Hasil Penelitian dan Pembahasan

59 “ketika belajar, biasanya saya menggunakan model pembelajaran CTL contextual teach learning, jigsaw tim ahli, snowball, the power of two, bermain peran” IR. Metode tersebut juga menjadi salah satu model yang digunakan US dalam mengajar, berikut jawaban dari US: “biasanya saya kalau mengajar menggunakan metode CTL, snowball. Throwing, the power of two, jigsaw tim ahli” US. Metode CTL tidak hanya digunakan oleh IR dan US saja, tetapi M juga mengatakan bahwa beliau juga menggunakan metode tersebut. Berikut ini jawaban yang disampaikan oleh M ketika diwawancara: “ketika mengajar saya seringkali menggunakan model pembelajaran kooperatif, seperti: jigsaw, CTL, LT learning together, bermain peran, make a match, ular tanggadadu, snowball drilling, talking stick, everyone is teacher here metode tersebut, tujuannya agar anak- anak didik juga berperan aktif dalam proses belajar mengajar”M. Model pembelajaran yang sama dengan ketiga informan diatas juga digunakan N ketika mengajar. Berikut ini jawaban N ketika diwawancara: “kalau saya ketika mengajar disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan, jadinya model pembelajaran saya di kelas lebih bervariasi, diantaranya: CTL, snowball, talking stick, jigsaw dan ular tangga” N. Berdasarkan hasil penelitian di atas, model pembelajaran yang digunakan guru-guru fiqh di MTsN Tangerang II Pamulang yaitu CTL Contextual Teach Learning, Jigsaw tim ahli, Snowball drilling, Talking stick, Ular tangga, Bermain peran, The power of two. 60 Model kegiatan belajar mengajar ini merupakan model yang digunakan guru-guru dengan harapan peserta didik bisa belajar lebih baik dengan berperan secara aktif pada proses kegiatan belajar mengajar. Salah satu diantara model pembelajaran tersebut ada sebuah model pembelajaran yang menganggap peserta didik akan belajar lebih baik jika lingkungan tercipta secara alami, sehingga belajar akan lebih berarti jika peserta didik “bekerja” dan “mengalami” sendiri tentang apa yang sedang dipelajarinya, yang dikenal dengan model pembelajaran CTL Contextual Teach Learning. Ketika guru sudah menentukan untuk menggunakan model pembelajaran ini, guru juga membutuhkan informasi yang terkait dengan model pembelajaran ini yaitu metode mengajar dan fasilitas pembelajaran apa yang akan diberikan kepada peserta didik saat proses belajar dan mengajar di kelas. Hal ini sesuai dengan hasil wawancara mengenai informasi apa yang dibutuhkan ketika ingin menggunakan model pembelajaran CTL tersebut. Berikut ini kutipan hasil wawancara dengan informan: “ketika menggunakan model pembelajaran CTL saya akan membutuhkan informasi mengenai metode mengajar dalam model pembelajaran CTL dan fasilitas apa yang akan saya berikan ke peserta didik sesuai dengan pembelajaran”IR. Jawaban dari IR sama dengan jawaban dari US, N, dan M pada saat diwawancara, berikut kutipan hasil wawancara dengan US, N, dan M: “saat saya menggunakan model pembelajaran CTL saya butuh informasi tentang fasilitas pembelajaran untuk peserta didik dan metode pengajaran” US. “saya butuh informasi tentang fasilitas pembelajaran untuk peserta didik saat menggunakan model pembelajaran CTL” N. 61 “informasi yang saya butuhkan ketika menggunakan model pembelajaran CTL yaitu, informasi tentang metode mengajar dalam model pembelajaran CTL dan fasilitas pembelajaran untuk peserta didik” M. Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat diketahui Informasi yang dibutuhkan guru ketika belajar dan mengajar menggunakan model pembelajaran CTL adalah metode mengajar dan fasilitas pembelajaran untuk peserta didik. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan teori model kegiatan belajar mengajar ini, karena guru memiliki tugas untuk memfasilitasi anak didik dalam menemukan pengetahuan dan keterampilan baru. Model pembelajaran ini dikenal dengan CTL contextual teach learning Kunandar, 2011: 299. Selain informasi terkait belajar dan mengajar, guru-guru fiqh di MTsN Tangerang II Pamulang juga membutuhkan informasi terkait dengan mata pelajaran yang diajarkannya yaitu fiqh. Informasi-informasi tersebut disampaikan oleh informan pada saat diwawancara sebagai berikut: “sebagai guru fiqh saya juga membutuhkan informasi mengenai perkembangan ilmu fiqh, perkembangan hukum islam dan metode serta media pembelajaran” IR. Jawaban yang mirip dengan IR juga disampaikan oleh US ketika diwawancara, sebagai berikut: “sebagai guru fiqh saya sangat membutuhkan informasi-informasi mengenai perkembangan ilmu fiqh, perkembangan hukum islam, dan informasi berita untuk dihubungkan dalam pembelajaran fiqh” US. 62 Hal yang sama juga disampaikan oleh N sebagai berikut: “sebagai guru fiqh saya membutuhkan informasi mengenai perkembangan ilmu fiqh, dan informasi mengenai perkembangan metode-metode pembelajaran, dan informasi mengenai fiqh yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari peserta didik” N. Informasi yang dibutuhkan oleh N sebagai guru fiqh sama dengan informasi yang dibutuhkan oleh M, berikut jawaban dari M: “informasi yang saya butuhkan sebagai guru fiqh ialah informasi- informasi tentang model-model pembelajaran, CD mengenai praktek- praktek yang berkaitan dengan materi ajar, salah satu diantaranya mengenai praktik haji” M. Berdasarkan hasil penelitian di atas terlihat bahwa kebutuhan informasi tentang fiqh yaitu, perkembangan ilmu fiqh, perkembangan hukum islam, informasi praktik haji, perkembangan metode dan media pembelajaran fiqh, serta berita-berita di kehidupan sehari-hari yang dapat dihubungkan ke dalam materi pembelajaran. Hal di atas sesuai dengan pendapat Wilson 1987: 12 yang mengatakan bahwa kebutuhan informasi muncul karena adanya pengaruh dari kebutuhan pribadi yang berhubungan dengan kebutuhan fisiologi kebutuhan makanan, air, tempat tinggal, dan lain-lain, kebutuhan afektif yang dikenal dengan kebutuhan psikologis atau emosional seperti kebutuhan dominasi, pencapaian dan sebagainya, ataupun kebutuhan kognitif kebutuhan untuk merencanakan, belajar, dan lain-lain. kebutuhan ini berkaitan dengan peranan seseorang dalam sebuah pekerjaan atau aktivitasnya, dan tingkat kompetensi seseorang yang diharapkan oleh lingkungan. Hal ini juga sesuai dengan pernyataan Atherton 1997, yaitu kebutuhan informasi seseorang tergantung 63 dengan pekerjaan, tujuan penggunaan informasi, usia, kecakapan, kedudukan profesional, dan karakteristik lainnya. 2. Cara Pemenuhan Kebutuhan Informasi a. Cara Memenuhi Kebutuhan Informasi Cara memenuhi kebutuhan informasi setiap individu tentunya berbeda-beda, berikut ini cara guru fiqh memenuhi kebutuhan informasi mereka: “untuk memenuhi kebutuhan informasi yang saya butuhkan ialah dengan membaca informasi yang diperoleh melalui media cetak seperti buku, majalah, media elektronik, dan internet” IR. Hal yang sama juga disampaikan oleh US sebagai berikut: “untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut saya biasanya mencari melalui media cetak seperti buku, majalah, koran, media elektronik dan internet” US. Cara yang digunakan oleh N dalam memenuhi kebutuhan informasinya sama dengan IR dan US, sebagai berikut: “cara yang saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi ialah dengan membaca buku, searching di internet, dan lain- lain” N. Selaras dengan jawaban yang disampaikan oleh IR dan US, untuk memenuhi kebutuhan informasinya ketika diwawancara M menjawab sebagai berikut: “untuk memenuhi kebutuhan informasi saya biasanya mencari melalui media elektronik, media cetak, dan diskusi dengan teman- teman” M. 64 Berdasarkan hasil penelitian diatas, cara guru-guru memenuhi kebutuhan informasi mereka adalah membaca media cetak buku, koran, majalah dan lain-lain, mencari melalui internet dan media elektronik. Cara pemenuhan kebutuhan guru-guru