Tahapan-tahapan Perencanaan Pajak Strategi Perencanaan Pajak

61 38 diketahui, maka wajib pajak akan memilih posisi konservativ dengan tidak melanggar aturan.

4. Tahapan-tahapan Perencanaan Pajak

a. Analisis data base informasi yang ada. b. Membuat satu model atau lebih rencana besarnya pajak. c. Evaluasi atas perencanaan pajak. d. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak. e. Memutakhirkan rencana pajak.

5. Strategi Perencanaan Pajak

Menurut Nyoman Santosa Hardika 2007:108 strategi perencanaan pajak yang dilakukan oleh perusahaan haruslah bersifat legal untuk menghindari pengenaan sanksi-sanksi pajak dikemudian hari. Penghematan pajak akan selalu menganut sistem “the least and least” yakni membayar dalam jumlah seminimal mungkin dan pada saat terakhir menurut ketentuan perundang-undangan. Untuk menghemat beban pajak dapat dilakukan dengan prinsip-prinsip antara lain sebagai berikut: a. Mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari keuntungan mengenai pengecualian dan pemotongan atau pengurangan yang diperkenankan atas penghasilan kena pajak oleh undang-undang. Dalam peraturan dan undang-undang perpajakan banyak terdapat pengecualian dan pengurangan yang diperkenankan. Misalnya menjelang akhir tahun diketahui bahwa jumlah pajak yang akan terutang cukup besar, maka untuk mengurangi jumlah tersebut, 62 39 perusahaan dapat menguranginya dengan menambah penghasilan kena pajak. Termasuk dalam hal ini adalah biaya riset dan pengembangan, biaya pendidikan dan latihan pegawai, biaya perbaikan kantor, biaya pemasaran. Maksud pengeluaran ini adalah dari pada menggunakan uang tersebut untuk membayar pajak yang lebih besar, lebih baik uang tadi digunakan untuk kepentingan perusahaan. b. Memberikan tunjangan kepada karyawan dalam bentuk uang atau natura dan kenikmatan sepanjang pemberian tunjangan dan kenikmatan tersebut diperhitungkan sebagai penghasilan yang dikenakan pajak bagi pegawai yang menirimanya. Cara ini juga meruakan salah satu pilihan untuk menghindari pengenaan lapisan tarif maksimum. c. Pemilihan metode penyusutan yang diperkenankan oleh peratuaran pajak. Jika perusahaan memprediksi laba yang cukup besar maka dapat dipergunakan metode penyusutan saldo menurun sehingga biaya penyusutan dapat mengurangi laba kena pajak. Sebaliknya jika diperkirakan pada awal-awal tahun investasi belum memberikan keuntungan atau timbul kerugian maka pilihannya adalah menggunakan metode penyusutan garis lurus supaya biaya penyusutan dapat ditunda untuk beberapa tahun kedepan. 63 40 d. Mengoptimalkan kredit pajak yang diperkenankan. Untuk itu wajib pajak harus jeli mendapatkan informasi mengenai pembayaran pajak yang dapat dikreditkan. e. Menghindari pemeriksaan pajak. Pemerikasaan pajak oleh Direktorat Jenderal Pajak dilakukan terhadap wajib pajak yang SPT-nya lebih bayar, SPT-nya rugi, tidak memasukkan SPT atau terlambat memasukkan SPT, terdapat informasi pelanggaran, dan memenuhi criteria tertentu yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak. f. Menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan yang berlaku. Untuk menghindari pelanggaran terhadap peraturan perpajakan dapat dilakukan dengan cara menguasai peraturan perpajakan yang berlaku. Dari segi Pajak Penghasilan Badan PPh Badan, terdapat strategi yang dapat digunakan untuk menghematmengefisiensikan beban PPh Badan. Diantaranya adalah. a. Pemilihan alternatif dasar pembukuan, dari sisi ini penggunaan dasar akrual accrual basis akan lebih menguntungkan dari sisi efisiensi pajak. b. Pengelolaan transaksi yang berhubungan dengan pemberian kesejahteraan karyawan. Untuk perusahaan yang memperoleh penghasilan di atas Rp. 100 juta dan pengenaan PPh Badannya tidak final, maka diupayakan pemberian natura dan kenikmatan yang seminimal mungkin, karena pengeluaran ini tidak dapat dibebankan 64 41 sebagai biaya. Untuk perusahaan yang pengenaan PPh Badannya secara final, maka sebaiknya memberikan kenikmatan dan natura kepada karyawan yang sebesar-besarnya, karena pemberian kenikmatan ini tidak akan mempengaruhi pengenaan PPh Badan.

6. Perencanaan Pajak PPh Pasal 21

Dokumen yang terkait

Sistem Pelaksanaan Perhitungan Pph Pasal 21 Pada Ppks ( Pusat Penelitian Kelapa Sawit ) Unit Usaha Marihat Pematang Siantar

23 299 56

Internal Control STP Terhadap Penerimaan PPh Pasal 21 Di Kantor Pelayanan Pajak Pratamamedan Petisah

1 40 76

Aplikasi untuk menghitung Pajak Penghasilan (PPh.21) dengan Metode Gross-up

1 28 29

ANALISIS PENERAPAN METODE GROSS-UP DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA Analisis Penerapan Metode Gross-Up Dalam Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Karyawan Tetap Kantor PDAM Kabupaten Kebumen.

0 3 15

ANALISIS PENERAPAN METODE GROSS-UP DALAM PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN (PPh) PASAL 21 PADA Analisis Penerapan Metode Gross-Up Dalam Penghitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Pada Karyawan Tetap Kantor PDAM Kabupaten Kebumen.

0 3 15

Analisis Metode Net, Gross dan Gross Up Sebagai Strategi Perencanaan Pajak dalam Perhitungan PPh Pasal 21.

0 19 21

Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan Metode Net, Gross dan Gross Up terhadap Keuntungan Perusahaan: Studi Kasus CV. Anugerah Jaya Abadi, Jakarta.

0 3 17

Analisis Penggunaan Metode Gross Up dalam Perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan Dampaknya pada Pajak Penghasilan Badan PT. Saeti Concretindo Wahana - Ubharajaya Repository

0 0 15

ANALISIS PERBANDINGAN METODE NET, GROSS DAN GROSS UP DALAM MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN PPH 21 DALAM RANGKA PERENCANAAN PAJAK PADA PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SUB PALEMBANG -

0 3 94

PENERAPAN METODE GROSS UP DALAM PERHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KARYAWAN TETAP SEBAGAI UPAYA MEMINIMALKAN BEBAN PAJAK PT. SUNAN RUBBER PALEMBANG -

0 0 118