Teknik Penulisan METODOLOGI PENELITIAN

63 untuk mempersiapkan peserta didik agar siap dan mampu hidup bermasyarakat sesuai dengan bidang keahliannya. Hal demikian antara lain karena pengaruh hadits Nabi Muhammad Saw yang sering dikutipnya “Khair al- nas anfa’uhum li al-nas” manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat bagi orang banyak. 5 Pola pikir dan kebebasan, ini terutama menyangkut diri santri. Setiap santri diberi arahan melalui pembiasaan, keteladanan, dan pengkondisian lingkungan. Dengan konsep ini diharapkan santri memiliki jiwa berdiri di atas kaki sendiri atau berdikari, santri bebas untuk menentukan masa depannya, memiliki jiwa keikhlasn dan jiwa kesederhanaan dalam hidup. 6 Sedangkan kurikulum yang di terapkan Imam Zarkasyi adalah 100 umum dan 100 agama. Kurikulum pada pesantren tradisonal lebih memfokuskan pada materi agama yang tertera dalam kitab-kitab klasik kuning. Imam Zarkasyi tetap mempertahankan materi-materi agama tersebut, selain itu juga menambahkan materi pengetahuan umum ke dalam kurikulum lembaga pendidikan yang diasuhnya. Materi dan kurikulum pondok pesantren gontor pada dasarnya adalah totalitas dari kehidupan pondok itu sendiri, tidak bisa dipisah-pisahkan satu dengan yang lain. Tidak ada perbedaan antara pengetahuan agama dan pengetahuan umum. Semua santri mendapat dua pengetahuan tersebut sekaligus sesuai dengan tingkatan kelas mereka masing-masing. Materi dan kurikulum yang dikembangkan dibagi menjadi dua bagian, yaitu materi kurikulum yang bersifat intrakurikuler akademik, dan bersifat ekstrakurikuler nonakademik. Kurikulum intrakurikuler dilakukan oleh Kulliyat Al- Mu’allimin Al-Islamiyah KMI, sedangkan kurikulum ekstrakurikuler ditangani oleh Organisasi Pelajar Pondok Pesantren OPPM dan Gerakan Pramuka. 7 Dari uraian diatas dapat penulis simpulkan bahwa antara Mahmud Yunus dan Imam Zarkasyi sama sama mementingkan pendidikan akhlak pada 5 Abudin Nata, Tokoh-tokoh Pembaharuan Pendidikan Islam, h. 155 6 Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, h. 146 7 Susanto, Pemikiran Pendidikan Islam, h. 143 64 tujuan pendidikan Islam dan Imam Zarkasyi menerapkan kurikulum Kulliyat Al- Mu’allimin Al-Islamiyah di Pondok Pesantren Gontor berdasarkan pengalamannya mengenyam pendidikan di Normal Islam sekolah yang di pimpin Mahmud Yunus.

B. Perbandingan Metode Dan Sistem Pendidikan Islam Mahmud Yunus dan

Imam Zarkasyi Seperti yang telah di bahas pada bab sebelumnya bahwa metode adalah jalan yang akan ditempuh oleh guru untuk memberikan berbagai pelajaran kepada peserta didik dalam berbagai jenis mata pelajaran. Jalan itu adalah khittah garis yang drencanakan sebelum masuk ke dalam kelas dan dilaksanakan di dalam kelas waktu mengajar. 8 Selanjutnya Mahmud Yunus juga menyarankan agar setiap pendidik memahami gejolak jiwa, kecendrungan potensi, kemampuan dan bakat yang dimiliki setiap peserta didik. Dengan cara demikian, setiap mata pelajaran yang diberikan dapat diserap oleh anak sebaik-baiknya. Oleh sebab itu seorang guru harus menggunakan metode yang efisien dan efektif. Sehingga tidak melelahkan dan membosankan murid, serta beragam penggunaannya. Sehubungan dengan mengharapkan metode pada suatu mata pelajaran, Mahmud Yunus juga sangat memperhatikan psikologi anak didik sesuai dengan kaidah-kaidah pengajaran modern, dengan tujuan agar pelajar dapat dipahami dan diingat secara kritis oleh murid. Ia juga sangat menekankan tentang pentingnya penanaman moral dalam proses belajar mengajar, karena moralitas adalah merupakan bagian yang sangat penting dari sistem ajaran Islam. Pandangan Mahmud Yunus yang demikian itu memperlihatkan bahwa konsep yang dirumuskan dan disosialisasikannya itu benar-benar menyeluruh. Mencakup aspek kognitif, psikomotorik dan afektif,. Aspek kognitif karena dalam kegiatan belajar mengajar, Mahmud Yunus lebih menekankan pada pendalaman materi untuk membawa murid berpikir secara kritis. Sehingga 8 Mahmud Yunus, Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran, h. 85