fiqh di atas berada pada tahapan browsing dalam teori model perilaku pencarian informasi Ellis. Pada tahapan tersebut individu sedang mengembara yang sedikit terarah, di daerah-daerah yang dianggap memiliki potensi. Tahapan pencarian informasi semi terstruktur dan mengarah pada bidang yang diteliti. Dengan menggunakan tahapan ini seseorang akan mampu membedakan sumber- sumber yang diperlukan ketika ingin mengembangkan pengetahuannya. Browsing bisa dilakukan melalui abstrak hasil penelitian, daftar isi jurnal, kumpulan buku, atau bisa juga melalui internet Syaiful, 2013: 44. b. Sumber-sumber Informasi yang Digunakan Untuk memenuhi kebutuhan informasi, tentunya membutuhkan sumber informasi pula. Berikut ini sumber informasi yang digunakan guru- guru fiqh untuk menemukan informasi yang mereka butuhkan: “untuk memenuhi kebutuhan informasi saya biasanya menggunakan sumber-sumber informasi seperti: buku-buku yang relevan, internet, CDVideo, karena dengan sumber tersebut informasi dapat diakses” IR. Sumber informasi yang digunakan IR berbeda dengan sumber yang digunakan oleh US, berikut pernyataan US: “untuk memenuhi kebutuhan informasi saya selalu menggunakan media cetak dan media elektronik sebagai sumber informasi saya, karena dengan sumber tersebut saya dapat mengakses informasi yang saya butuhkan” US. 65 Untuk memenuhi kebutuhan informasinya N menyebutkan sumber-sumber informasinya sebagai berikut: “sumber informasi yang paling sering saya gunakan adalah buku dan internet” N. Sumber informasi yang sama juga digunakan oleh informan M, berikut pernyataannya: “ketika memenuhi kebutuhan informasi saya menggunakan buku- buku, internet, dan CDVCD sebagai sumber informasi, karena dengan sumber tersebut informasi yang saya butuhkan dapat diakses”M. Sumber-sumber informasi yang digunakan guru-guru fiqh ketika memenuhi kebutuhan informasi mereka adalah buku, internet, dan CDVCD. Sumber informasi yang digunakan guru-guru tersebut merupakan jenis sumber informasi ketiga dan internet dalam tulisan Farida 2005 yang berjudul “information literacy skill”. Sumber informasi ketiga merupakan jenis informasi yang telah diolah menjadi suatu kesimpulan atau sebuah rangkuman yang dikumpulkan dari sumber informasi pertama dan kedua buku ajartext book, direktori, dan bibliografi dari bibliografi. Sedangkan, internet merupakan sumber informasi lain yang terus berkembang dan sering digunakan oleh masyarakat. Bentuk-bentuk informasi di internet sangat beragam, ada yang berbentuk teksfullteks, abstrak, indeks, gambar, lagu, video, film, game, iklan, jurnalmajalah, berita, dan lain sebagainya Masruriyah, 2010: 28-35. 66 Menelusur informasi melalui internet tentunya membutuhkan mesin penelusuran yang tepat dan mudah digunakan, berikut ini mesin penelusuran yang digunakan guru-guru fiqh untuk mencari informasi yang dibutuhkan beserta alasan mereka menggunakan mesin penelusuran tersebut. Mesin penelusuran yang digunakan guru-guru fiqh, antara lain: “saya menggunakan mesin penelusuran Google dan Youtube, karena menurut saya kedua mesin penelusuran tersebut mudah untuk mengoperasikannya” IR. Untuk mendapatkan sumber informasi dari internet US menggunakan mesin penelusuran berikut: “untuk mencari informasi yang diinginkan biasanya saya menggunakan mesin penelusuran youtube, yahoo, facebook, dan google. Karena dari mesin penelusuran tersebut media atau informasi dapat diakses” US. Mesin penelusuran yang sama juga digunakan oleh N dan M, berikut pernyataan mereka mengenai mesin penelusuran informasi yang digunakan: “Untuk mencari informasi dari internet biasanya saya menggunakan youtube dan googgle” N. Mesin Penelusuran tersebut juga digunakan oleh informan M, berikut kutipan hasil wawancara: “kalau menggunakan internet biasanya saya menggunakan mesin penelusuran seperti google dan youtube, karena lebih mudah mengoperasikannya” M. 67 Secara umum