Definisi self-esteem Aspek-aspek self-esteem

2.2.4.4. Pengukuran attachment

Instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat kedekatan attachment hubungan sosial diadaptasi dari Inventory of Parent and Peer Attachment IPPA yang disusun oleh Armsden Greenberg 1987. IPPA dipilih karena instrumen ini disusun berdasarkan teori kedekatan yang sejajar dengan tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh keluarga dalam menentukan intensi merokok.

2.2.5. Self-esteem

2.2.5.1. Definisi self-esteem

Self-esteem merupakan suatu kebutuhan mendasar bagi remaja karena berfungsi sebagai kontributor utama dalam proses kehidupan bagi tercapainya pengembangan hidup yang sehat dan mengandung nilai-nilai kelangsungan hidup. Chaplin 2006 menyamakan istilah self-esteem dengan self evaluation, yaitu suatu penilaian atau pertimbangan yang dibuat seseorang mengenai diri sendiri. Menurut James 1980, dalam Baron Bryne, 2003, self-esteem adalah evaluasi terhadap diri sendiri dalam rentang dimensi positif dan negatif. Menurut Minchinton 1995, self-esteem adalah harga yang ditempatkan individu pada dirinya berdasarkan pada setuju atau tidak setuju dari diri dan perilaku diri sendiri. Rosenberg dalam Brown, Dutton Cook, 2001 mendefiniskan self- esteem sebagai suatu sikap positif atau negatif terhadap suatu objek khusus, yaitu diri. Santrock 2003 mendefinisikan self-esteem sebagai dimensi penilaian evaluatif global dari kepribadian atau suatu penilaian atau pencitraan diri yang mengacu pada suatu bidang keterampilan yang berbeda dan penilaian diri secara umum. Dari beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa self-esteem adalah evaluasi perasaan dan penilaian individu terhadap dirinya, kehidupannya dan kaitannya dengan orang lain yang memiliki peran penting dan pengaruh besar terhadap sikap dan perilaku individu.

2.2.5.2. Aspek-aspek self-esteem

Menurut Brown, Dutton Cook 2001, aspek-aspek self-esteem yaitu: a. Global self-esteem, merupakan variabel keseluruhan dalam diri individu secara keseluruhan dan relatif menetap dalam berbagai waktu dan situasi. b. Self-evaluation, merupakan bagaimana cara seseorang dalam mengevaluasi variabel dan atribusi yang terdapat pada diri mereka. Misalnya ada seseorang yang kurang yakin kemampuannya di sekolah, maka bisa dikatakan bahwa ia memiliki self-esteem yang rendah dalam bidang akademis, sedangkan seseorang yang berpikir bahwa dia terkenal dan cukup disukai oleh orang lain, maka bisa dikatakan memiliki self-esteem sosial yang tinggi. c. Feeling of self-worth, merupakan keadaan emosi yang muncul sebagai hasil dari konsekuensi positif dan negatif. Hal ini terlihat ketika seseorang menyatakan bahwa pengalaman yang terjadi pada dirinya meningkatkan self- esteem atau menurunkan self-esteem.

2.2.5.3. Pengukuran self-esteem