Kerangka Berpikir KAJIAN TEORI

proses kognitif meningkatkan atau membatasi proses sosio-emosional, dan proses biologis mempengaruhi proses kognitif. Selain perubahan yang terjadi dalam diri remaja, terdapat pula perubahan dalam lingkungan seperti sikap orang tua, anggota keluarga lain, teman sebaya, maupun masyarakat pada umunya. Kondisi ini merupakan reaksi terhadap pertumbuhan remaja. Remaja dituntut untuk mampu menampilkan tingkah laku yang dianggap pantas atau sesuai bagi orang-orang seusianya, adanya perubahan baik di dalam maupun di luar dirinya itu membuat kebutuhan remaja semakin meningkat terutama kebutuhan sosial dan kebutuhan psikologisnya.

2.4 Kerangka Berpikir

Intensi merokok tidak datang dengan sendirinya, tetapi dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis yang terkadang tidak disadari. Dari banyak sekali faktor yang ada hanya beberapa saja yang diambil karena disesuaikan dengan kemampuan dan waktu yang dimiliki untuk meneliti judul ini. Intensi merokok ditentukan oleh tiga determinan, yaitu sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control. Masing-masing determinan tersebut memiliki beliefs yaitu: behavioral beliefs yang diasumsikan mempengaruhi sikap terhadap rokok, normative beliefs yang menyusun dasar determinan norma subjektif terhadap rokok, dan control beliefs yang menjadi dasar bagi persepsi dari kontrol perilaku. Belief-belief ini dapat didasarkan akan pengalaman masa lalu terhadap perilaku, namun biasanya dipengaruhi oleh informasi dari orang kedua tentang perilaku tersebut, melalui pengamatan dan pemberitahuan dari teman, atau melalui faktor lain yang meningkatkan atau mengurangi kesulitan persepsi dalam menampilkan perilaku yang dipertanyakan. Sikap seseorang terhadap larangan merokok didasarkan atas keyakinan yang menonjol atau salient beliefs dan outcome evaluations. Oleh karena itu, sikap terhadap larangan merokok dalam menampilkan intensi merokok berhubungan dengan beliefs dan evaluasi konsekuensi dalam mewujudkan sikap tersebut Fishbein Ajzen, 1975. Beliefs yang secara pasti memunculkan intensi berperilaku yaitu normatif, yakni keyakinan terhadap pemikiran referen atau rujukan dalam menampilkan atau tidak menampilkan perilaku merokok. Seseorang bisa atau tidak bisa termotivasi dengan pendapat dari referen tersebut dalam melakukan perilaku, hal ini biasa disebut sebagai norma subjektif Fishbein Ajzen, 1975. Sedangkan perceived behavioral control pemahaman kontrol perilaku menunjuk pada pemahaman akan kemudahan atau kesulitan dalam menampilkan perilaku merokok dan diasumsikan sebagai cerminan akan pengalaman masa lalu sebagai antisipasi tehadap hambatan dan rintangan, memiliki control belief dan power of control beliefs. Selain determinan-determinan tersebut, beberapa penelitian menunjukkan bahwa intensi merokok juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain, seperti pengaruh self-esteem, pengaruh kelekatan terhadap orang tua dan teman, dan pengaruh demografis usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status merokok. Dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi intensi merokok, maka disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut yang terbagi ke dalam kategori personal seperti sikap, sosial seperti usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, pendidikan dan informasi pengetahuan dan pengalaman masa lalu memiliki pengaruh dalam intensi merokok. Perbedaan faktor-faktor tersebut disebabkan karena setiap orang tumbuh dalam lingkungan sosial yang berbeda dapat memiliki informasi yang berbeda tentang isu-isu yang berbeda, informasi yang menyediakan dasar bagi kepercayaan mereka tentang konsekuensi sebuah perilaku, tentang pengharapan normatif, tentang pentingnya seseorang, tentang penghalang yang dapat mencegah mereka dalam mewujudkan perilaku. Setelah menjelaskan semua teori yang digunakan dalam penelitian ini, maka peneliti mengambil kesimpulan dengan menggabungkan teori planned behavior kemudian digabung dengan faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi intensi merokok, maka kerangka berpikir peneliti memperlihatkan bahwa sebenarnya struktur kerangka berpikir hampir sama dengan struktur teori planed behavior hanya ditambahkan beberapa faktor saja dari hasil penelitian mengenai perilaku merokok. Kerangka berpikir peneliti adalah sebagai berikut: Bagan 2.5. Kerangka Berpikir Sikap Behavioral belief Evaluation outcome Norma Subjektif Perceived Behavioral Control Kelekatan Dengan Ayah Kelekatan Dengan Ibu Kelekatan Dengan Teman Pengetahuan Self-esteem Usia Jenis Kelamin Tingkat Pendidikan Status Merokok pada Orang Tua Normative belief Motivation to comply Control belief Power of control belief Trust Communi -cation Alienation Trust Trust Communi -cation Communi -cation Alienation Alienation Intensi Merokok

2.5 Hipotesis Penelitian A.