mesin penelusuran informasi yang digunakan guru- guru fiqh MTsN Tangerang II Pamulang, yaitu Google, Yahoo, dan Youtube. Mesin penelusuran di atas ada pada teori “information literacy skill” yang ditulis oleh Farida. Mesin penelusuran di internet sangat beragam, diantaranya: Google, Yahoo, Altavista, Lycos, Excite, Altheweb, Northern Light, Dan Deja News Masruriyah, 2010: 28-35. Setelah menggunakan mesin penelusuran informasi seperti Google, Yahoo, dan Youtube guru-guru mendapatkan situs-situs internet yang memuat informasi yang mereka butuhkan. Berikut hasil wawancara dengan guru-guru terkait situs-situs internet yang mereka gunakan dan alasan mereka menggunakannya sebagai sumber informasi: “untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang belajar dan mengajar melalui internet saya menggunakan situs www.dikdasmen.org , www.e-dukasi.net dan www.pesonaedu.com . Sedangkan untuk mencari informasi terkait ilmu Fiqh saya menggunakan situs dakwah, majalah. Saya menggunakan situs tersebut karena mudah diakses dan informasi yang saya butuhkan ada di situs tersebut” IR. Jawaban dari IR sama seperti jawaban dari US ketika diwawancara, berikut kutipan jawaban US: “situs yang saya gunakan untuk memenuhi kebutuhan informasi tentang belajar dan mengajar melalui internet adalah situs www.dikdasmen.org , www.e-dukasi.net , www.e-smartschool.com dan www.pesonaedu.com . Sedangkan untuk mencari informasi terkait ilmu Fiqh saya menggunakan situs dakwah, majalah. Saya menggunakan situs tersebut karena mudah diakses dan informasi yang saya butuhkan ada di situs tersebut” US. 68 Jawaban dari IR dan US juga mendekati jawaban yang dikemukakan oleh N dan M ketika diwawancara, berikut kutipan hasil wawancara dengan N dan M: “ketika saya butuh informasi tentang belajar dan mengajar dan Fiqh saya mencari melalui internet dan saya menemukan situs www.dikdasmen.org , www.e-dukasi.net , www.pesonaedu.com , situs dakwah, dan majalah. Saya menggunakan situs tersebut karena mudah dan cepat diakses dan informasi yang saya butuhkan ada di situs tersebut” N. “jika melalui internet saya mencari informasi yang saya butuhkan dengan mesin penelusuran kemudian saya mendapatkan dan menjadikan situs tersebut menjadi sumber informasi saya. Situs tersebut, yaitu www.dikdasmen.org , www.e-dukasi.net dan www.pesonaedu.com . Sedangkan untuk mencari informasi terkait ilmu Fiqh saya menggunakan situs dakwah, majalah. Saya menggunakan situs tersebut karena mudah diakses dan informasi yang saya butuhkan ada di situs tersebut” M. Situs-situs internet secara keseluruhan yang digunakan guru fiqh untuk memnuhi kebutuhan informasi mereka, yaitu www.dikdasmen.org , www.e-dukasi.net , www.pesonaedu.com , www.e-smartschool.com , Dakwah, dan Majalah. Hasil penelitian di atas menunjukkan bahwa informasi yang dimuat dalam situs tersebut sudah memenuhi kualitas informasi menurut Brophy dalam Laloo 2002, yaitu kualitas Accessibility Mudah Diakses, Timeliness dapat digunakan tepat waktu artinya cepat ditemukan, dan Compatibility informasi yang dimuat tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. 69 c. Cara Mengatasi Kesulitan Dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi Dalam memenuhi kebutuhan informasi tentunya, seseorang akan menemukan kesulitan. Berdasarkan hasil penelitian guru-guru sebagian besar mengalami kesulitan, berikut ini cara guru-guru fiqh di MTsN Tangerang II Pamulang dalam mengatasi kesulitan yang mereka hadapi saat memenuhi kebutuhan informasi: “ketika saya mengalami kesulitan ketika menemukan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan informasi saya selalu sharing dengan teman, banyak membaca, mencari informasi di internet” IR. Cara yang sama juga digunakan oleh US, berikut pernyataannya: “untuk mengatasi kesulitan ketika mencari informasi yang saya hadapi biasanya dengan cara membaca melalui media cetak dan