Kepala sekolah sebagai innovator

36 6. Setiap akhir pelajaran menyelenggarakan penilaian bersama terhadap program sekolah. 71 Selanjutnya sebagai implikasi tugas supervisor tersebut beberapa hal yang perlu dilakukan kepala sekolah sebagai pemimpin adalah: 1. Mengetahui keadaankondisi guru dalam latar belakang kehidupan lingkungan dan sosial ekonominya, hal ini penting untuk tindakan kepemimpinannya. 2. Merangsang semangat kerja guru dengan berbagai cara. 3. Mengusahakan tersedianya fasilitas yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan guru. 4. Meningkatkan partisipasi guru dalam kehidupan sekolah. 5. Membina rasa kekeluargaan di lingkungan sekolah antar kepala sekolah, guru, pegawai. 6. Mempercepat hubungan sekolah dengan masyarakat, khususnya BP3 dan orang tua murid. 72 Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa peran kepala sekolah sebagai supervisor terhadap pengembangan kompetensi guru yaitu melaksanakan kegiatan supervisi secara berkala untuk mengetahui kelemahan dan keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, serta tingkat kompetensi guru yang bersangkutan. Selanjutnya diupayakan solusi, pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam pembelajaran.

6. Kepala sekolah sebagai innovator

Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah, dan mengembangkan model-model pembelajaran yang inovatif. ”Kepala sekolah sebagai innovator akan tercermin dari cara-cara ia melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif, rasional dan objektif, 71 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah…, h. 187-188 72 B. Suryosubroto, Manajemen Pendidikan Di Sekolah…, h. 188 37 pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabel dan fleksibel”. 73 Berikut ini penjelasan dari masing-masing cara kerja tersebut. Konstruktif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mendorong dan membina setiap tenaga kependidikan agar dapat berkembang secara optimal dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan kepada masing-masing tenaga kependidikan. Kreatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mencari gagasan dan cara-cara baru dalam melaksanakan tugasnya. Delegatif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berupaya mendelegasikan tugas kepada tenaga kependidikan sesuai dengan deskripsi tugas, jabatan serta kemampuan masing-masing. Integratif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha mengintegrasikan semua kegiatan sehingga dapat menghasilkan sinergi untuk mencapai tujuan sekolah secara efektif, efisien dan produktif. Rasional dan objektif, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha bertindak berdasarkan pertimbangan rasio dan objektif. Pragmatis, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha menetapkan kegiatan atau target berdasarkan kondisi dan kemampuan nyata yang dimiliki oleh setiap tenaga kependidikan, serta kemampuan yang dimiliki sekolah. Keteladanan, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus berusaha memberikan teladan dan contoh yang baik. 73 E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional..., h. 118 38 Adaptabel dan fleksibel, dimaksudkan bahwa dalam meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah, kepala sekolah harus mampu beradaptasi dan fleksibel dalam menghadapi situasi baru, serta berusaha menciptakan situasi kerja yang menyenangkan dan memudahkan para tenaga kependidikan untuk beradaptasi dalam melaksanakan tugasnya.

7. Kepala sekolah sebagai motivator