Hasil Penelitian dan Pembahasan
59
“ketika belajar, biasanya saya menggunakan model pembelajaran CTL contextual teach learning, jigsaw tim ahli, snowball, the
power of two, bermain peran” IR.
Metode tersebut juga menjadi salah satu model yang digunakan US dalam mengajar, berikut jawaban dari US:
“biasanya saya kalau mengajar menggunakan metode CTL, snowball. Throwing, the power of two, jigsaw tim ahli” US.
Metode CTL tidak hanya digunakan oleh IR dan US saja, tetapi M juga mengatakan bahwa beliau juga menggunakan metode tersebut. Berikut ini
jawaban yang disampaikan oleh M ketika diwawancara: “ketika mengajar saya seringkali menggunakan model pembelajaran
kooperatif, seperti: jigsaw, CTL, LT learning together, bermain peran, make a match, ular tanggadadu, snowball drilling, talking
stick, everyone is teacher here metode tersebut, tujuannya agar anak- anak didik juga berperan aktif dalam proses belajar mengajar”M.
Model pembelajaran yang sama dengan ketiga informan diatas juga digunakan N ketika mengajar. Berikut ini jawaban N ketika diwawancara:
“kalau saya ketika mengajar disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, jadinya model pembelajaran saya di kelas lebih
bervariasi, diantaranya: CTL, snowball, talking stick, jigsaw dan ular tangga” N.
Berdasarkan hasil penelitian di atas, model pembelajaran yang digunakan guru-guru fiqh di MTsN Tangerang II Pamulang yaitu CTL
Contextual Teach Learning, Jigsaw tim ahli, Snowball drilling, Talking stick, Ular tangga, Bermain peran, The power of two.
60
Model kegiatan belajar mengajar ini merupakan model yang digunakan guru-guru dengan harapan peserta didik bisa belajar lebih baik
dengan berperan secara aktif pada proses kegiatan belajar mengajar. Salah satu diantara model pembelajaran tersebut ada sebuah model pembelajaran yang
menganggap peserta didik akan belajar lebih baik jika lingkungan tercipta secara alami, sehingga belajar akan lebih berarti jika peserta didik “bekerja”
dan “mengalami” sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya, yang dikenal dengan model pembelajaran CTL Contextual Teach Learning.
Ketika guru sudah menentukan untuk menggunakan model pembelajaran ini, guru juga membutuhkan informasi yang terkait dengan
model pembelajaran ini yaitu metode mengajar dan fasilitas pembelajaran apa yang akan diberikan kepada peserta didik saat proses belajar dan mengajar di
kelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mengenai informasi apa yang dibutuhkan ketika ingin menggunakan model pembelajaran CTL tersebut.
Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan informan:
“ketika menggunakan model pembelajaran CTL saya akan
membutuhkan informasi mengenai metode mengajar dalam model pembelajaran CTL dan fasilitas apa yang akan saya berikan ke
peserta didik sesuai dengan pembelajaran”IR.
Jawaban dari IR sama dengan jawaban dari US, N, dan M pada saat diwawancara, berikut kutipan hasil wawancara dengan US, N, dan M:
“saat saya menggunakan model pembelajaran CTL saya butuh informasi tentang fasilitas pembelajaran untuk peserta didik dan
metode pengajaran” US.
“saya butuh informasi tentang fasilitas pembelajaran untuk peserta didik saat menggunakan model pembelajaran CTL” N.
61
“informasi yang saya butuhkan ketika menggunakan model
pembelajaran CTL yaitu, informasi tentang metode mengajar dalam model pembelajaran CTL dan fasilitas pembelajaran untuk peserta
didik” M.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui Informasi yang dibutuhkan guru ketika belajar dan mengajar menggunakan model
pembelajaran CTL adalah metode mengajar dan fasilitas pembelajaran untuk peserta didik.
Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori model kegiatan belajar mengajar ini, karena guru memiliki tugas untuk memfasilitasi anak didik dalam
menemukan pengetahuan dan keterampilan baru. Model pembelajaran ini dikenal dengan CTL contextual teach learning Kunandar, 2011: 299.
Selain informasi terkait belajar dan mengajar, guru-guru fiqh di MTsN Tangerang II Pamulang juga membutuhkan informasi terkait dengan mata
pelajaran yang diajarkannya yaitu fiqh. Informasi-informasi tersebut disampaikan oleh informan pada saat diwawancara sebagai berikut:
“sebagai guru fiqh saya juga membutuhkan informasi mengenai perkembangan ilmu fiqh, perkembangan hukum islam dan metode
serta media pembelajaran” IR.
