Prinsip Status Gizi Kurang gizi status gizi kurang dan status gizi buruk

karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin.Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak harus seimbang dan mengandung semua zat gizi yang diperlukan oleh tubuh. Banyak ditemukan berbagai masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang, seperti anak tidak suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan pada makanan yang tidak disukai tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga harapan dalam pemenuhan gizi yang selaras, serasi, dan seimbang tidak terlaksana. Disamping itu, pada anak sakit dapat dijumpai maslah masukan nutrisi yang kurang, sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat karena adanya peningkatan metabolisme akibat suatu penyakit, sehingga pada anak yang sakit diperlukan makanan tambahan yang mengandung semua zat gizi yang seimbang Hidayat, 2008. Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka membantu proses fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang anak dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan merupakan salah satu bagian dari upaya pemulihan kondisi anak. Hal tersebut dilakukan dengan harapan anak akan menjadi puas dan orang tua dapat membantu proses edukasi, kemudian dapat membina kebiasaan waktu makan, serta menentukan selera makan, memilih kemampuan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, serta menentukan jumlah dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya usia, status nutrisi itu sendiri, dan keadaan penyakit yang diderita anak sehingga faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak Hidayat, 2008. Supartini 2004 mengemukakan sama halnya dengan anak usia toddler, anak prasekolah mengalami pertumbuhan sedikit lambat. Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak prasekolah adalah sebagai berikut:  Nafsu makan berkurang.  Anak lebih tertarik pada aktivitas bermain dengan teman atau lingkungannya daripada makan.  Anak mulai senang mencoba jenis makanan baru.  Waktu makan merupakan kesempatan yang baik bagi anak untuk belajar dan bersosialisasi dengan keluarga. Anjuran untuk orang tua dalam kaitanya dengan karakteristik tersebut:  Pertahankan kebiasaan makan yang baik dengan cara mengajarkan anak mengenal nutrisi, misalnya dengan menggambar atau melakukan aktivitas bermain.  Apabila makanan yang dikonsumsi cenderung sedikit, berikan dengan frekuensi lebih sering yaitu 4 sampai 5 kali sehari. Apabila memberikan makanan padat, seperti nasi, 3 kali dalam sehari, berikan makanan ringan atau kudapan diantara waktu makan tersebut. Susu cukup diberikan 1-2 kali sehari.