Sumber-Sumber Konflik Jenis-Jenis Konflik

mempertahankan suatu tingkat minimum berkelanjutan dari konflik, cukup untuk membuat kelompok itu hidup, kritis diri dan kreatif. 45 Dari pendapat mengenai transisi dalam pemikiran konflik tersebut dapat disimpulkan bahwa salah satu aliran pemikiran menyatakan bahwa konflik itu harus dihindari, karena konflik menandakan suatu salah fungsi di dalam kelompok dan dalam transisi pemikiran konflik pendapat tersebut sebagai pandangan tradisional. Dan dalam transisi dalam pikiran konflik terdapat tiga perspektif, yang pertama yaitu yang tadi telah disebutkan yakni pandangan tradisional, kemudian pandangan hubungan manusia, dan yang terakhir yaitu pandangan interaksionis. Dari ketiga perspektif tersebut, semua memiliki pandangannya masing-masing mengenai konflik seperti yang telah penulis paparkan diatas menurut pendapat Stephen P. Robbins.

3. Sumber-Sumber Konflik

Konflik bersumber karena terdapatnya perbedaan pendapat antar anggota dalam sebuah organisasi yang mana setiap anggota kelompok tersebut memiliki persepsi masing-masing yang mereka sama-sama anggap benar persepsi mereka tersebut. Dalam buku Perilaku Organisasi yang di tulis oleh Hendayat Soetopo di jelaskan bahwa “sumber terjadinya konflik dalam organisasi termasuk organisasi sekolah antara lain: 1 masalah komunikasi, 2 struktur organisasi, 3 faktor manusia Smith, Mazzarella, dan piele, 1981”. 46 Dari sumber terjadinya konflik tersebut jelas bahwa masalah komunikasi dapat memicu terjadinya konflik karena adanya salah faham Miss communication yang terjadi antara si penerima pesan dan pemberi 45 Ibid. 46 Hendayat Soetopo, Perilaku Organisasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset, 2010, Cet. 1, h. 272. pesan. Lalu masalah selanjutnya adalah struktur organisasi, struktur organisasi dapat memicu konflik karena dalam sebuah struktur organisasi setiap anggota organisasi yang terdapat dalam struktur tersebut telah memiliki pekerjaan yang telah di tentukan bagiannya masing-masing yang mana ketika adanya perbedaan pendapat atas dasar kepentingan individu yang terjadi dalam struktur organisasi tersebut tentu akan dapat memicu terjadinya konflik. Dan faktor ke tiga yaitu faktor manusia, faktor manusia dapat memicu terjadinya konflik karena manusia memiliki perbedaan sifat dan karakteristik seseorang yang saling bertemu dalam sebuah organisasi dan mengungkapkan pendapat mereka masing- masing yang saling memiliki kepentingan hingga mereka bersikap apatis dengan pendapat yang lain dan menganggap pendapatnyalah yang benar.

4. Jenis-Jenis Konflik

Jenis Konflik dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah orang yang terlibat konflik, yaitu konflik personal dan konflik intrapersonal. a. Konflik Personal Perorangan Menurut Wirawan konflik personal adalah “konflik yang terjadi dalam diri seorang individu karena harus memilih dari sejumlah alternatif pillihan yang ada atau karena mempunyai kepribadian ganda”. 47 Kemudian Winardi mengemukakan bahwa “konflik di dalam individu sendiri terjadi karena kelebihan beban peran-peran Role Overloads dan ketidak mampuan peranan orang yang bersangkutan Person-Role Incompatibilities”. 48 Konflik ini terdiri atas, antara lain sebagai berikut : 1 Konflik Pendekatan-pendekatan Approach to aproach Conflict Menurut Wirawan konflik pendekatan-pendekatan yakni “konflik yang terjadi karena harus memilih dua alternatif yang berbeda, tetapi sama-sama menarik atau sama baik 47 Wirawan, Op. Cit., h. 55. 48 Winardi, Manajemen Konflik., Op, Cit., h. 8. kualitasnya”. 49 Dan pendapat ini selaras dengan Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku Organisasi yang menyatakan bahwa “konflik ini terjadi apabila seseorang mempunyai pilihan antara dua macam alternatif atau lebih, dengan hasil-hasil positif”. 50 Lebih lanjut dijelaskan oleh Winardi dalam bukunya yang berjudul Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, ia menjelaskan “konflik demikian meliputi situasi dimana seseorang harus memilih dua alternatif positif, dan yang sama-sama memiliki daya tarik yang sama”. 51 dan apabila diambil contoh adalah seperti apabila kita mendapat tawaran pekerjaan yang sangat membanggakan keluarga dengan melanjutkan kuliah disebuah universitas baik yang ditawarkan oleh keluaga. 2 Konflik menghindar ke menghindar avoidance to avoidance conflict Menurut Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku Organisasi, ia menjelaskan konflik menghindar ke menghindar terjadi apabila seseorang harus memilih dua macam alternatif atau lebih yang memiliki dampak negatif. 52 Selaras dengan pendapat Winardi, Wirawan mengatakan bahwa “konflik menghindar ke menghindar adalah konflik yang terjadi karena harus memilih alternatif yang sama-sama harus di hidari”. 53 Sedangkan Sebagai contoh, seseorang harus menjual mobil untuk melanjutkan sekolah, atau tidak menjual mobil dan tidak bisa melanjutkan sekolah. 49 Wirawan. Loc. Cit. 50 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi., Op. Cit., h. 392. 51 Winardi, Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002, Cet. 2. h. 167. 52 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi. Loc. Cit. 53 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik., Op. Cit., h. 55. 3 Konflik pendekatan ke menghindar approach to avoidance conflict Konflik yang terjadi karena seseorang mempunyai perasaan positif dan negatif terhadap sesuatu yang sama. 54 dan sebagai contoh, seorang yang ingin melamar pekerjaan ke sebuah perusahaan, dan ia menyiapkan berkas-berkas untuk dikirim kepada perusahaan tempat ia akan mengirim lamaran pekerjaan tersebut, namun ia takut ia di tolak oleh perusahaan tersebut dan akan membuatnya sia-sia, oleh karena itu ia mengurungkan niatnya dan tidak jadi mengirim lamaran kerja tersebut. b. Konflik Interpersonal Menurut Wirawan, “konflik interpersonal adalah konflik pada suatu organisasi di antara pihak-pihak yang terlibat konflik dan saling tergantung dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi”. 55 Konflik interpersonal dapat terjadi dalam tujuh bentuk, yakni : 1 Konflik antar manajer, Bentuk Konflik di antara manajer atau birokrat organisasi dalam rangka melaksanakan fungsinya sebagai pimpinan organisasi. 2 Konflik antar manajer dan pegawainya, Konflik ini terjadi antara manajer kerja dan karyawan bawahannya. Objek yang menjadi konflik sangt bervariasi tergantung dari aktivitas organisasinya. 3 Konflik hubungan industrial, Konflik ini terjadi antara organisasi atau perusahaan dan para karyawannya dengan serikat pekerja. 4 Konflik antar kelompok kerja, Dalam organisasi, terdapat sejumlah kelompok kerja yang melaksanakan tugas yang berbeda untuk mencapai tujuan organisasi yang sama. 5 Konflik antara anggota kelompok kerja dan kelompok kerjanya, Suatu kelompok kerja mempunyai anggota yang memiliki keragaman pendidikan, agama, latar belakang budaya, pengalaman, kepribadian. Dan semua perbedaan ini bisa 54 Ibid. 55 Ibid. menimbulkan konflik dalam melaksanakan tugas dan fungsi tim kerjanya. 6 Konflik interes, Konflik yang bersifat individual dan interpersonal. Konflik jenis ini terjadi dalam diri seorang pegawai yang terlibat konflik, yaitu antara keharusan melaksanakan ketertarikan organisasi dan ketertarikan individunya. 7 Konflik antara organisasi dan pihak luar organisasi, Konflik ini terjadi antara suatu organisasi atau perusahaan dan pemerintah; perusahaan dan perusahaan lainnya; perusahaan dan pelanggan; perusahaan dan lembaga swadaya masyarakat; serta perusahaan dan masyarakat. 56 c. Konflik Antar Organisasi Menurut Winardi dalam bukunya Manajemen Konflik, ia menyatakan bahwa “konflik yang terjadi antara organisasi-organisasi pada umumnya dipandang dari sudut persaingan yang mencirikan perusahaan-perusahaan swasta”. 57 Lebih lanjut dijelaskan oleh Winardi dalam bukunya yang berjudul Manajemen Perilaku Organisasi, biasanya konflik macam ini dinamakan persaingan Competition. Konflik demikian dianggap sebagai faktor yang menyebabkan timbulnya produk-produk baru, teknologi-teknologi baru, dan jasa-jasa baru, harga-harga lebih rendah dan pemanfaatan sumber-sumber daya secara lebih efisien. 58 Dari penjelasan tersebut dapat penulis simpulkan bahwa konflik antar organisasi terjadi karena adanya persaingan antar organisasi, namun konflik tersebut dianggap baik karena dapat menciptakan hal baru seperti teknologi, jasa, dan sebagainya sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Winardi. d. Konflik Destruktif dan Konflik Konstruktif Jenis konflik juga dapat dikelompokkan menjadi konflik destruktif konflik kontraproduktif konstruktif konflik produktif dan juga konflik 56 Ibid., h. 56. 57 Winardi, Manajemen Konflik, Op, Cit., h. 11. 58 Winardi, Manajemen Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 439. 1 Konflik Destruktif Menurut Hendayat Soetopo dalam bukunya Perilaku Organisasi konflik destruktif adalah “konflik yang memiliki nilai negatif bagi organisasi. Dengan konflik justru mendatangkan kerusakan bagi organisasi”. 59 Sedangkan menurut Wirawan konflik destruktif adalah “pihak-pihak yang terlibat konflik tidak fleksibel atau terkesan kaku karena tujuan konflik didefinisikan secara sempit yaitu untuk mengalahkan satu sama lain”. 60 dan inilah gambaran siklus dari konflik destruktif yang terlihat pada gambar 2.4. Gambar 2.4. Siklus konflik destruktif. 61 Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konflik destruktif adalah konflik yang bersifat negatif dan pihak-pihak yang terlibat konflik terkesan saling mengalahkan satu sama lain. Hal tersebut jelas hanya akan merusak sebuah organisasi apabila tidak cepat ditangani dengan baik. 59 Hendayat Soetopo, Perilaku Organisasi, Op. Cit., h. 274. 60 Wirawan, Konflik dan Manajemen Konflik, Op. Cit., h. 62. 61 Ibid. Konflik Kesehatan organisasi menurun Kompetisi dan agresi Respon Negatif Win lose solution 2 Konflik Konstruktif Menurut Wirawan, “Konflik konstruktif adalah konflik yang prosesnya mengarah kepada mencari sebuah solusi mengenai substansi konflik”. 62 Sedangkan menurut Hendayat Soetopo “konflik konstruktif adalah konflik yang mengandung nilai positif bagi pengembangan organisasi”. 63 Dan lebih lanjut di jelaskan oleh Abi Sujak dalam bukunya Kepemimpinan Manajer, manajer yang memandang konflik sebagai sesuatu yang konstruktif akan menghadapi suatu konflik dengan sikap yang positif, dan memandang konflik sebagai suatu kejutan baru yang mengunggah minat untuk mengetahui lebih jauh dan sebagai suatu tantangan. 64 Dalam konflik konstuktif terjadi siklus konflik konstuktif, dan dapat terlihat pada gambar 2.5. Gambar 2.5. Siklus Konflik Konstruktif. 65 62 Ibid., h. 59. 63 Hendayat Soetopo. Loc. Cit. 64 Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, Jakarta: Rajawali, 1990, cet. 1, h. 152. 65 Wirawan, Op. Cit., h. 61. Organisasi Lebih sehat Kompromi atau kolaborasi Give and take Respon positif Konflik Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konflik konstruktif adalah konflik yang prosesnya lebih ke dalam mencari inti dari konflik dan memiliki nilai positif bagi perkembangan organisasi, serta konflik konstruktif di anggap sebagai kejutan baru dalam konflik. Dan dapat dilihat pada siklus konflik konstruktif di atas, disana dijelaskan bahwa pihak- pihak yang terlibat dalam sebuah konflik tersebut sadar akan terjadinya konflik dan pihak-pihak tersebut mencoba untuk meresponnya secara positif, ketika mereka telah merespon secara positif untuk menyelesaikan konflik tersebut secara give and take, setelah itu kedua belah pihak yang terlibat dalam konflik berupaya berkompromi dan berkolaborasi atau bekerjasama hingga terciptalah solusi-solusi yang memuaskan kedua belah pihak yang terlibat konflik.

5. Komponen-Komponen Konflik