Jawaban yang mirip dengan IR juga disampaikan oleh US ketika diwawancara, sebagai berikut:
“sebagai guru fiqh saya sangat membutuhkan informasi-informasi mengenai perkembangan ilmu fiqh, perkembangan hukum islam, dan
informasi berita untuk dihubungkan dalam pembelajaran fiqh” US.
62
Hal yang sama juga disampaikan oleh N sebagai berikut: “sebagai guru fiqh saya membutuhkan informasi mengenai
perkembangan ilmu fiqh, dan informasi mengenai perkembangan metode-metode pembelajaran, dan informasi mengenai fiqh yang
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik” N.
Informasi yang dibutuhkan oleh N sebagai guru fiqh sama dengan informasi yang dibutuhkan oleh M, berikut jawaban dari M:
“informasi yang saya butuhkan sebagai guru fiqh ialah informasi- informasi tentang model-model pembelajaran, CD mengenai praktek-
praktek yang berkaitan dengan materi ajar, salah satu diantaranya mengenai praktik haji” M.
Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat bahwa kebutuhan informasi tentang fiqh yaitu, perkembangan ilmu fiqh, perkembangan hukum
islam, informasi praktik haji, perkembangan metode dan media pembelajaran fiqh, serta berita-berita di kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan ke
dalam materi pembelajaran. Hal di atas sesuai dengan pendapat Wilson 1987: 12 yang
mengatakan bahwa kebutuhan informasi muncul karena adanya pengaruh dari kebutuhan pribadi yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologi kebutuhan
makanan, air, tempat tinggal, dan lain-lain, kebutuhan afektif yang dikenal dengan kebutuhan psikologis atau emosional seperti kebutuhan dominasi,
pencapaian dan sebagainya, ataupun kebutuhan kognitif kebutuhan untuk merencanakan, belajar, dan lain-lain. kebutuhan ini berkaitan dengan peranan
seseorang dalam sebuah pekerjaan atau aktivitasnya, dan tingkat kompetensi seseorang yang diharapkan oleh lingkungan. Hal ini juga sesuai dengan
pernyataan Atherton 1997, yaitu kebutuhan informasi seseorang tergantung
63
dengan pekerjaan, tujuan penggunaan informasi, usia, kecakapan, kedudukan profesional, dan karakteristik lainnya.
2. Cara Pemenuhan Kebutuhan Informasi
a. Cara Memenuhi Kebutuhan Informasi
Cara memenuhi kebutuhan informasi setiap individu tentunya berbeda-beda, berikut ini cara guru fiqh memenuhi kebutuhan informasi
mereka: “untuk memenuhi kebutuhan informasi yang saya butuhkan ialah
dengan membaca informasi yang diperoleh melalui media cetak seperti buku, majalah, media elektronik, dan internet” IR.
Hal yang sama juga disampaikan oleh US sebagai berikut: “untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut saya biasanya
mencari melalui media cetak seperti buku, majalah, koran, media elektronik dan internet” US.
Cara yang digunakan oleh N dalam memenuhi kebutuhan informasinya sama dengan IR dan US, sebagai berikut:
“cara yang saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi ialah dengan membaca buku, searching di internet, dan lain-
lain” N.
Selaras dengan jawaban yang disampaikan oleh IR dan US, untuk memenuhi kebutuhan informasinya ketika diwawancara M menjawab
sebagai berikut: “untuk memenuhi kebutuhan informasi saya biasanya mencari
melalui media elektronik, media cetak, dan diskusi dengan teman- teman” M.
64
Berdasarkan hasil penelitian diatas, cara guru-guru memenuhi kebutuhan informasi mereka adalah membaca media cetak buku, koran,
majalah dan lain-lain, mencari melalui internet dan media elektronik. Cara pemenuhan kebutuhan guru-guru fiqh di atas berada pada
tahapan browsing dalam teori model perilaku pencarian informasi Ellis. Pada tahapan tersebut individu sedang mengembara yang sedikit terarah,
di daerah-daerah yang dianggap memiliki potensi. Tahapan pencarian informasi semi terstruktur dan mengarah pada bidang yang diteliti. Dengan
menggunakan tahapan ini seseorang akan mampu membedakan sumber- sumber yang diperlukan ketika ingin mengembangkan pengetahuannya.
Browsing bisa dilakukan melalui abstrak hasil penelitian, daftar isi jurnal, kumpulan buku, atau bisa juga melalui internet Syaiful, 2013: 44.
b. Sumber-sumber Informasi yang Digunakan
Untuk memenuhi kebutuhan informasi, tentunya membutuhkan sumber informasi pula. Berikut ini sumber informasi yang digunakan guru-
guru fiqh untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan: “untuk
memenuhi kebutuhan
informasi saya
biasanya menggunakan sumber-sumber informasi seperti: buku-buku yang
relevan, internet, CDVideo, karena dengan sumber tersebut informasi dapat diakses” IR.
