Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor penguat atau pendorong terjadinya perilaku Notoatmodjo, 2007.
Berdasarkan kategori tersebut diketahui bahwa ibu yang kurang mendapatkan
dukungan keluarga berjumlah 30 orang 42.9, sedangkan ibu yang banyak mendapatkan dukungan keluarga berjumlah 40
orang 57.1. Dalam hal ini dukungan keluarga yang baik menunjukkan bahwa masyarakat menjalani kehidupan tersebut
dengan baik.
6.2 Gambaran perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak
di Yayasan Al-Fatah Serang
Perilaku seseorang atau masyarakat tentang kesehatan ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan dan nilai-nilai
yang berlaku dalam masyarakat tersebut. Ketersedian fasilitas, sikap dan perilaku petugas yang memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku masyarakat. Menurut
Notoatmodjo 2010 merumuskan perilaku dari teori Skiner ini menjadi perilaku kesehatan dengan definisi perilaku kesehatan
adalah respon seseorang terhadap rangsangan atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang
mempengaruhi sehat-sakit kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Perilaku dalam
kaitanya dengan pemenuhan gizi pada balita sangatlah erat hubungannya dengan pertumbuhan dan perkembangan balita.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden memiliki perilaku baik sebanyak 38 54.3 dan perilaku kurang 32
45.7. Menurut Yunitasari 2011, dari hasil penelitiannya menunjukkan bahwa sebesar 27.12 ibu memiliki perilaku gizi
kurang sedangkan ibu yang mempunyai perilaku baik dalam memenuhi kebutuhan gizi balitanya sebesar 72.8.
6.3 Pembahasan Hasil Bivariat
6.3.1 Hubungan
antara faktor
predisposisi pendidikan,
pekerjaan, pendapatan, pengetahuan, sikap dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak di Yayasan Al-
Fatah Serang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor predisposisi yang berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi
kebutuhan nutrisi anak adalah pendidikan p=0.040, pekerjaan p=0.041, pengetahuan p=0.032, sikap p=0.002. Pendapatan
p=0.756, dan dukungan keluarga p=0.387 tidak berhubungan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak.
Pendidikan dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan atara pendidikan ibu dengan perilaku
ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Sen,
Bharati, Som, Pal, Bharati 2011 juga menunjukkan bahwa tingkat pendidikan merupakan satu-satunya variabel yang
ditemukan yang dapat mempengaruhi gizi anak. Tingkat
pendidikan ibu menjadi prioritas utama untuk mengurangi prevalensi gizi kurang dan terhentinya pertumbuhan pada anak.
Sementara penelitian yang dilakukan oleh Henny menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan
pemberian makanan pada balita Intansari, 2009. Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar seseorang,
semakin tinggi pendidikan seseorang akan mudah dalam menerima informasi yang ada. Semakin banyak informasi yang
masuk maka semakin banyak pengetahuan yang didapat termasuk informasi mengenai kesehatan. Pendidikan yang
tinggi dapat mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian makan pada anak. Ibu yang mempunyai pendidikan tinggi,
diharapkan mempunyai daya terima yang lebih baik terhadap ilmu yang diterima sehingga diharapkan dapat dipraktikkan
pada keluarga. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi dapat mempengaruhi ibu dalam mendapatkan informasi mengenai
makanan yang tepat untuk anak Ikhwansyah, 2007 dalam Nuris, 2013.
Pekerjaan dalam penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hal ini sesuai dengan Marsigit 2004 bahwa tingkat pendidikan memberikan peluang
yang lebih baik bagi ibu rumah tangga untuk mendapatkan pekerjaan yang memadai. Pekerjaan responden sebagai ibu
rumah tangga memberikan keluluasaan karena tidak terikat kepada jam kerja yang teratur, sehingga responden cenderung
memiliki waktu luang yang banyak. Waktu luang ini dimanfaatkan responden untuk memperoleh informasi yang
cukup tentang cara memilih dan mengolah bahan makanan yang baik dan benar.
Pendapatan dalam penelitian diperoleh tidak ada hubngan yang bermakna antara pendapatan dengan perilaku ibu dalam
memenuhi kebutuhan nutrisi balita. Hasil ini berbeda dengan Hukum Perisse yang menyatakan jika terjadi peningkatan
pendapatan, maka makanan yang dibeli akan lebih bervariasi Parsiki, 2003. Menurut hukum ekonomi hukum Engel yang
disebutkan bahwa mereka yang berpendapatan sangat rendah akan selalu membeli lebih banyak makanan sumber
karbohidrat, tetapi jika pendapatannya naik maka makanan sumber karbohidrat yang dibeli akan menurun diganti dengan
makanan sumber hewani dan produk sayuran Soekirman, 2000.
Tingkat pendapatan menentukan makanan yang dibeli, dimana semakin tinggi pendapatan keluarga maka gizi anak
juga akan tercukupi dan berpengaruh terhadap status gizinya Notoatmodjo, 2003. Penelitian ini sesuai dengan hasil
penelitian yang dilakukan oleh Gunawan 2011, bahwa keluarga dengan pendaptan yang tinggi belum tentu