Validitas Keabsahan METODOLOGI PENELITIAN

dokumen. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui kebenaran dan keserasian antara hasil data yang di dapat dari ketiga teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini.

J. Validitas Keabsahan

Validasi atau validitas adalah sebuah cara untuk mengetahui tingkat ketepatan alat ukur yang digunakan dalam sebuah penelitian. Jadi jika yang di dapat dalam sebuah penelitian adalah kebaikan, maka yang dijelaskan oleh peneliti juga haruslah kebaikan. Menurut Emzir dalam bukunya Metodologi Penelitian Kualitatif mengemukakan bahwa “validitas merujuk pada masalah kualitas data dan ketepatan metode yang digunakan untuk melaksanakan proyek penelitian”. 10 Sedangkan menurut Sugiyono dalam bukunya Metode Penelitian Administrasi mengemukakan bahwa “hasil penelitian yang valid bila, terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti”. 11 Sedangkan menurut Sugiyono dalam buku Metode Penelitian Masyarakat yang ditulis oleh Manasse Malo dan Sri Trisnoningtias menjelaskan bahwa “suatu pengukuran dari suatu konsep tertentu yang dianggap sebagai ukuran yang valid jika ia berhasil mengukur konsep tersebut”. 12 Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa validasi merupakan sebuah cara yang dilakukan untuk mengukur ketepatan data yang didapat dalam penelitian dengan data yang sesungguhnya ada pada objek penelitian. Atau dengan kata lain data tersebut dapat dikatakan valid apabila data tersebut sesuai dengan data yang sesungguhnya ada pada objek penelitian. 10 Emzir, Metodologi Penelitian Kualitatif: ANALISIS DATA, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010, Cet. 1, h. 78. 11 Sugiyono, Metode Penelitian Administrasi, Bandung: CV ALFABETA, 1998, h. 96. 12 Manasse Malo dan Sri Trisnoningtias, Metode Penelitian Masyarakat, tt.p. t.p., tt, h. 73. Menurut Licoln dan Guba dalam Trochim 2008 sebagaimana dikutip oleh Emzir mengusulkan empat kriteria untuk menilai kualitas penelitian kualitatif. 13 1. Kredibilitas Credibility Kriteria kredibilitas melibatkan penetapan hasil penelitian kualitatif adalah kredibel atau dapat dipercaya dari perspektif partisipan dalam penelitian tersebut. Karena dari perspektif ini tujuan penelitian kualitatif adalah untuk mendeskripsikan atau memahami fenomena yang menarik perhatian dari sudut pandang partisipan. 14 2. Transferabilitas Transferability Kriteria transferabilitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian kualitatif dapat digeneralisasikan atau ditransfer kepada konteks atau seting yang lain. 15 3. Dependabilitas Dependability Menekankan perlunya peneliti memperhitungkan konteks yang berubah- ubah dalam penelitian yang dilakukan. Penelitian bertaanggung jawab menjelaskan perubahan-perubahan yang terjadi dalaam seting dan bagaimana perubahan-perubahan tersebut dapat memengaruhi caraa pendekatan penelitian dalam studi tersebut. 16 4. Konfirmabilitas Confirmability Kriteria Konfirmabilitas atau objektivitas merujuk pada tingkat kemampuan hasil penelitian dapat dikonfirmasikan oleh orang lain. 17 13 Emzir, Op. Cit. h. 79. 14 Ibid. 15 Ibid., h. 80. 16 Ibid. 17 Ibid., h. 81. 55

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah SMK AL-Hasra Bojongsari Depok

Sekolah Menegah Kejuruan SMK Al-Hasra berdiri pada tahun 1999 dengan dua pilihan program yang ditawarkan yaitu Program Penjualan dan Administrasi Perkantoran yang bertujuan mempersiapkan siswa yang kompeten untuk bekerja sesuai dengan bidang yang diajarkan. Disusul dengan penambahan program diklat Perbankan Syariah pada tahun 2005 yang untuk pertama kalinya diadakan di kota Depok dan program diklat Teknik Komputer dan Jaringan pada tahun 2010. Berikut adalah Periode kepemimpinan kepala Sekolah SMK Al-Hasra : 1. Yuhaeni, S.Pd, Kepala SMK 1999 – 2005 2. Endang Triastuti, SE, Kepala SMK 2005 – 2007 3. Drs. Cik Hakim, Kepala SMK 2007 – 2010 4. Dra. Helmidar, Kepala SMK 2010 – 2011 5. Abdul Hamid, S.Ag, Kepala SMK 2011 – 2014 Disadari betul bahwa lembaga pendidikan sekolah Al-Hasra harus mampu berada di garda paling depan perkembangan dunia pendidikan Indonesia, dan itu hanya mungkin jika diikuti dengan kemampuan untuk mengantisipasi setiap perkembangan sains dan teknologi yang di dasari oleh nilai-nilai spiritual Islam yang kuat. Kesadaran itu kemudian dijabarkan melalui kerangka kerja yang terencana dan terprogram, baik menyangkut pembinaan tenaga edukatif, peningkatan proses belajar mengajar maupun penciptaan suasana yang kondusif bagi terselenggaranya proses pendidikan dengan lancar dan tertib. Upaya kearah itu, yang telah dilakukan antara lain: