Definisi perilaku merokok Definisi intensi merokok

normatif, atau kontrol kepercayaan, namun tidak ada hubungannya antara faktor- faktor yang melatarbelakangi dengan keyakinan atau beliefs. Faktor-faktor yang melatarbelakangi tersebut adalah sebagai sikap umum yang mempengaruhi intensi dan perilaku secara tidak langsung melalui dampaknya pada keyakinan terhadap perilaku, normatif atau kontrol perilaku dan dampaknya pada sikap, norma subjektif, dan perceived behavioral control.

2.1.2 Intensi Merokok

Sebelum membahasa mengenai pengertian intensi merokok, penulis ingin menjelaskan terlebih dahulu mengenai pengertian rokok.

2.1.2.1 Definisi perilaku merokok

McKim 2007 mengatakan bahwa daun tembakau merupakan golongan dari tumbuhan nicotiania yang memiliki dua sub golongan yaitu rustica dan tabacum. Namun sumber utama tembakau berasal dari nicotiana tabacum. Gurung 2006 mendefiniskan rokok sebagai daun kering tembakau yang dibungkus kertas kecil berbentuk silinder dan dibakar serta dihirup ke paru- paru. Menurutnya, penggunaan rokok dilakukan dengan cara membakar pada salah satu ujung yang biasa disebut sumbu rokok, dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup melalui mulut pada ujung lain, atau biasa disebut ujung penghisap. Menurut Kaplan, Sadock Grebb 1997, tembakau yang dihisap dalam bentuk rokok, cerutu dan pipa merupakan bentuk nikotin yang paling umum dijumpai. Nikotin adalah obat yang bersifat adiktif, yaitu suatu bahan atau zat yang apabila digunakan dapat menimbulkan kecanduan dan ketergantungan. Sarafino 1990 mengemukakan pengertian perilaku merokok, “the people living here would set fire to leaves – rolled up or in pipes – and draw in the smoke through their mouths..the leaves these people used were tobacco.” Individu dapat membakar dedaunan yang dilinting atau diletakkan pada pipa kecil dan menghisapnya melalui mulut mereka, dedaunan yang digunakan yaitu tembakau. Perilaku tersebut dikatakan sebagai perilaku merokok. Dari penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah kegiatan membakar dan menghisap rokok melalui mulut yang dihirup melalui saluran pernapasan dan dilakukan secara berulang-ulang.

2.1.2.2 Definisi intensi merokok

Menurut Sarafino 1990, perilaku merokok merupakan kegiatan membakar, menghisap dan memegang rokok yang dilakukan secara berulang-ulang. Sedangkan intensi menunjukkan seberapa kuat seseorang bersedia mencoba, seberapa jauh ia merencanakan untuk melakukannya Fishbein Ajzen, 1975. Berdasarkan dua definisi diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa intensi merokok adalah niat seseorang untuk membakar, menghisap, memegang rokok secara berulang-ulang yang didasarkan atas faktor-faktor motivasional sikap, norma sosial, kontol diri, dan keyakinan untuk menampilkan perilaku. Dengan kata lain intensi merokok merupakan niat seseorang dalam memunculkan atau tidak memunculkan perilaku merokok.

2.1.2.3 Pengukuran intensi merokok