Sumber informasi yang digunakan IR berbeda dengan sumber yang digunakan oleh US, berikut pernyataan US:
“untuk memenuhi kebutuhan informasi saya selalu menggunakan media cetak dan media elektronik sebagai sumber informasi saya,
karena dengan sumber tersebut saya dapat mengakses informasi yang saya butuhkan” US.
65
Untuk memenuhi kebutuhan informasinya N menyebutkan sumber-sumber informasinya sebagai berikut:
“sumber informasi yang paling sering saya gunakan adalah buku dan internet” N.
Sumber informasi yang sama juga digunakan oleh informan M, berikut pernyataannya:
“ketika memenuhi kebutuhan informasi saya menggunakan buku- buku, internet, dan CDVCD sebagai sumber informasi, karena
dengan sumber tersebut informasi yang saya butuhkan dapat diakses”M.
Sumber-sumber informasi yang digunakan guru-guru fiqh ketika memenuhi kebutuhan informasi mereka adalah buku, internet, dan
CDVCD. Sumber informasi yang digunakan guru-guru tersebut merupakan
jenis sumber informasi ketiga dan internet dalam tulisan Farida 2005 yang berjudul “information literacy skill”. Sumber informasi ketiga
merupakan jenis informasi yang telah diolah menjadi suatu kesimpulan atau sebuah rangkuman yang dikumpulkan dari sumber informasi pertama
dan kedua buku ajartext book, direktori, dan bibliografi dari bibliografi. Sedangkan, internet merupakan sumber informasi lain yang terus
berkembang dan sering digunakan oleh masyarakat. Bentuk-bentuk informasi di internet sangat beragam, ada yang berbentuk teksfullteks,
abstrak, indeks, gambar, lagu, video, film, game, iklan, jurnalmajalah, berita, dan lain sebagainya Masruriyah, 2010: 28-35.
66
Menelusur informasi melalui internet tentunya membutuhkan mesin penelusuran yang tepat dan mudah digunakan, berikut ini mesin
penelusuran yang digunakan guru-guru fiqh untuk mencari informasi yang dibutuhkan beserta alasan mereka menggunakan mesin penelusuran
tersebut. Mesin penelusuran yang digunakan guru-guru fiqh, antara lain: “saya menggunakan mesin penelusuran Google dan Youtube,
karena menurut saya kedua mesin penelusuran tersebut mudah untuk mengoperasikannya” IR.
Untuk mendapatkan sumber informasi dari internet US menggunakan mesin penelusuran berikut:
“untuk mencari informasi yang diinginkan biasanya saya menggunakan mesin penelusuran youtube, yahoo, facebook, dan
google. Karena dari mesin penelusuran tersebut media atau informasi dapat diakses” US.
Mesin penelusuran yang sama juga digunakan oleh N dan M, berikut pernyataan mereka mengenai mesin penelusuran informasi yang
digunakan: “Untuk mencari informasi dari internet biasanya saya
menggunakan youtube dan googgle” N.
Mesin Penelusuran tersebut juga digunakan oleh informan M, berikut kutipan hasil wawancara:
“kalau menggunakan internet biasanya saya menggunakan mesin penelusuran seperti google dan youtube, karena lebih mudah
mengoperasikannya” M.
67
Secara umum mesin penelusuran informasi yang digunakan guru- guru fiqh MTsN Tangerang II Pamulang, yaitu Google, Yahoo, dan
Youtube. Mesin penelusuran di atas ada pada teori “information literacy
skill” yang ditulis oleh Farida. Mesin penelusuran di internet sangat beragam, diantaranya: Google, Yahoo, Altavista, Lycos, Excite, Altheweb,
Northern Light, Dan Deja News Masruriyah, 2010: 28-35. Setelah menggunakan mesin penelusuran informasi seperti
Google, Yahoo, dan Youtube guru-guru mendapatkan situs-situs internet yang memuat informasi yang mereka butuhkan. Berikut hasil wawancara
dengan guru-guru terkait situs-situs internet yang mereka gunakan dan alasan mereka menggunakannya sebagai sumber informasi:
“untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang belajar dan mengajar
melalui internet
saya menggunakan
situs www.dikdasmen.org
, www.e-dukasi.net
dan www.pesonaedu.com
. Sedangkan untuk mencari informasi terkait ilmu Fiqh saya
menggunakan situs dakwah, majalah. Saya menggunakan situs tersebut karena mudah diakses dan informasi yang saya butuhkan
ada di situs tersebut” IR.