elektronik, dikomunikasikan dengan teman” US. Berbeda dengan IR dan US, N mengatasi kesulitannya dengan cara sebagai berikut: “untuk mengatasi kesulitan yang saya hadapi saat mencari informasi ialah dengan cara membaca buku dan diskusi dengan teman” N. Hal yang sama juga disampaikan oleh M, sebagai berikut: “cukup dengan banyak membaca, banyak berdiskusi dengan teman, dan rajin mencari informasi di internet saya bisa mengatasi kesulitan yang dihadapi saat mencari informasi yang saya butuhkan” M. 70 Berdasarkan hasil penelitian di atas, cara mengatasi kesulitan dalam memenuhi kebutuhan informasi guru-guru fiqh yaitu Membaca buku, Mencari informasi di Internet, dan Diskusi dengan teman. Hal-hal yang dilakukan oleh guru-guru dalam mengatasi kesulitan saat memenuhi kebutuhan informasi di atas, terdapat dalam teori “behavioral mode of information seeking strategies yang dikutip oleh Syaiful dalam skripsinya 2013, yaitu proses pencarian informasi monitoring. Pada tahapan ini individu mengamati perkembangan dengan cara berkonsentrasi pada beberapa sumber yang terpilih yang sesuai dengan bidang yang dibutuhkan dalam pencarian. Kegiatan ini bisa dilakukan dengan cara komunikasi informal berbagi informasi dengan para ahli atau teman, agar mampu memecahkan masalah dan menjawab pertanyaan. 71

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Mengacu pada hasil penelitian yang sudah dilaksanakan berdasarkan permasalahan penelitian yang diajukan, maka hasil penelitian ini disimpulkan sebagai berikut: 1. Dalam proses belajar dan mengajar guru-guru Fiqh membutuhkan informasi. Ketika membuat RPP informasi yang dibutuhkan guru-guru Fiqh yaitu, tujuan pembelajaran, media pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, dan kompetensi yang diharapkan. Selain itu, terkait model pembelajaran CTL Contextual Teach Learning yang digunakan guru- guru Fiqh, mereka membutuhkan informasi tentang metode mengajar dan fasilitas pembelajaran yang akan diberikan ke peserta didik. Sebagai guru Fiqh mereka juga membutuhkan informasi terkait ilmu Fiqh, antara lain: Perkembangan ilmu fiqh, Perkembangan hukum islam, Informasi praktik haji, Perkembangan metode dan media pembelajaran, dan Informasi mengenai fiqh di kehidupan sehari-hari. 2. Ketika guru-guru memenuhi kebutuhan informasi mereka dan mendapatkan kesulitan untuk mendapatkan situs-situs internet yang relevan lebih banyak, guru-guru fiqh melakukan searchingmencari melalui internet dengan menggunakan mesin pencarian informasi Google, Yahoo, dan Youtube, membaca buku, dan berdiskusi dengan teman MGMP Agama. 72

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang peneliti di atas, peneliti memiliki beberapa saran untuk guru-guru fiqh dalam memenuhi kebutuhan informasi mereka. Tujuannya agar kegiatan belajar mengajar fiqh di MTsN Tangerang II Pamulang dapat berjalan dengan lancar dan kaya akan informasi mengenai fiqh. 1. Kebiasaan guru-guru mempersiapkan diri sebelum kegiatan belajar mengajar sebaiknya terus dipertahankan, karena kesiapan diri untuk belajar mengajar guru bisa berpengaruh terhadap keberhasilan proses belajar mengajar. Memperhatikan keadaan kelas, kondisi peserta didik mereka sehingga informasi yang disampaikan dapat dimengerti dengan baik, menghindari sifat-sifat yang membuat peserta didik takut ketika BapakIbu mengajar di kelas, memperhatikan juga metode yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan disampaikan. 2. Untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka sebaiknya menggunakan website-website yang berkaitan dengan profesi mereka dan bisa dipercaya, misalnya website perpustakaan nasional, website kementrian pendidikan dan kebudayaan, kementrian agama, dan beberapa situs-situs yang berisi tentang ilmu agama. Akan lebih baik, jika BapakIbu menggunakan koleksi-koleksi yang ada di Perpustakaan sekolah. Untuk menambah wawasan materi fiqh, guru-guru bisa menggunakan sumber-sumber primer berupa kitab-kitab ulama ahli fiqh yang sekarang banyak tersedia dalam bentuk digital. 