Hubungan Pembahasan Hasil Bivariat
memperbaiki komposisi makanan sehingga belum tentu mutu makanannya lebih baik. Tidak adanya hubungan antara
pendapatan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita dapat dikarenakan pendapatan atau sosial ekonomi
memiliki cakupan yang sangat luas diantaranya meliputi beberapa faktor yang menentukan tinggi rendahnya keadaan
sosioal ekonomi orangtua di masyarakat yaitu tingkat pendapatan, tingkat pendidikan dan kepadatan hunian dalam
rumah. Pengetahuan menunjukkan ada hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hasil ini sejalan dengan Yunitasari
2011 menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara praktik pemenuhan gizi balita dengan status gizi balita.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Nurul 2010, meyatakan bahwa perilaku ibu dalam pemenuhan gizi sebagian
besar 79.9 adalah cukup dengan status gizi balita hampir seluruhnya 78.9 adalah baik.
Seorang ibu rumah tangga yang sehari-harinya terbiasa menyaiapkan makanan bagi anggota keluarganya harus
mempunyai pengetahuan dan keterampilan dasar tentang menu sehat serta bergizi seimbang, sehingga makanan yang disajikan
menarik untuk dikonsumsi serta sehat untuk mempertahankan derajat kesehatan Sediaoetama, 2006.
Kurangnya pengetahuan gizi dan kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab terjadinya
kekurangan gizi pada balita. Di pedesaan, makanan banyak dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan kebudayaan.
Terdapat pantangan makan pada balita misalnya anak kecil tidak diberi ikan karena dapat menyebabkan cacingan, kacang-
kacangan juga tidak diberikan karena dapat menyebabkan sakit perut Khomsan, 2000. Ibu harus memiliki pendidikan dan
pengetahuan yang baik agar dapat menjalankan fungsinya dengan efektif dalam melaksanakan praktek asuhan kesehatan.
Pengetahuan kesehatan yang baik akan mendatangkan perilaku kesehatan yang baik pula. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Skiner 1938 dalam Notoatmodjo 2007. Perbaikan gizi pada anak balita tergantung pada pola
pengasuhan ibunya yaitu pada pemilihan pangan oleh ibunya sehingga dengan pengetahuan gizi, seorang ibu akan mampu
memilih bahan makanan yang murah tetapi bergizi tinggi karena tidak semua harga bahan makanan yang mahal memiliki
kandungan gizi tinggi. Pengetahuan gizi akan memberikan sumbangan pengertian tentang apa yang kita makan, mengapa
kita makan, dan bagaimana hubungan makanan dengan kesehatan Munadhiroh, 2009.
Menurut Suhardjo 2003 yang menyatakan pengetahuan gizi memegang peranan sangat penting dalam menggunakan
makanan yang baik sehingga dapat mencapai keadaan gizi yang cukup. Tingkat pengetahuan gizi ibu sebagai pengelola rumah
tangga berpengaruh pada jenis bahan makanan yang dikonsumsi rumah tangga sehari-hari. Lebih lanjut Priany
2002, bahwa pengetahuan ibu adalah pintu gerbang dalam penyiapan makan keluarga. Kebiasaan makan yang baik serta
pemilihan makanan yang baik untuk keluarga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan gizi yang dimiliki oleh seorang
ibu rumah tangga. Pengetahuan serta keterampilan ibu sangat diperlukan
dalam upaya peningkatan status nutrisi balitanya secara baik, dalam mengatur makanan agar menjadi lebih berguna bagi
tubuh. Secara umum di negara berkembang ibu memainkan peranan penting dalam memilih dan mempersiapkan pangan
untuk konsumsi keluarganya sehingga pengetahuan gizi ibu akan mempengaruhi jenis pangan dan mutu gizi makanan yang
dikonsumsi anggota keluarganya Hardinsyah, 2007. Sikap menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara
sikap ibu dengan perilaku ibu dalam pemenuhan nutrisi balita. Hal ini sesuai dengan Asdan Padang 2008 yang menyatakan
sikap dalam penelitian ini berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian MP-ASI. Hal ini berarti bahwa untuk
meningkatkan perilaku yang positif dari ibu dalam pemberian
nutrisi pada anak, maka sikapnya perlu dimodifikasi melalui berbagai kegiatan yang potensial di masyarakat setempat.
6.3.2 Hubungan antara faktor pendorong dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi
anak di Yayasan Al-fatah Serang
Berdasarkan hasil uji statistik menunjukkan tidak adanya hubungan yang bermakna antara dukungan keluarga dengan
perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi anak. Hal ini berbeda dengan Friedman 2010 mengatakan bahwa keluarga
merupakan unit dasar dalam masyarakat dan merupakan lembaga sosial yang memiliki pengaruh paling besar terhadap
anggotanya, menjadi penentu keberhasilan atau kegagalan dari anggota keluarga. Hal ini berarti keluarga memiliki pengaruh
dan penentu keberhasilan atau kegagalan anak dalam
berperilaku gizi yang baik.
Tidak adanya hubungan antara dukungan keluarga dengan perilaku ibu dalam memenuhi kebutuhan nutrisi balita di
Yayasan Al-Fatah Serang dapat disebabkan karena anak tidak hanya dipengaruhi oleh orangtua tetapi juga lingkungan
disekelilingnya. Jika anak mendapatkan pengaruh yang positif tentang mengkonsumsi makanan maka anak tersebut sudah
tertanam di ingatannya bahwa mengkonsumsi makanan sehat merupakan hal yang perlu dilakukan. Sama seperti disampaikan
oleh Brooks 2011 bahwa lingkungan tetangga dan masyarakat memberikan nilai dan acuan kepada keluarga khususnya anak
sehingga memberikan pengaruh terhadap kehidupannya. Meniru dari saudara maupun temannya tentang cara makan
dapat mempengaruhi pola makan balita Judarwanto, 2004.