Uji Validitas Alat Ukur Intensi Merokok

4. Setelah itu dilihat apakah ada item yang muatan faktornya negatif. Dalam hal ini, jika ada pernyataan negatif, maka ketika dilakukan skoring terhadap item, arah skoringnya dirubah menjadi positif. Jika setelah diubah arah skoringnya masih terdapat item bermuatan faktor negatif, maka item tersebut akan di drop. 5. Langkah selanjutnya yaitu melihat kesalahan pengukuran korelasi. Apabila ditemukan item dengan banyak kesalahan pengukuran yang berkorelasi dengan banyak item lain, maka hal ini berarti bahwa item tersebut selain mengukur satu hal, juga mengukur hal lain, sehingga item seperti ini pun dapat di dropdieliminasi karena bersifat multidimensi yang sangat kompleks. 6. Setelah dilakukan modifikasi terhadap model, maka dilakukan olah data untuk mendapatkan faktor skornya, olah data dapat menggunakan SPSS 17 dengan ketentuan tidak mengikutsertakan skor mentah dari item yang dieliminasi. Uji validitas tiap alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini akan dibahas pada subbab berikut ini:

3.5.2.1 Uji Validitas Alat Ukur Intensi Merokok

Dalam subbab ini, peneliti menguji apakah empat item yang ada bersifat unidimensional dalam mengukur intensi merokok. Dari hasil analisa CFA yang dilakukan, model satu faktor adalah tidak fit, dengan Chi-Square = 29,72, df = 2, P-value = 0,00000, RMSEA = 0,227. Namun, setelah dilakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibolehkandibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit seperti pada gambar di bawah ini. Gambar 3.1 Analisis Faktor Konfirmatorik dari Variabel Intensi Merokok Dari gambar 4.1 terlihat bahwa nilai Chi-Square = 0,20, df = 1, P-value = 0,65459, RMSEA = 0,000. Nilai Chi-Square menghasilkan P0,05 tidak signifikan. Dengan demikian, model dengan hanya satu faktor unidimensional dapat diterima, yang berarti bahwa seluruh item terbukti mengukur satu hal saja yaitu intensi merokok. Selanjutnya, kualitas item juga dapat dilihat dari signifikan atau tidaknya item tersebut menghasilkan informasi tentang apa yang hendak diukur. Dalam hal ini, yang diuji adalah uji hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada setiap item. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 4.1 di bawah ini. Tabel 3.18 Muatan Faktor Item Intensi Merokok No Koefisien Standar Error Nilai t Signifikan 1 0,99 0,04 22,68 V 2 0,95 0,05 21,18 V 3 0,98 0,04 22,19 V 4 0,97 0,04 21,93 V Keterangan: tanda V = signifikan t1,96 ; tanda X = tidak signifikan ITEM 1 0.02 ITEM 2 0.09 ITEM 3 0.04 ITEM 4 0.05 INTENSI 1.00 Chi-Square=0.20, df=1, P-value=0.65459, RMSEA=0.000 0.99 0.95 0.97 0.97 0.03 Dilihat dari tabel 4.9 muatan faktor item diatas, maka dapat dikatakan bahwa semua item adalah signifikan t1,96 pada level TS taraf signifikan = 0,05 dan semua koefisien muatan faktor bertanda positif. Hal ini berarti keseluruhan item dapat digunakan dalam mengestimiasi skor faktor untuk variabel intensi merokok. Hanya saja, pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa beberapa item tersebut sebenarnya bersifat multidimensi pada dirinya masing- masing. Adapun butir-butir soal yang kesalahan pengukurannya saling berkorelasi disajikan pada tabel di bawah ini. Tabel 3.19 Matriks Korelasi Kesalahan Pengukuran Pada Butir-Butir Item Intensi Merokok 1 2 3 4 1 1 2 1 3 1 4 V 1 Keterangan: tanda V menunjukkan item yang kesalahannya saling berkorelasi Tabel 4.10 diatas memperlihatkan kesalahan pengukuran pada item yang saling berkorelasi. Dari tabel tersebut dapat disimpulkan item yang paling buruk ditunjukkan pada item nomor 3 dan nomor 4 dikarenakan adanya korelasi, hal itu berarti bahwa item-item tersebut selain mengukur apa yang hendak diukur, ia juga mengukur hal lain. Sedangkan item yang baik dalam hal ini adalah item nomor 1 dan nomor 2, dimana item tersebut tidak berkorelasi sama sekali. Namun, mengingat semua item adalah signifikan t1,96 dan semua koefisien muatan faktor bertanda positif, serta sedikitnya korelasi pada item nomor 3 dan 4, maka keseluruhan item tidak di drop dan tetap diikutsertakan untuk mengestimasi skor faktor variabel intensi merokok. Dengan demikian, skor faktor inilah yang digunakan dalam rangka pengujian hipotesis penelitian.

3.5.2.2 Uji Validitas Alat Ukur Sikap 1. Uji Validitas Alat Ukur