3. Herbivora
Beberapa arthropoda yang menghabiskan hidupnya di dalam tanah seperti kumbang, symphylans, cicadas, mole-crikets, lalat centhomyiid adalah
herbivora dan dapat menjadi hama tanaman. Jumlah herbivora ini cukup besar dan menyebabkan kerusakan pada akar atau bagian tanaman lainnya
Moldenke, 2001.
4. Pemakan Fungi
Beberapa arthropoda seperti springtail, beberapa tungau, silverfish memakan fungi dan juga beberapa jenis bakteri. Mereka menggaruk dan memakan
bakteri dan fungi yang ada di permukaan akar. Sejumlah besar fraksi nutrient bagi tumbuhan dihasilkan oleh fauna pemakan mikroba ini Moldenke, 2001.
2.8. Peranan Fauna Tanah
Fauna tanah adalah semua organisme yang hidup di tanah, baik di permukaan tanah maupun di dalam tanah, sebagian atau seluruh siklus hidupnya berlangsung
di dalam tanah. Kelompok fauna tanah ini sangat banyak dan beranekaragam, mulai dari protozoa, rotifera, nematoda, anelida, moluska, arthropoda hingga vertebrata
Kalshoven, 1981. Peran hewan tanah pada ekosistem tanah cukup besar dalam menentukan
kualitas dan struktur tanah. Peran hewan tanah dalam proses perombakan bisa terlaksana secara langsung ataupun tidak langsung. Secara langsung karena memakan
dan menghancurkan bahan organik, dan secara tidak langsung berupa
Universitas Sumatera Utara
keikutsertaannya dalam meningkatkan jumlah mikroflora tanah yang juga berperan dalam proses perombakan bahan organik Deshmukh, 1992.
Hewan tanah melaksanakan dua proses yang berlainan dalam perombakan. Pertama, pengecilan adalah reduksi ukuran partikel organik, yang terjadi berkat
aktivitas makan hewan-hewan tanah. Kedua, katabolisme adalah pemecahan secara biokimia molekul organik kompleks berkat proses pencernaan fauna dan mikroflora
tanah Deshmukh, 1992. Selain berperan dalam proses perombakan bahan organik dan memperbaiki struktur tanah, fauna tanah juga berperan menaikkan nilai tukar
kation dan menyumbang nitrogen bagi tanah Graham, 1996. Tanah yang kekurangan bahan organik menjadi padat, karena salah satu
fungsi bahan organik adalah untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah. Fungsi lain bahan organik adalah sebagai sumber mineral sehingga di dalam tanah tersedia
unsur hara yang diperlukan tanaman. Di dalam tanah bahan organik secara berangsur- angsur mengalami mineralisasi membentuk hara tanah. Kondisi tanah yang
kekurangan bahan organik akan menyulitkan tanaman menyerap unsur hara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman Hardjowigeno, 1995.
Universitas Sumatera Utara
III. METODE PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Kecamatan Tiga Panah yang merupakan daerah sentra produksi buah jeruk di Kabupaten Karo. Di kecamatan tersebut telah dilaksanakan
Pelatihan Penggunaan Pestisida yang Baik dan Benar. Pelatihan telah dilaksanakan selama satu bulan dengan peserta berasal dari petani setempat berjumlah 100 orang
4 kelompok tani. Nara sumberpemandu berasal dari petugas Pengamat Hama dan Penyakit PHP dan petugas dari perusahaan pestisida. Pada lokasi tersebut
dilakukan observasi, interview, pembagian kuisioner, pengambilan sampel buah jeruk dan pemasangan perangkap arthropoda tanah Pit Fall Trap.
Pengujian residu pestisida pada sampel buah jeruk dilaksanakan di Laboratorium Pestisida BPTPH Sumatera Utara yang telah diakreditasi oleh
Komite Akreditasi Nasional dengan Nomor LP-350-IDN. Untuk identifikasi arthropoda tanah yang terperangkap dilakukan
di Laboratorium Ekologi Departemen Biologi Fakultas MIPA Universitas Sumatera Utara.
Pengambilan sampel dan pemasangan perangkap arthropoda dilakukan di lokasi kebun petani yang mengikuti pelatihan penggunaan pestisida dan di lokasi
kebun petani yang tidak mengikuti pelatihan. Waktu penelitian dijadwalkan mulai
Universitas Sumatera Utara
bulan Juli sampai Agustus 2008 yang sebelumnya diawali dengan survei pendahuluan sejak Maret 2008.
3.2. Bahan dan Alat