2.5. Residu Pestisida
Residu pestisida adalah zat tertentu yang terkandung dalam hasil pertanian, bahan pangan, atau pakan hewan, baik sebagai akibat langsung maupun tidak
langsung dari penggunaan pestisida Kelompok Kerja Penyusunan Revisi Metode Analisis Residu Pestisida Pada Hasil Pertanian, 2004.
Hasil pertanian yang beredar di Indonesia baik yang berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri tidak boleh mengandung residu pestisida melebihi Batas
Maksimum Residu BMR. BMR didefinisikan sebagai konsentrasi maksimum residu pestisida yang secara hukum diizinkan atau diketahui sebagai konsentrasi yang dapat
diterima dalam atau pada hasil pertanian, bahan pangan, atau bahan pakan hewan. Konsentrasi tersebut dinyatakan dalam miligram residu pestisida per kilogram hasil
Kelompok Kerja Penyusunan Revisi Metode Analisis Residu Pestisida pada Hasil Pertanian, 2004.
2.6. Lingkup Pengujian Residu Pestisida dalam Hasil Pertanian
Suatu proses pengujian harus dilakukan untuk menentukan apakah suatu hasil pertanian telah memenuhi persyaratan ketentuan BMR Pestisida. Penetapan apakah
suatu hasil pertanian diterima atau ditolak untuk beredar di pasaran Indonesia harus didasarkan pada data analisis dengan validitas dan reliabilitas yang dapat
dipertanggungjawabkan. Untuk menghindari kesalahan teknis yang tidak perlu sebagai akibat dari kesalahan interprestasi dalam pamahaman terhadap metode
pengujian residu pestisida, Direktorat Perlindungan Tanaman Pangan, Direktorat
Universitas Sumatera Utara
Jenderal Bina Produksi Tanaman Pangan menyusun Buku Pedoman Pengujian Residu Pestisida dalam hasil Pertanian yang merupakan acuan untuk tujuan pengujian
tingkat residu pestisida Kelompok Kerja Penyusunan Revisi Metode Analisis residu Pestisida pada Hasil Pertanian, 2004.
Langkah-langkah pengujian tingkat residu pestisida adalah sebagai berikut: 1 pengambilan contohsampel, 2 penyiapan dan penyimpanan contoh analitik, dan
3 pelaksanaan analisis. Prosedur lengkap ketiga langkah tersebut harus sesuai dengan Pedoman Pegujian Residu Pestisida dalam hasil Pertanian Kelompok Kerja
Penyusun Revisi Metode Analisis Residu Pestisida dalam Hasil Pertanian, 2004.
2.7. Kelompok Arthropoda Tanah
Salah satu fauna tanah yang memegang peranan penting di dalam tanah adalah arthropoda. Arthropoda adalah Phylum fauna yang terbesar dan sangat beragam.
Fauna yang termasuk ke dalam arthropoda adalah insekta serangga, krustasea, centipoda, milipoda, simfila, pauropoda dan trilobita yang telah punah. Arthropoda
dicirikan dengan segmentasi dan badannya dilapisi dengan sisik luar exoskleton dengan pasangan anggota pada setiap segmen, sistem syaraf yang kompleks dengan
tulang belakang, sambungan syaraf melalui ujung anterior dari alat pencernaan Borror, 1992.
Dalam dunia fauna, arthropoda meliputi lebih dari 90 kingdom animalia. Secara literal arthropoda berarti kaki yang beruas-ruas. Semua anggota dari kelompok
Universitas Sumatera Utara
ini mempunyai bagian tubuh yang beruas-ruas, tidak hanya pada kakinya Borror, 1992.
Arthropoda yang hidup di tanah disebut arthropoda tanah. Arthropoda tanah dapat dikelompokkan berdasarkan fungsinya di dalam tanah sebagai penghancur,
predator, herbivor dan pemakan fungi Moldenke, 2001.
1. Penghancur