V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Analisis Jumlah Jenis Arthropoda Tanah pada Ekosistem Pertanaman
Jeruk Rata-rata jumlah jenis arthropoda tanah masing-masing lokasi dapat dilihat
pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Jumlah Jenis Arthropoda Tanah pada Pertanaman Jeruk
Jumlah Jenis No. Lokasi
kebun Pengamatan 1
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Jumlah 1.
Petani yang
dilatih 16 16 19
51 2.
Petani yang tidak dilatih
10 9 5 24
Jumlah jenis arthropoda tanah lebih banyak di kebun petani yang dilatih dibandingkan dengan di kebun petani yang tidak mengikuti pelatihan. Hal ini
menunjukkan faktor makanan, habitat yang sesuai dan tekanan lingkungan khususnya pencemaran pestisida yang rendah di kebun petani yang dilatih dibandingkan dengan
kebun petani yang tidak dilatih. Jumlah dan tipe organisme yang ada bervariasi tergantung pada praktek-
praktek pengelolaan tanah pertanian. Hubungan umum jumlah jenis dan jumlah individu per jenis berbanding terbalik. Semakin tinggi jumlah jenis semakin kecil
jumlah individu per jenis. Tekanan pencemaran pestisida menyebabkan jumlah jenis turun dan populasi jenis yang tahan terhadap tekanan meningkat Odum, 1971.
Universitas Sumatera Utara
5.2. Keanekaragaman Arthropoda Tanah pada Ekosistem Pertanaman Jeruk
Identifikasi dilaksanakan di Laboratorium Ekologi Jurusan Biologi Fakultas MIFA Universitas Sumatera Utara dengan menggunakan buku identifikasi Soil
Biology Guide dan Fresh Water Invertebrate of The United Stated Dindal, 2004 dan Pennak, 1990.
Keanekaragaman arthropoda tanah pada ekosistem pertanaman jeruk pada kebun petani yang dilatih dan yang tidak dilatih masing-masing tertera pada Tabel 5.2
dan 5.3. Tabel 5.2. Keanekaragaman Jenis Arthropoda Tanah pada Pertanaman Jeruk Petani
yang Dilatih
No Ordo Famili
Genusspecies Pengama
tan 1 Pengama
tan 2 Pengama
tan 3 1. Collembola Entomobryidae Entomobrya
52 11 35 2. Orthoptera Gryllidae
Gryllus bimaculatus 1 1 2
Blattodea Blatella sp.
1 -
1 Gryllotalpidae Gryllotalpa sp.
1 2
2 Tettigoniidae Neoconocephalus. 1 - 1
3. Hemiptera Coreidae -
2 1
4. Hymenoptera Formicidae
Camponotus 6 8 2
Cardiocondila. 5 2
7 Brachymyrmex
7 6 9 5. Coleoptera Nitinulidae
Carpophilus 7 6 3
Cucurlionidae Graphognathus - 1 1
Hydrophylidae Tropisternus . - 1
1 Hydrophilus
2 1 1 6. Lepidoptera Saturniidae
Actias 1 - 1
7. Diptera Spheroseridae Leptocera
2 1 1 Chamaemyiidae
Chamaemyia 1 1 1
Muscomorpha Lecanocerus 2 3 6
Drosophilidae Drosophila 12 10 7
8. Arachnida Lycosidae 3
5 4
Jumlah 104
61 86
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.3. Keanekaragaman Jenis Arthropoda Tanah pada Pertanaman Jeruk Petani yang Tidak Dilatih
No Ordo Famili
Genus Pengamatan
1 Pengamatan
2 Pengamatan
3 1. Collembola Entomobryidae
Entomobrya 583 1093 581
2. Orthoptera Gryllidae Gryllus
1 1 - Blattodea
Blatella sp. 1 2 1
Gryllotalpidae Gryllotalpa
1 2 2 Tettigoniidae Neoconocephalus
1 - - 3. Hemiptera Coreidae
- 1
- -
4. Hymenoptera Formicidae
Camponotus 2 7 9
5. Coleoptera Nitinulidae Carpophilus
6 3 3 6. Diptera
Spheroseridae Leptocera 1 1 -
Drosophilidae Drosophila
4 2 - 7. Arachnida Lycosidae
- -
1 -
Jumlah 601 1112 596
Tabel 5.4. Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener H pada Kebun Petani yang Dilatih dan yang Tidak Dilatih
No Lokasi Kebun
Pengamatan 1
Pengamatan 2
Pengamatan 3
Rata-rata Indeks
1. Kebun petani yang dilatih
0.50582 0.45171
0.48413 0,48055
2.
Kebun petani yang tidak dilatih
0.05893 0.03394
0.05079 0,04788
Indeks keanekaragaman pada kebun petani yang dilatih lebih tinggi daripada indeks keanekaragaman pada kebun petani yang tidak dilatih Tabel 5.4. Tingginya
indeks keanekaragaman pada kebun petani yang dilatih disebabkan jumlah jenis di kebun petani yang dilatih lebih banyak dan jumlah populasi tiap jenis lebih merata
equitibilitas lebih tinggi. Perhitungan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener H pada kebun petani yang dilatih dan kebun petani yang tidak dilatih dapat dilihat pada
Lampiran 3.
Universitas Sumatera Utara
Ordo yang terbanyak pada kebun petani yang dilatih maupun pada kebun petani yang tidak dilatih adalah ordo Collembola. Hal ini disebabkan karena
Collembola mempunyai habitat yang luas. Adianto 1993 menyatakan Collembola membutuhkan habitat yang kelembabannya tinggi dan banyak sisa-sisa tanaman.
Perbedaan kepadatan Collembola di setiap kebun diduga dipengaruhi oleh kelembaban tanah dan faktor makanan yang berbeda pada setiap kebun. Collembola
yang banyak ditemukan berasal dari famili Entomobryidae. Pada kebun petani yang tidak dilatih dengan banyaknya tanaman tumpang sari
dan pohon pelindung, kelembabannya lebih tinggi dari kebun petani yang dilatih. Hal ini menyebabkan pada kebun petani yang tidak dilatih jumlah Collembola yang
terperangkap jauh lebih banyak dari kebun petani yang dilatih. Odum 1971 menyatakan keanaekaragaman jenis itu mempunyai komponen
yang dapat memberi reaksi secara berbeda terhadap faktor-faktor geografi, perkembangan atau fisik. Komponen utama pertama adalah kekayaan jenis dan
komponen utama kedua adalah equitibilitas yaitu kesamarataan jumlah populasi tiap jenis. Indeks keanekaragaman berhubungan langsung dengan jumlah jenis kekayaan
jenis. Semakin tinggi jumlah jenis semakin tinggi indeks keanekaragaman. Pada lingkungan yang keras keanekaragaman berubah menurut kelimpahan relatifnya
sedang pada lingkungan yang tidak keras yang dikendalikan secara biologi akan merupakan fungsi dari jumlah jenis.
Pada keanekaragaman tinggi terdapat rantai makanan lebih panjang dan kompleks dan banyak simbiosis terjadi mutualisme, parasitisme, komensalisme, dan
Universitas Sumatera Utara
sebagainya. Keanekaragaman tinggi menyebabkan kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya kendali umpan balik negatif dalam jaringan makanan yang
mengurangi ketidakstabilan. Pada keadaan keanekaragaman jenis tinggi banyak berlangsung proses makan memakan atau saling mengendalikan yang menyebabkan
tidak ada fluktuasi populasi tertentu yang sangat menonjol atau ledakan populasi suatu jenis Odum, 1971.
5.3. Faktor Fisik dan Kimia pada Ekosistem Pertanaman Jeruk