1
BAB I PENDAHULUAN
B. Latar Belakang Masalah
Konflik sudah terjadi dalam diri manusia mulai dari pertama kali manusia di ciptakan. Hal tersebut telah dijelaskan dalam firman Allah SWT
dalam surat Al Israa’:61
٦ ١
Dan ingatlah, tatkala Kami berfirman kepada para malaikat: Sujudlah kamu semua kepada Adam, lalu mereka sujud kecuali iblis. Dia berkata:
Apakah aku akan sujud kepada orang yang Engkau ciptakan dari tanah?” QS. Al Israa’: 61
2
Kemudian konflik berlanjut pada zaman jahilliyah yaitu pada masa Rasulullah SAW dan terus berlanjut hingga zaman yang intelektualitas dan
modern seperti saat ini, selalu saja konflik terjadi. Entah sampai kapan konflik akan dapat terhapuskan dan tidak akan pernah berakhir dalam
kehidupan. Konflik terjadi ketika adanya sebuah perbedaan baik dalam
berpendapat maupun dari aspek-aspek lain dalam sebuah organisasi. Dan konflik tidak hanya terjadi dalam suatu organisasi, melainkan juga bisa terjadi
dimanapun. Dapat juga terjadi di lingkungan masyarakat, perusahaan, agama, sekolah, dan dimana saja tempat kita berada selama masih ada kehidupan,
akan terus ada sebuah permasalahan dan terbebas dari permasalahan, hal tersebutlah yang seringkali mendatangkan konflik.
Terjadinya sebuah konflik akan sangat merugikan dalam berbagai hal. Baik dalam komunikasi, psikologis, waktu, pekerjaan, maupun materi atau
biaya yang dikeluarkan.
2
Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya: CV. Aisyiah, 1971, h. 433
Di dalam lingkungan sekolah, konflik dapat dialami oleh berbagai pihak, baik konflik internal yaitu antara murid dengan murid, guru dengan
guru, murid dengan karyawan sekolah, karyawan sekolah dengan guru, atau bahkan konflik eksternal yang terjadi antar sekolah dengan sekolah ataupun
dengan masyarakat. Hal tersebut terjadi dikarenakan sekolah merupakan tempat berkumpul dari semua karakteristik sifat dan sikap yang berbeda-beda,
yang saling bertemu dan saling bersosialisasi didalam sekolah. Tentunya mempunyai pendapat atau pandangan yang beraneka ragam dengan keinginan
dan harapannya dapat terpenuhi melalui sikap dan perilaku yang mereka tunjukkan.
Beberapa masalah di atas dapat menyebabkan terjadinya konflik di dalam sekolah. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut perlu melakukan
bimbingan atau pemahaman terhadap masalah yang dihadapi. Sedangkan konflik eksternal di sekolah biasanya lebih kepada faktor persaingan antar
sekolah. Dalam hal ini kita tak bisa melepaskannya dari sosok seorang
manajer. Menurut Abi Sujak, seorang manajer harus mampu mempengaruhi, dan mengarahkan tindakan seseorang atau sekelompok orang pada suatu
organisasi dalam upaya pendayagunaan sumberdaya manusia, sumberdaya materiil, teknologi, maupun sumberdaya finansial demi tercapainya tujuan
organisasi secara efektif.
3
Seorang manajer apabila di sekolah ialah sosok kepala sekolah, kepala sekolah seharusnya dapat mengendalikan semua yang
terjadi dalam sekolah, sehingga para guru dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
Pada hakikatnya pendidikan yang baik tidak berarti terbebas dari sebuah konflik baik yang terjadi dalam sekolah ataupun dalam dunia
pendidikan. Namun demikian pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mampu mengelola konflik menjadi hal yang baik demi kemajuan pendidikan
3
Abi Sujak, Kepemimpinan Manajer, Jakarta: Rajawali, 1990, cet. 1, h. VII
dimasa mendatang, dan mampu membentuk karakteristik peserta didik yang bermartabat demi mencerdaskan kehidupan bangsa.
Banyak orang yang memandang konflik sebagai hal yang negatif dan harus dihindari. Konflik di anggap sebagai hal yang akan memecahkan
sebuah hubungan yang terjalin antara satu individu dengan individu lain atau antar organisasi. Pada dasarnya apabila kita mampu mengendalikan atau
mengelola konflik dengan baik tentunya konflik tersebut akan memberikan manfaat yang positif terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain.
Menurut Walton sebagaimana dikutip oleh Winardi dalam bukunya Motivasi dan Pemotivasian dalam Manajemen, “konflik timbul apabila
terdapat ketidak sesuaian paham pada sebuah situasi sosial, mengenai persoalan-persoalan substansi, dan antagonisme emosional. Walton, 1969”.
4
Dalam Al-Qur’an pun telah dijelaskan larangan untuk bermusuhan, dan Allah SWT menginginkan umatnya untuk saling memberi kepada sesama
dan menjauhi perbuatan keji dan mungkar. Sebagaimana dijelaskan dalam surat An-nahl ayat 90 menjelaskan sebagai berikut:
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari
perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran. QS. An-nahl: 90
5
Tidak semua sekolah memiliki atau mampu mengendalikan sebuah konflik baik yang sudah terjadi ataupun yang belum terjadi. Sekolah yang
baik adalah sekolah yang salah satunya adalah memiliki kemampuan untuk mengendalikan konflik, atau dengan kata lain memiliki manajemen konflik
yang baik. Karena sekolah yang memiliki manajemen konflik yang baik
4
Winardi, Motivasi Pemotivasian dalam Manajemen, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2001, Cet. 2, h. 165.
5
Kementrian Agama, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Op. Cit., 415.
tentunya memiliki strategi-strategi dalam mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Contohnya seperti tawuran pelajar, tidak semua sekolah mampu
menangani tawuran pelajar yang sering kita jumpai saat ini. SMK AL-Hasra Bojongsari merupakan salah satu sekolah kejuruan
yang berada di daerah Bojongsari Sawangan Depok yang memiliki manajemen konflik yang baik. SMK AL-Hasra berbeda dengan SMK pada
umumnya yang mana sekolah ini memiliki cara-cara tertentu dalam mengatasi dan mencegah konflik yang terjadi pada siswanya ataupun konflik-konflik
yang terjadi di dalam ataupun diluar sekolah. Hal ini terjadi karena adanya kerjasama yang baik dan berjalan dengan
harmonis antara semua aspek yang terkait di dalam sekolah. Hubungan yang baik antara satu sama lain di SMK AL-Hasra Bojongsari Depok yang penulis
perhatikan berlangsung harmonis dan menyenangkan namun tentu terkadang terjadi konflik didalamnya, konflik tersebut terjadi karena berbagai hal seperti
perbedaan pandangan, latar belakang, dan sebagainya. Dan konflik yang pernah terjadi di SMK AL-Hasra salah satunya adalah konflik antar guru dan
siswa yang mana siswa merasa kurang puas dengan cara mengajar guru yang dikarenakan kurangnya kemampuan mengajar guru, dan siswa merasa tidak
puas dengan cara mengajar guru tersebut. Sedangkan konflik yang terjadi antara guru dan kepala sekolah disebabakan karena guru merasa tidak adil
dengan kebijakan yang dilakukan oleh kepala sekolah sedangkan para guru tidak paham dengan kebijakan yang diambil oleh kepala sekolah tersebut.
Oleh karena itu, berdasarkan pemaparan atau gambaran yang penulis uraikan diatas, penulis berminat untuk melakukan penelitian terhadap
permasalahan tersebut dan membahasnya dalam bentuk skripsi dengan judul
“IMPLEMENTASI MANAJEMEN KONFLIK DI SMK AL-HASRA
BOJONGSARI DEPOK”.
C. Identifikasi Masalah