6
BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Konsep-Konsep Nilai dan Pendidikan Nilai
a. Pengertian nilai
Nilai didefinisikan dengan cara berbeda-beda oleh banyak ahli. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai adalah sifat-sifat hal-hal
yang penting atau berguna bagi kemanusiaan dan sesuatu yang menyempurnakan manusia dengan hakikatnya.
1
Berdasarkan pandangan psikologis, pada dasarnya pendidikan nilai merupakan upaya penguatan
keyakinan terhadap kebenaran, kebaikan, dan keindahan perilaku peserta didik. Menurut Gordon Allport dalam Mulyana nilai adalah keyakinan
yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya.
2
Dalam pendidikan tentu saja pilihan yang diharapkan adalah nilai- nilai yang sesuai dengan tuntunan yang ada, baik yang berlaku dalam
masyarakat maupun ajaran agama. Oleh karena itu dari sudut pandang sosiologis, pengertian nilai menurut Kupperman dalam Yudianto adalah
patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif.
3
Definisi nilai oleh Spranger dalam Sunaryo yaitu suatu tatanan yang dijadikan panduan oleh individu untuk menimbang dan memilih
alternatif keputusan dalam situasi sosial tertentu. Kepribadian manusia terbentuk dan berakar pada tatanan nilai-nilai dan kesejarahan. Selain
dalam konteks sosial sebagai nilai dalam kepribadian manusia, terdapat pula kekuatan individual yang dikenal sebagai “roh subjektif” subjective
spirit. Sementara itu, kekuatan nilai- nilai budaya merupakan “roh
objektif” objective spirit. Penerimaan nilai oleh manusia tidak dilakukan
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : PT Gramedia, 2008, hal 963 2 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, Bandung : CV Alfabeta, 2004, hal 11
3 Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam, Bandung : Mughni Sejahtera, 2005, hal 46
secara pasif melainkan secara aktif dan kreatif.
4
Nilai merupakan kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu dapat disukai, diinginkan, berguna, dan dihargai sehingga dapat menjadi
semacam objek bagi kepentingan tertentu. Nilai juga merupakan makna dalam hidup, yang memberikan dalam hidup ini titik tolak, isi dan tujuan.
5
Menurut Norton dan Hunt dalam Narwoko-Bagong, nilai adalah gagasan mengenai apakah suatu pengalaman itu berarti atau tidak berarti.
Nilai pada hakikatnya mengarahkan perilaku dan pertimbangan seseorang tetapi ia tidak menghakimi apakah suatu perilaku tertentu itu salah atau
benar.
6
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai adalah kepercayaan yang terdapat dalam diri seseorang yang
keberadaannya hanya dapat dilihat melalui pola tingkah laku manusia yang nantinya akan menentukan sikap manusia. Nilai pada umumnya
terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari baik disadari maupun tidak. b.
Pendidikan nilai Pendidikan nilai adalah penanaman dan pengembangan nilai-nilai
dalam diri seseorang.
7
Pendidikan nilai tidak harus merupakan satu program atau pelajaran khusus, seperti pelajaran menggambar atau Bahasa
Inggris, tetapi lebih merupakan suatu dimensi dari seluruh usaha pendidikan.
Menurut pemahaman J. Sudarminta, pendidikan moral sebagai bagian pendidikan nilai dalam konteks pendidikan di sekolah, merupakan
upaya untuk membantu subyek didik mengenal, menyadari pentingnya dan menghayati nilai-nilai moral yang seharusnya dijadikan panduan bagi
4 Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, Psikologi Remaja : Perkembangan Peserta Didik, Jakarta : PT Bumi Aksara, 2009, hal 76
5 Sjarkawi. Pembentukan Kepribadian Anak : Peran Moral, Intelektual, Emosional dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta : PT. Bumi Aksara, 2006, hal 29
6 Dwi Narwoko, Bagong Suyanto, Sosiologi : Teks Pengantar Dan Terapan, Jakarta : Prenada Media, hal 35
7 Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, Jakarta : PT. Grasindo, 1993, hal 3
sikap dan perilakunya sebagai manusia, baik secara perorangan maupun bersama-sama dalam
suatu masyarakat.”.
8
Oleh karena itu, dalam proses pendidikan nilai value clarification menjadi tanggung jawab pendidik
untuk : 1
Melihat implikasi nilai etis dalam setiap proses perubahan yang terjadi
2 Membantu untuk berkembangnya nilai-nilai dalam diri seseorang
3 Membantu agar anak didik dapat mengambil sikap dan keputusan,
dalam merencanakan kehidupan secara berarti
9
Pendidikan nilai tersebut menurut Enstein dalam Yudianto mencakup nilai-nilai value dalam kehidupan yaitu : nilai praktis, nilai
intelektual, nilai sosial politik ekonomi, nilai pendidikan dan nilai religius.
10
1 Nilai praktis
Nilai praktis merupakan nilai kemanfaatan dari suatu bahan ajar yang dikaitkan dengan segi-segi praktis bagi kehidupan manusia. Nilai
praktis sains adalah kandungan nilai yang berhubungan dengan aspek- aspek manfaat sains dalam kehidupan. Sains dapat berkembang pesat
karena memiliki nilai praktis, seperti sumber pangan, sandang, perumahan dan pengobatankesehatan.
2
Nilai intelektual Nilai intelektual suatu bahan ajar adalah mengajarkan kecerdasan
seseorang dalam menggunakan akalnya untuk memahami sesuatu dengan tidak mempercayai tahayul atau kebenaran mitos, tetapi agar
lebih kritis, analitis dan kreatif terhadap pemecahan suatu masalah yang lebih efektif dan efisien. Selain itu nilai intelektual berarti nilai
kecerdasan pada manusia untuk mengambil sikap dan perilaku yang
8 Tonny D. Widiastono, Pendidikan Manusia Indonesia, Jakarta : Penerbit Buku Kompas, 2004, hal 108
9 Kaswardi, Pendidikan Nilai Memasuki Tahun 2000, Jakarta : PT. Grasindo, 1993, hal 3 10Suroso Adi Yudianto, Manajemen Alam : Sumber Pendidikan Nilai ,Bandung : Mughni
Sejahtera, 2005, hal 47