa siswa
menyadari akan adanya perubahan yang dialami atau ia merasakan adanya perubahan positif dalam dirinya, seperti: penambahan
pengetahuan, kebiasaan, sikap dan lain-lain. 2 Perubahan positif dan aktif
Yaitu perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan aktif. Perubahan positif artinya baik, bermanfaat serta sesuai
dengan harapan. Adapun perubahan aktif artinya tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi karena usaha siswa itu sendiri.
3 Perubahan efektif dan fungsional Yaitu perubahan yang timbul karena proses belajar bersifat efektif
yaitu berhasil guna. Artinya perubahan itu membawa pengaruh, makna dan manfaat tertentu bagi siswa. Perubahan efektif dan fungsional
biasanya bersifat dinamis dan mendorong terjadinya perubahan positif lainnya.
Sementara itu dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
Bunyamin Bloom yang mengacu kepada tiga jenis domain daerah binaan atau ranah yang melekat pada diri peserta didik, yaitu:
27
1 Ranah kognitif al-Nahiyah al-Fikriyah
26
Muhibbin Syah, Psikologi…, h. 115.
27
Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007, ed. 1-7, h. 53.
20
Pengetahuan pemahaman
penerapan
Analisis Sintesis
evaluasi
Comprehension Aplication
Analysis Synthesis
Evaluation
Knowledge
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak. Dalam ranah kognitif itu terdapat enam jenjang proses berpikir,
mulai dari jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang tersebut adalah: 1 Pengetahuan hafalan ingatan
knowledge, 2 Pemahaman comprehension, 3 Penerapan application, 4 Analisis analysis, 5 Sintesis synthesis dan 6
Penilaian evaluation.
Gambar 1. Enam Jenjang Berpikir pada Ranah Kognitif
Pengetahuan knowledge adalah kemampuan seseorang untuk mengingat-ingat kembali recall atau mengenali kembali tentang
nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya, tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya. Pengetahuan atau
ingatan ini merupakan proses berpikir yang paling rendah. Pemahaman comprehension adalah kemampuan seseorang
untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang
sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan
atau memberi uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan kata- katanya sendiri.
Penerapan atau aplikasi application adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum,
21 tatacara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-
teori, dan sebagainya, dalam situasi baru dan konkret. Analisis analysis adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan yang lain. Sintesis synthesis adalah kemampuan berpikir yang
merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Analisis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang terstruktur atau berbentuk pola baru.
Penilaian evaluation adalah jenjang berpikir yang paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penilaian
atau evaluasi disini merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide.
2 Ranah Afektif al-Nahiyah al-Mauqifiyah Taksonomi untuk daerah afektif mula-mula dikembangkan oleh
David R. Krathwohl dan kawan-kawan 1974 dalam buku yang berjudul Taxonomy of Educational Objectives: Afective Domain.
Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Beberapa pakar mengatakan bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya bila seseorang telah memiliki penguasaan kognitif tingkat tinggi. Ciri-ciri hasil belajar afektif akan tampak pada peserta
didik dalam berbagai tingkah laku. Ranah afektif ini oleh Krathwohl dan kawan-kawan ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi kedalam lima
jenjang, yaitu: 1 receiving 2 responding 3 valuing 4 organization, dan 5 characterization by a value or value complex.
Receiving atau attending menerima atau memperhatikan, adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan stimulus
dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. Termasuk dalam jenjang ini misalnya adalah
22 kesadaran dan keinginan untuk menerima stimulus, mengontrol dan
menyeleksi gejala-gejala atau rangsangan yang datang dari luar. Receiving atau attending juga sering diberi pengertian sebagai
kemauan untuk memperhatikan suatu kegiatan atau suatu objek. Pada tahap ini peserta didik dibina agar mereka bersedia menerima nilai-
nilai yang diajarkan kepada mereka, dan mereka mau menggabungkan diri kedalam nilai itu atau mengidentikkan diri dengan nilai itu.
Responding menanggapi mengandung arti adanya partisispasi aktif. Kemampuan menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh
seseorang untuk mengikutsertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya dengan salah satu
cara. Valuing menilai atau menghargai. Menilai atau menghargai
artinya memberikan nilai atau memberikan penghargaan terhadap suatu kegiatan atau objek, sehingga apabila kegiatan itu tidak
dikerjakan, dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan. Dalam kaitan dengan proses belajar mengajar, peserta didik disini
tidak hanya mau menerima nilai yang diajarkan tetapi mereka telah berkemampuan untuk menilai konsep atau fenomena, yaitu baik atau
buruk. Bila sesuatu ajaran telah mampu mereka nilai dan mereka telah mampu untuk mengatakan “itu adalah baik”, maka ini berarti bahwa
peserta didik telah menjalani proses penilaian. Nilai itu telah mulai dicamkan internalized dalam dirinya. Dengan demikian maka nilai
tersebut telah stabil dalam diri peserta didik. Organization mengatur atau mengorganisasikan artinya
mempertemukan perbedaan nilai sehingga terbentuk nilai baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Mengatur
atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem organisasi, termasuk didalamnya hubungan satu nilai
dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
23 Characterization by a value or value complex karakterisasi
dengan suatu nilai atau komplek nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tingkat tertinggi dalam suatu hierarki nilai. Nilai itu telah
tertanam secara konsisten pada sistemnya dan telah mempengaruhi emosinya. Ini merupakan tingkat afektif tertinggi karena sikap batin
peserta didik telah memiliki sistem nilai yang mengontrol tingkah lakunya untuk waktu yang cukup lama, sehingga membentuk
karakteristik “pola hidup”; tingkah lakunya menetap, konsisten dan dapat diramalkan.
3 Ranah Psikomotor Nahiyah al-harakah Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan
keterampilan skill atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Hasil belajar ranah psikomotor
dikemukakan oleh Simpson 1956 yang menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam bentuk keterampilan skill dan
kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini sebenarnya merupakan kelanjutan hasil belajar kognitif dan afektif.
Hasil belajar kognitif dan afektif akan menjadi hasil belajar psikomotor apabila peserta didik telah menunjukkan perilaku atau
perbuatan tertentu sesuai dengan makna yang terkandung dalam ranah kognitif dan afektifnya.
Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif merupakan yang paling banyak dinilai oleh guru di sekolah karena berkaitan dengan
kemampuan siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran. Menurut Djamarah dan Zein, ketercapaian hasil belajar dapat dikategorikan
menjadi beberapa kriteria, yaitu:
28
28
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2006, Cet.III, h. 107.
24 a Istimewamaksimal : apabila seluruh bahan pelajaran yang
diajarkan itu dapat dikuasai oleh siswa. b Baik sekalioptimal : apabila sebagian besar 76 s.d. 99
bahan pelajaran yang diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
c Baikminimal : apabila bahan pelajaran yang diajarkan
hanya 60 s.d. 75 saja dikuasai oleh siswa.
d Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang dari 60 dikuasai oleh siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah kemampuan yang dihasilkan dari proses perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotor
sehingga menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan yang mereka miliki. Sedangkan hasil belajar matematika adalah kemampuan
yang dihasilkan dari proses perubahan tingkah laku yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor sehingga menghasilkan
perubahan pengetahuan matematika serta ide dasar, aturan-aturan, dan prinsip-prinsip matematika dengan tujuan siswa dapat membuat
generalisasi terhadap matematika.
d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika