7
BAB II KAJIAN TEORI
A. Kompetensi Profesional Guru
1. Pengertian Kompetensi Profesional Guru
Pembahasan mengenai kompetensi profesional guru, terlebih dahulu penulis awali dengan mengangkat beberapa literatur tentang arti dari profesi, profesional,
dan profesionalisme guna memahami kedudukan guru sebagai jabatan profesional.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Profesi berarti ”bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian keterampilan, kejuruan dan sebagainya tertentu.
Kata profesional berarti bersangkutan dengan profesi, memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya. Profesionalisme berarti mutu, kualitas, dan tindak
tanduk yang merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional.”
4
Menurut Peter Salim yang dikutip oleh Muhamad Nurdin, “profesi merupakan suatu bidang pekerjaan yang berdasarkan pada pendidikan keahlian tertentu.”
5
Pada sumber yang sama Sikun Pribadi mengemukakan bahwa “profesi pada hakikatnya merupakan suatu pernyataan bahwa seseorang akan mengabdikan
4
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1995, Edisi II, Cet. Ke-4, h. 789
5
Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional, Yogyakarta: Prismaso PHIE, 2004, Cet. ke-1, h. 119-120
7
8
dirinya kepada suatu jabatan atau pekerjaan, karena orang tersebut merasa terpanggil untuk menjabat pekerjaan itu.”
6
Menurut Ornstein dan Levine yang dikutip oleh Soetjipto dan Raflis Kosasi, profesi adalah jabatan yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini:
1 Melayani masyarakat, merupakan karier yang akan dilaksanakan sepanjang
hayat tidak berganti-ganti pekerjaan 2
Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar jangkauan khalayak ramai tidak semua orang dapat melakukannya
3 Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek
4 Mempunyai organisasi yang diatur oleh anggota profesi sendiri
5 Mempunyai kode etik untuk menjelaskan hal-hal yang meragukan atau
menyangsikan yang berhubungan dengan layanan yang diberikan 6
Mempunyai kadar kepercayaan yang tinggi dari publik dan kepercayaan diri setiap anggotanya
7 Mempunyai status sosial dan ekonomi yang tinggi bila dibandingkan dengan
jabatan yang lainnya.
7
H. Syaiful Sagala mengatakan bahwa pada prinsipnya profesi adalah suatu lapangan pekerjaan yang dalam melakukan tugasnya memerlukan teknik dan
prosedur ilmiah, memiliki dedikasi yang tinggi dalam menyikapi pekerjaan serta berorientasi pada pelayanan yang baik. Artinya bahwa dalam konteks ini profesi
guru dapat dikategorikan suatu pekerjaan ideal memberikan pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang membutuhkannya dan memberi tauladan
yang baik.
8
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus dari para pelakunya dalam
menjalankan tugas keprofesiannya. Kata profesional menurut Nana Sudjana yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman,
“profesional berasal dari kata sifat yang berarti pencaharian dan sebagai kata
6
Muhamad Nurdin, Kiat Menjadi Guru Profesional…, h. 120
7
Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, Cet. ke-2, h. 15-16
8
H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2006, Cet. ke-3, h. 190-191
9
benda yang berarti orang yang mempunyai keahlian, seperti guru, dokter, hakim dan sebagainya. Dengan kata lain pekerjaan yang bersifat profesional
adalah“pekerjaan yang hanya dapat dikerjakan oleh mereka yang khusus dipersiapkan untuk itu dan bukan pekerjaan yang dilakukan oleh mereka yang
karena tidak dapat memperoleh pekerjaan lain.”
9
Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen yang dikutip oleh H. Martinis Yamin, istilah profesional berarti “pekerjaan atau kegiatan yang
dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu
atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.”
10
Menurut Sudarwan Danim kata profesional merujuk pada dua hal. Pertama, orang yang menyandang suatu profesi, seperti “Ali adalah seorang profesional.”
Kedua, kinerja atau performance seseorang dalam melakukan pekerjaan yang sesuai dengan profesinya.
11
Sedangkan istilah profesionalisme menurut Freidson yang dikutip oleh H. Syaiful Sagala menjelaskan bahwa profesionalisme adalah “sebagai komitmen
untuk ide-ide profesional dan karir. Secara operatif profesionalisme memiliki aturan dan komitmen untuk memberi definisi jabatan keilmuwan teknik dan
jabatan yang akan diberikan pada pelayanan masyarakat agar secara khusus pandangan-pandangan jabatan dikoreksi secara keilmuwan dan etika sebagai
pengukuhan terhadap profesionalisme. Profesionalisme tidak dapat dilakukan atas dasar perasaan, kemauan, pendapat, atau semacamnya tetapi benar-benar dilandasi
oleh pengetahuan secara akademik.”
12
Pada sumber yang sama Paure mengatakan bahwa “profesionalisme harus mereduksi lama pendidikan untuk memberikan
kualifikasi bagus tanpa mengurangi standar dengan metodologi pengajaran yang tepat, percepatan proses belajar, menyeleksi ilmu yang diberikan,
9
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 14
10
H. Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006, Cet. ke-1, h. 192
11
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan, Bandung: Pustaka Setia, 2002, Cet. ke-1, h. 22-23
12
H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan kontemporer…, h. 199
10
mengkombinasikan studi dengan pekerjaan secara langsung dalam fase-fase yang terintegrated.”
13
Menurut Sudarwan Danim, “profesionalisme berasal dari kata bahasa Inggris professionalism yang secara leksikal berarti sifat profesional. Atau dengan kata
lain, profesionalisme dapat diartikan sebagai komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan kemampuan profesionalnya dan terus menerus
mengembangkan strategi-strategi yang digunakannya dalam melakukan pekerjaan sesuai dengan profesinya itu.”
14
Dalam kaitannya dengan profesi guru menurut Agus F. Tamyong yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman mengemukakan bahwa guru profesional adalah “orang
yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan
maksimal.” Atau dengan kata lain, guru profesional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya dibidangnya.
15
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa guru secara profesional adalah orang yang telah dipersiapkan untuk menjalankan tugas dan
fungsinya sebagai pendidik dengan bekal kemampuan dan keterampilan khusus di bidang keguruan.
Mengajar sebagai profesi menjadikan tugas guru secara langsung menyentuh manusia menyangkut kepentingan dan kebutuhannya untuk tumbuh dan
berkembang ke arah kedewasaan dan kemandirian melalui proses pembelajaran. Sebagai agen pembaharuan, guru berfungsi penting di tengah masyarakat
umumnya, dan khususnya dalam proses belajar mengajar. Guru memiliki dua fungsi istimewa yang sekaligus membedakannya dari pegawai atau pekerja
lainnya dalam masyarakat, yakni mengadakan suatu jembatan antara sekolah dengan dunia luar, serta mengadakan hubungan antara dunia muda dengan dunia
dewasa dalam konteks pembelajaran.
13
H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer…, h. 199
14
Sudarwan Danim, Inovasi Pendidikan dalam Upaya Peningkatan Profesionalisme Tenaga Kependidikan…, h. 23
15
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 15
11
Sejalan dengan hal tersebut, jabatan guru sebagai suatu profesi dituntut agar memiliki kompetensi-kompetensi tertentu yang sesuai dengan profesi keguruan.
Kompetensi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia berarti “kewenangan kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan sesuatu hal.”
16
Menurut Charles E. Johnson yang dikutip oleh Moh. Uzer Usman mengungkapkan “competency as
a rational ferformance wich satisfactorily meets the objective for a desired condition.”
17
Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Menurut W. Robert Houston yang dikutip oleh Roestiyah N.K. mengungkapkan “competence”ordinarily is defined as”adequacy for a task”or
as”possession of require knowledge, skill and abilities.”
18
Kompetensi adalah suatu tugas yang memadai, atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang. Dalam UU RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, “kompetensi
adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas
keprofesionalan.”
19
Menurut E. Mulyasa kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara
kaffah membentuk kompetensi standar profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang yang
mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme.
20
Menurut Cogan yang dikutip oleh H. Syaiful Sagala kompetensi guru harus mempunyai: 1 kemampuan untuk memandang dan mendekati masalah-masalah
pendidikan dari perspektif masyarakat global; 2 kemampuan untuk bekerjasama dengan orang lain secara koperatif dan bertanggung jawab sesuai dengan peranan
16
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia..., h. 516
17
Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional…, h. 14
18
Roestiyah N.K. dkk, Masalah-Masalah Ilmu Keguruan, Jakarta: Bina Aksara, 1989, Cet. ke-3, h. 4
19
H. Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru ImplementasiKurikulum Berbasis kompetensi…, h. 192
20
E. Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007, Cet. Ke-1, h. 26
12
dan tugas dalam masyarakat; 3 kapasitas kemampuan berpikir secara kritis dan sistematis; dan 4 keinginan untuk selalu meningkatkan kemampuan intelektual
sesuai dengan tuntutan jaman yang selalu berubah sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
21
Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional pemerintah telah merumuskan empat jenis kompetensi guru sebagaimana tercantum dalam Penjelasan Peraturan
Pemerintah No. 14 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, yaitu: 1.
Kompetensi pedagogik yaitu merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: a pemahaman wawasan atau landasan
kependidikan; b pemahaman terhadap peserta didik; c pengembangan kurikulumsilabus; d perancangan pembelajaran; e pelaksanaan
pembelajaran yang mendidik dan dialogis; f evaluasi hasil belajar; dan g pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. 2.
Kompetensi kepribadian yaitu merupakan kemampuan kepribadian yang: a mantap; b stabil; c dewasa; d arif dan bijaksana; e berwibawa; f
berakhlak mulia; g menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; h mengevaluasi kinerja sendiri; dan i mengembangkan diri secara
berkelanjutan. 3.
Kompetensi sosial yaitu merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: a berkomunikasi lisan dan tulisan; b menggunakan
teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; c bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,
orangtuawali peserta didik; dan d bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar.
4. Kompetensi profesional merupakan kemampuan penguasaan materi
pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: a konsep, struktur, dan metoda keilmuanteknologiseni yang menaungikoheren dengan materi
ajar; b materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; c hubungan konsep
21
H. Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan kontemporer…, h. 209
13
antar mata pelajaran terkait; d penerapan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan e kompetisi secara profesional dalam konteks
global dengan tetap melestarikan nilai dan budaya nasional.
22
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kompetensi profesional guru adalah kemampuan penguasaan pengetahuan secara luas dan
mendalam meliputi; konsep, struktur, dan metode keilmuanteknologi sesuai bidang keahlian yang menjadi tanggung jawabnya sehingga memungkinkan
membimbing peserta didik dalam mencapai hasil belajar yang optimal.
2. Kriteria Profesional Guru