73 DAFTAR PUSTAKA Arif S. Sadiman. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan dan pemanfaatannya. Jakarta: Rajawali, 1990 Arsland, A. H.. Studi Tentang Kebutuhan dan Pencarian Informasi anggota DPR RI dalam Proses Penerbitan suatu UU atas Usul Inisiatif: Tesis Pascasarjana Program Studi Ilmu Perpustakaan, Informasi, dan Kearsipan Bidang Ilmu Budaya UI. Depok: UI Press, 2001. Atherton, Pauline. Handbook for Information Systems and service. Paris: UNESCO, 1977. Badenoch, Douglas, dkk..The Value of Information. Ed. In Mary Feeney dan Maureen Grieves. The Value and impact of Information. London: Bowker- Saur, 1994. Bambang S. Sankarto, dan Maman Permana. Identifikasi Kebutuhan Informasi Melalui Teknik Pengamatan, Wawancara, Dan Angket. Diakses melalui www.pfi3pdata.litbang.deptan.go.idlaporanone26file pada tanggal 20 Oktober 2014 pukul 14.32 Bandono. Bintek KTSP: Pengembangan RP. Di upload pada hari sabtu, 28 Maret 2009. Diunduh melalui http:bandono.web.id20090328pengembangan- rpp.php pada pukul 15.55 Basleman, Anisah. Teori Belajar Orang Dewasa. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011. Bimbingan. Makna dan Tujuan KBM diakses melalui www.bimbingan.orgmengapa-dalam-proses-kbm-perlu-adanya-tujuan.htm pada tanggal 21 Desember 2014 pukul 09.07. ________. mengapa dalam proses KBM perlu adanya tujuan. Diakses melalui www.bimbingan.orgmengapa-dalam-proses-kbm-perlu-adanya-tujuan.html pada tanggal 12 Desember 2014, pukul 15:29. Budiyanto, M. Kebutuhan dan Perilaku pencarian informasi Peneliti bidang ilmu pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Tesis Pascasarjana Program Studi Ilmu Perpustakaan, Informasi dan Kearsipan Bidang Ilmu Budaya Universitas Indonesia. Depok: Universitas Indonesia, 2000. Depag RI. Dirjen. Kelembagaan Agama Islam.Kurikulum 2004: Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah. 74 Drerr, R. L.. A Conceptual analysis of Information Needs. Information process and Management. Vol. 19. Ed. 5. 1983. Emzir. Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Encang Saepudin. Perilaku Pencarian dalam Memenuhi Kebutuhan Informasi. Diposting pada tanggal 10 Januari 2009. Diakses melalui http:encangsaepudin.wordpress.com pada tanggal 06 Januari 2015 pukul 13.00. Fadli Eha. Apa Saja yang Harus Dipersiapkan Sebelum Mengajar. Diposting pada januari 2013. Diakses melalui http:www.sekolahoke.com201301Apa. Saja.Yang.Harus.Dipersiapkan.Sebelum.Mengajar.html pada tanggal 14 Februari 2015 pukul 16.00 Hasbullah. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Cet. 5.Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006. Indah F.. Pengertian dan Definisi Mengajar. Diakses melalui http:carapedia.compengertian_definisi_mengajar_info2155.html pada tanggal 5 Januari 2015 pukul 10.36 Ismail. Kebutuhan Informasi: Bab 2. Diakses melalui http:.uin- alauddin.ac.iddownload-0420kinerja20dan20kompetisi20Guru20- 20Muh20Ilyas20Ismail_2.pdf pada tanggal 03 Oktober 2014 pukul 17.33 Kunandar. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Rajawali Pers, 2011. Kurniawan. Sekapur Sirih pendidikan Perpustakaan di Indonesia 1952-2002: kumpulan artikel alumni Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Program Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Budaya UI, ed. Sulistyo-Basuki, Bahasa Terkendali vs Bahasa Alamiah Dalam Penelusuran bidang ilmu Perikanan: Informasi Sebagai Komponen Perubahan. Depok: FIB UI, 2002. Laksmi. Tinjauan Kultural Terhadap Kepustakwanan: Inspirasi dari Sebuah Karya Imberto Eco. Depok: Fakultas Ilmu Budaya, 2006. Laloo, Bakika Tariang. Information Seeking Behaviour and Users. New Delhi: Ess Ess Publications, 2002. Lembaga Penelitian UIN Jakarta. Ilmu Komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Pers, 2007.