Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik konstruktif adalah konflik yang prosesnya lebih ke dalam
mencari inti dari konflik dan memiliki nilai positif bagi perkembangan organisasi, serta konflik konstruktif di anggap
sebagai kejutan baru dalam konflik. Dan dapat dilihat pada siklus konflik konstruktif di atas, disana dijelaskan bahwa pihak-
pihak yang terlibat dalam sebuah konflik tersebut sadar akan terjadinya konflik dan pihak-pihak tersebut mencoba untuk
meresponnya secara positif, ketika mereka telah merespon secara positif untuk menyelesaikan konflik tersebut secara give
and take, setelah itu kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik berupaya berkompromi dan berkolaborasi atau
bekerjasama hingga terciptalah solusi-solusi yang memuaskan kedua belah pihak yang terlibat konflik.
5. Komponen-Komponen Konflik
Ketika membahas mengenai konflik tentu tidak akan lepas dari sebuah komponen konflik yang mungkin bersifat mendasar, komponen-
komponen tersebutlah yang nantinya akan menentukan kemana konflik akan berkembang, apakah akan menuju kepada konflik yang bersifat
konstruktif atau mungkin akan menuju kepada konflik yang bersifat destruktif.
Menurut C. R. Mitchell sebagaimana dikutip oleh Winardi Dalam buku Manajemen Perilaku Organisasi menjelaskan bahwa komponen
konflik yang mendasar digariskan menjadi tiga macam komponen, komponen tersebut berupa sebuah situasi konflik A Conflict Situation,
perilaku konflik Conflict Behavior, sikap dan persepsi-persepsi tentang konflik Conflict Attitudes and Perceptions.
66
Perhatikan gambar dibawah ini :
66
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 386.
Situasi
Perilaku Sikap
Gambar 2.6. Struktur Konflik Tradik.
67
Dari uraian dan gambar yang telah di jelaskan mengenai komponen-komponen konflik terlihat bahwa ketiga komponen tersebut
saling berkaitan erat satu sama lain. Mulai dari situasi, perilaku dan sikap, ketiga komponen tersebut cukup berperan dalam perkembangan
konflik dan semuanya sama-sama dapat menimbulkan terjadinya sebuah konflik.
6. Pengaruh Konflik
Konflik bukanlah hal yang harus ditakuti dalam kehidupan, karena konflik apabila di kelola dengan baik akan berpengaruh besar baik
dalam kehidupan umat manusia maupun dalam sebuah organisasi dalam mencapai tujuan dari organisasi. Menurut Wirawan, “konflik mempunyai
pengaruh positif dan negatif yang dapat menciptakan perubahan bagi kehidupan umat manusia yang akan mengubah kehidupan manusia
menjadi lebih baik”.
68
a. Pengaruh Positif Konflik mempunyai beberapa pengaruh positif yang dapat
memberikan pengaruh besar dalam kehidupan umat manusia yang dapat merubah manusia menjadi lebih baik melalui konflik.
1 Menciptakan Perubahan Menurut Wirawan, “Konflik dapat menciptakan perubahan dalam
kehidupan umat manusia menjadi lebih baik”.
69
Sedangkan menurut Winardi dalam bukunya Manajemen Perilaku Organisasi,
menciptakan perubahan merupakan “upaya untuk mencari cara-
67
Ibid.
68
Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, Op. Cit., h. 106.
69
Ibid.
cara menyelesaikan konflik, bukan saja membuahkan inovasi dan perubahan, tetapi hal tersebut dapat menyebabkan perubahan lebih
diterima, bahkan diinginkan”.
70
contohnya seperti perubahan dari zaman jahilliyah ke zaman yang penuh intelektualitas seperti saat ini dan perubahan tersebut tentu
takkan pernah lepas dari terjadinya sebuah konflik.
2 Membawa objek konflik ke permukaan Tanpa adanya sebuah konflik, pokok permasalahan yang terpendam
dalam diri pihak-pihak yang terlibat konflik tidak akan muncul kepermukaan, dan tanpa adanya pokok permasalahan yang muncul
kepermukaan, masalah yang terpendam itu tidak akan dapat terselesaikan.
71
3 Memahami orang lain lebih baik Konflik membuat orang memahami adanya orang lain atau lawan
konflik yang berbeda pendapat, berbeda pola pikir, dan berbeda karakter. Perbedaan itu perlu dimanajemeni dengan baik agar
menghasilkan solusi yang menguntungkan dirinya atau kedua belah pihak.
72
4 Persaingan yang menyebabkan timbulnya konflik Menurut Winardi, “para karyawan yang mengalami suatu suasana
kompetitif antara para sesama pekerja sehubungan dengan soal performa, dapat dimotivasi untuk mencurahkan upaya lebih intensif
guna “memenangkan” persaingan demikian”.
73
70
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 389.
71
Wirawan, Op. Cit., h. 107.
72
Ibid.
73
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 389.
b. Pengaruh Negatif Selain konflik miliki pengaruh positif, tentunya konflikpun memiliki
pengaruh negatif yang sangat berpengaruh dalam kehidupan umat manusia.
1 Biaya konflik Terjadinya sebuah konflik tentu tak terlepas dari biaya konflik yang
digunakan untuk melakukan interaksi konflik dalam bentu sumber- sumber, seperti energi fisik, energi psikologi, uang, waktu dan
peralatan. Semakin sering konflik yang terjadi maka semakin banyak biaya yang dikeluarkan.
74
Selaras dengan Wirawan, Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen
Perilaku Organisasi pun menjelaskan bahwa “waktu dan uang merupakan dua macam sumber-sumber daya penting yang
kerapkali dialihkan ke arah penyelesaian konflik”.
75
Dan inilah kurva hubungan antara intensitas konflik dan biaya konflik yang terlihat pada gambar 2.7.
Kurva Intensitas Konflik Biaya Konflik
Rendah Intensitas Konflik
Tinggi Gambar. 2.7 Hubungan antara intensitas konflik dan biaya konflik.
76
74
Wirawan, Op. Cit., h. 109.
75
Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 390.
76
Wirawan, Op. Cit., h. 108.
2 Merusak hubungan dan komunikasi diantar pihak-pihak yang terlibat konflik
Konflik, terutama konflik destruktif menurunkan kualitas dan intensitas hubungan diantar pihak-pihak yang terlibat konflik.
Konflik dapat menimbulkan rasa benci, marah, antipati, terhadap lawan konflik. Hal inilah yang dapat merusak hubungan
komunikasi diantara pihak-pihak yang terlibat konflik.
77
3 Merusak sistem organisasi Menurut Wirawan,
“Konflik dapat merusak sistem dan menciptakan sinergi negatif produksi subsistem yang bekerja dalam
kesatuan sistem lebih kecil daripada jumlah produksi. Keadaan ini menimbulkan ketidakpastian pencapaian tujuan organisasi”.
78
Dan selaras dengan pendapat Wirawan, Winardi berpendapat bahwa
“sumber-sumber daya
keorganisasian bukannya
langsung ditunjukan ke arah pencapaian tujuan-tujuan yang dikehendaki,
tetapi mereka habis digunakan untuk menyelesaikan konflik”.
79
4 Kehilangan waktu kerja Jika konflik berkembang menjadi konflik destruktif, 10-30 waktu
manajer dan bawahannya digunakan untuk menyelesaikan konflik. Dari sini dapat diketahui bahwa kerugian produktivitas dan
kerugian lainnya baik di dalam perusahaan maupun organisasi akan diketahui.
80
5 Kesehatan Konflik tentunya akan menyebabkan pihak yang terlibat konflik
marah, stres, kecewa, emosional, dan irasional. Selanjutnya,
77
Wirawan. Loc. Cit.
78
Ibid.
79
Winardi. Loc. Cit.
80
Wirawan, Op. Cit., h. 111.
keadaan tersebut dapat menyebabkan seseorang sakit atau bahkan sampai meninggal dunia.
81
Dari penjelasan mengenai pengaruh konflik sebagaimana
dikemukakan di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh konflik dapat dibedakan menjadi pengaruh positif dan pengaruh negatif. Pengaruh
positif tentu akan sangat membantu dalam kehidupan umat manusia dan juga dapat membantu dalam dalam mengembangkan dan memperbaiki
internal suatu organisasi. Dan sebaliknya, pengaruh negatif tentu akan menciptakan sebuah hal negatif yang akan mengganggu kehidupan
manusia terlebih apabila konflik telah berubah mejadi konflik destruktif yang juga akan merugikan perkembangan sebuah organisasi apabila tidak
di manajemeni dengan baik.
C. Manajemen Konflik