4. Peran Bimbingan dan Konseling
a. Pengertian Bimbingan Konseling
Dalam sebuah manajemen konflik yang terjadi di sekolah tentu peran dari bimbingan konseling juga dibutuhkan dalam membantu
mengatasi terjadinya konflik di sekolah. Dijelaskan dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling
yang ditulis oleh Prayitno dan Erman Amti yang menjelaskan bahwa Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang
dilakukan oleh
seorang ahli
kepada individu
dengan menggunakan berbagi prosedur, cara dan bahan agar individu
tersebut mampu mandiri dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. Sedangkan konseling merupakan proses
pemberian bantuan yang didasarkan pada prosedur wawancara konseling oleh seorang ahli disebut Konselor pada individu
disebut klien yang bermuara pada teratasinya masalah-masalah yang di hadapi klien.
29
Dijelaskan pula dalam buku Bimbingan Konseling yang ditulis oleh Amin Budiamin dan Setiawati yang menyatakan bahwa
bimbingan dan konseling adalah upaya pemberian bantuan yang dirancang dengan memfokuskan pada kebutuhan, kekuatan minat,
dan isu-isu yang berkaitan dengan tahapan perkembangan anak dan merupakan bagian penting dan integral dari keseluruhan program
pendidikan.
30
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa bimbingan dan konseling merupakan pemberian bantuan yang dilakukan oleh
seorang konselor kepada klien yang berfokus pada penyelesaian masalah yang sedang dihadapi oleh klien serta hal yang berkaitan
dengan keseluruhan program pendidikan.
29
Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2004, Cet. 2, h. 130.
30
Amin Budiamin dan Setiawati, Bimbingan Konseling¸ Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia, 2009, Cet. 1, h. 5.
b. Tujuan Bimbingan dan Konseling Tujuan pelayanan bimbingan dan konseling ialah agar murid
dapat: 1 Merencanakan kegiatan penyelesaian studi, perkembangan
karir serta kehidupannya di masa yang akan datang. 2 Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang
dimilikinya seoptimal mungkin. 3 Menyesuaikan
diri dengan
lingkungan pendidikan,
lingkungan masyarakat serta lingkungan kerjanya. 4 Mengatasi hambatan dan kesulitan yang dihadapi dalam
studi, penyesuaian
dengan lingkungan
pendidikan, masyarakat, maupun lingkungan kerja.
31
Dari setiap butir-butir tujuan bimbingan dan konseling yang telah dipaparkan tersebut, terlihat jelas bahwa tujuan dari bimbingan
dan konseling ialah untuk membantu individu mengembangkan diri secara maksimal dan menjadi bekal yang bermanfaat yang dapat
berguna dalam kehidupannya kelak.
c. Fungsi Bimbingan dan Konseling
Di dalam buku Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling dijelaskan bahwa fungsi dari bimbingan dan konseling dapat
dikelompokan menjadi empat fungsi pokok, yaitu: 1
Fungsi Pemahaman Pemahaman yang sangat perlu dihasilkan oleh pelayanan
bimbingan dan konseling adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien sendiri dan oleh pihak-pihak
yang akan membantu klien, serta pemahaman tentang lingkungan klien oleh klien.
32
2 Fungsi Pencegahan
Ada suatu slogan yang berkembang dalam bidang kesehatan, yakni “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Slogan ini
relevan dengan bimbingan dan konseling yang mendambakan
31
Ibid., h. 9.
32
Prayitno dan Erman Amti, Op. Cit. h. 197.
sebaikna individu tidak mengalami suatu masalah. Menurut Horner McElhaney sebagaimana dikutip oleh Prayitno dan
Erman Amti yang menyatakan bahwa bagi konselor profesional upaya pencegahan tidak sekadar merupakan ide
yang bagus, tetapi adalah suatu keharusan yang bersifat etis. Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi pencegahan bagi
konselor merupakan bagian dari tugas kewajibannya yang amat penting.
33
3 Fungsi Pengentasan
Orang yang mengalami masalah itu dianggap berada dalam suatu keadaan yang tidak mengenakkan sehingga ia perlu
diangkat atau dikeluarkan dari bendanya yang tidak mengenakkan. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi
permasalahan itu adalah upaya pengentasan melalui pelayanan bimbingan dan konseling.
34
4 Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan
Apabila berbicara
tentang “pemeliharaan”,
maka pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar mempertahankan
agar hal-hal yang dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaan semula, melainkan juga mengusahakan
agar hal-hal tersebut bertambah baik, kalau dapat lebih indah, lebih menyenangkan, memiliki nilai tambah daripada waktu-
waktu sebelumnya. Pemeliharaan yang demikian itu adalah pemeliharaan
yang membangun,
pemeliharaan yang
memperkembangkan.
35
B. Konflik