Jawaban dari IR sama seperti jawaban dari US ketika diwawancara, berikut kutipan jawaban US:
“situs yang saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang belajar dan mengajar melalui internet adalah situs
www.dikdasmen.org ,
www.e-dukasi.net ,
www.e-smartschool.com dan
www.pesonaedu.com . Sedangkan untuk mencari informasi
terkait ilmu Fiqh saya menggunakan situs dakwah, majalah. Saya menggunakan situs tersebut karena mudah diakses dan informasi
yang saya butuhkan ada di situs tersebut” US.
68
Jawaban dari IR dan US juga mendekati jawaban yang dikemukakan oleh N dan M ketika diwawancara, berikut kutipan hasil
wawancara dengan N dan M: “ketika saya butuh informasi tentang belajar dan mengajar dan
Fiqh saya mencari melalui internet dan saya menemukan situs www.dikdasmen.org
, www.e-dukasi.net
, www.pesonaedu.com
, situs dakwah, dan majalah. Saya menggunakan situs tersebut
karena mudah dan cepat diakses dan informasi yang saya butuhkan ada di situs tersebut” N.
“jika melalui internet saya mencari informasi yang saya butuhkan dengan mesin penelusuran kemudian saya mendapatkan
dan menjadikan situs tersebut menjadi sumber informasi saya. Situs tersebut, yaitu
www.dikdasmen.org ,
www.e-dukasi.net dan
www.pesonaedu.com . Sedangkan untuk mencari informasi terkait
ilmu Fiqh saya menggunakan situs dakwah, majalah. Saya menggunakan situs tersebut karena mudah diakses dan informasi
yang saya butuhkan ada di situs tersebut” M.
Situs-situs internet secara keseluruhan yang digunakan guru fiqh untuk memnuhi kebutuhan informasi mereka, yaitu
www.dikdasmen.org ,
www.e-dukasi.net ,
www.pesonaedu.com ,
www.e-smartschool.com ,
Dakwah, dan Majalah. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa informasi yang
dimuat dalam situs tersebut sudah memenuhi kualitas informasi menurut Brophy dalam Laloo 2002, yaitu kualitas Accessibility Mudah Diakses,
Timeliness dapat digunakan tepat waktu artinya cepat ditemukan, dan Compatibility informasi yang dimuat tepat dan sesuai dengan kebutuhan
pengguna.
69
c. Cara Mengatasi Kesulitan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi
Dalam memenuhi kebutuhan informasi tentunya, seseorang akan menemukan kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian guru-guru sebagian
besar mengalami kesulitan, berikut ini cara guru-guru fiqh di MTsN Tangerang II Pamulang dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi
saat memenuhi kebutuhan informasi: “ketika saya mengalami kesulitan ketika menemukan kesulitan
dalam memenuhi kebutuhan informasi saya selalu sharing dengan teman, banyak membaca, mencari informasi di internet”
IR.
Cara yang sama juga digunakan oleh US, berikut pernyataannya: “untuk mengatasi kesulitan ketika mencari informasi yang saya
hadapi biasanya dengan cara membaca melalui media cetak dan elektronik, dikomunikasikan dengan teman” US.
Berbeda dengan IR dan US, N mengatasi kesulitannya dengan cara sebagai berikut:
“untuk mengatasi kesulitan yang saya hadapi saat mencari informasi ialah dengan cara membaca buku dan diskusi dengan
teman” N.
Hal yang sama juga disampaikan oleh M, sebagai berikut: “cukup dengan banyak membaca, banyak berdiskusi dengan
teman, dan rajin mencari informasi di internet saya bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi saat mencari informasi yang
saya butuhkan” M.
70
Berdasarkan hasil penelitian di atas, cara mengatasi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan informasi guru-guru fiqh yaitu Membaca
buku, Mencari informasi di Internet, dan Diskusi dengan teman. Hal-hal yang dilakukan oleh guru-guru dalam mengatasi kesulitan
saat memenuhi kebutuhan informasi di atas, terdapat dalam teori “behavioral mode of information seeking strategies yang dikutip oleh
Syaiful dalam skripsinya 2013, yaitu proses pencarian informasi monitoring. Pada tahapan ini individu mengamati perkembangan dengan
cara berkonsentrasi pada beberapa sumber yang terpilih yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan dalam pencarian. Kegiatan ini bisa
dilakukan dengan cara komunikasi informal berbagi informasi dengan para ahli atau teman, agar mampu memecahkan masalah dan menjawab
pertanyaan.
71