49
b. Biografi Intelektual Dan Karir
Sejak usia remaja beliau sudah mulai berjuang. Setelah tamat dari Sekolah Rakyat Sekolah Dasar, Imam Zarkasyi digembleng baik oleh
ayahnya sendiri maupun di beberapa pondok pesantren, seperti Pondok Joresan, Pondok Josari dan TegalSari semua di Ponorogo dan di Pondok
Jamsaren Solo. Imam Zarkasyi pernah menjadi murid Mambaul Ulum dan Sekolah Arabiyah Al Islamiyah di Solo pada tahun 1930. Sewaktu belajar di
Solo guru yang paling berjasa ialah Ustaz Al-Hasjimi yaitu seorang tokoh politik dan sekaligus sastrawan dari Tunisia yang diasingkan oleh Pemerintah
Perancis di wilayah penjajajahn Belanda dan akhirnya menetap di Solo.
69
Ketekunan Imam Zarkasyi dalam menuntut ilmu sangat terlihat jelas , pertama Imam zarkasyi mondok di Pesantren Jamsaren, tempat beliau
mengkaji kitab di malam hari, kedua, di Madrasah Arabiyah Islamiyah, tempat ia bersekolah di pagi hari, dan ketiga
, di Madrasah Manba’ul Ulum, untuk sore hari
70
. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Solo, Imam Zarkasyi
meneruskan studinya ke Kweekschool di Padang Panjang, Sumatera Barat, sampai tahun 1935.Setelah tamat belajar di Kweekschool, beliau diminta
menjadi direktur Perguruan tersebut oleh gurunya, Mahmud Yunus. Tetapi Imam Zarkasyi hanya dapat memenuhi permintaan dan kepercayaan tersebut
selama satu tahun tahun 1936, dengan pertimbangan meskipun jabatan itu cukup tinggi, tetapi ia merasa bahwa jabatan tersebut bukanlah tujuan
utamanya setelah menuntut ilmu di tempat itu. Imam Zarkasyi yang dinilai oleh Mahmud Yunus memiliki bakat yang menonjol dalam bidang pendidikan,
namun ia melihat bahwa Gontor lebih memerlukan kehadirannya. Di samping itu, kakaknya Ahmad Sahal yang tengah bekerja keras mengembangkan
69
Departemen Agama Jakarta, Ensiklopedi Islam,Jakarta: CV. Anda Utama, 1998, h.457.
70
Abdullah Syukri Zarkasyi, Manajemen Pesantren ; Pengalaman Pondok Modern Gontor, Gontor : Trimurti Press, 2005, Cet. II, h. 56