Variabel yang Diteliti Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Tanah

Penghitungan Bandingkan waktu lambat dan tinggi atau luas puncak kromatogram yang diperoleh dari larutan cuplikan dan larutan baku pembanding, berupa cara perhitungan dengan internal standard DCB.

3.7. Variabel yang Diteliti

Untuk menjelaskan hipotesis penelitian dilakukan penghitungan: 1. Untuk keragaman arthropoda dilakukan penghitungan indeks keragaman arthropoda tanah pada kebun petani yang mengikuti pelatihan dan yang tidak mengikuti pelatihan. 2. Analisis residu pestisida pada sampel untuk membedakan residu yang terdapat pada sampel jeruk pada lokasi kebun petani yang mengikuti pelatihan dan yang tidak mengikuti pelatihan. 3. Untuk mengetahui faktor fisik dan kimia pada lokasi percobaan dilakukan pengukuran variabel: suhu udara, pH tanah dan kandungan mineral utama tanah. 4. Data-data lain yang perlu diketahui adalah: 1 vegetasi tanaman yang ditumpangsarikan jenis klon tanaman jeruk, jenis tanaman pelindung bila ada, umur tanaman, dan tanaman lain yang tumbuh di areal pertanaman tersebut, 2 teknik budidaya dan pemeliharaan tanaman asal bibit, penyiapan lahan, jarak tanam, jarak tanam tanaman pelindung, pemupukan, Universitas Sumatera Utara pemangkasan, jadwal panen, sanitasi kebun dan lain-lain, 3 Cara pengelolaan hama dan penyakit di lokasi kebun. Untuk menghitung masing-masing variabel yang akan diteliti dijelaskan sebagai berikut: Indeks Keanekaragaman Untuk mengetahui perbedaan spesies arthropoda tanah dilakukan penghitungan indeks keanekaragaman arthropoda pada kebun petani yang mengikuti pelatihan dan yang tidak mengikuti pelatihan sebelum dan setelah pelatihan dan membandingkannya. Indeks keanekaragaman dihitung dengan rumus Shannon- Wiener H Odum, 1971. H = - ∑ Pi 2 ln Pi 2 Di mana : H = indeks keanekaragaman Pi= Jumlah individu ke I dibagi total individu semua jenis

3.8. Pengukuran Faktor Fisik dan Kimia Tanah

1. Pengukuran udara dilakukan pada kebun petani yang mengikuti pelatihan dan yang tidak mengikuti pelatihan dengan menggunakan termometer. 2. Pengukuran pH tanah dan analisis kandungan mineral utama tanah dilakukan di Laboratorium Central Universitas Sumatera Utara. Tanah diambil dari dua lokasi, yaitu dari kebun petani yang mengikuti pelatihan dan yang tidak Universitas Sumatera Utara mengikuti pelatihan. Unsur yang diteliti kandungannya adalah Nitrogen N, Phospor P dan Kalium K. Universitas Sumatera Utara IV. DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN Lokasi penelitian di Kecamatan Tiga Panah Desa Tiga Panah, Seberaya, Bunuraya dan Bertah. Kecamatan Tiga Panah terletak pada ketinggian 1.192 meter di atas permukaan laut. Luas wilayah Kecamatan Tiga Panah sebesar 18,684 Km 2 . Secara geografis Kecamatan Tiga Panah terletak di sebelah Utara dengan Kecamatan Dolat Rakyat, sebelah Selatan dengan Kecamatan Merek, sebelah Barat dengan Kecamatan Juhar, Munte dan Kabanjahe, serta sebelah Timur dengan Kecamatan Barusjahe dan Kecamatan Merek. Berdasarkan data dari Kantor Kecamatan Tiga Panah memiliki curah hujan rata-rata 2.500 mmtahun. Jumlah penduduk di Kecamatan Tiga Panah sebanyak 29.626 orang, yang terdiri dari 14.753 orang laki-laki dan 14.873 perempuan. Jumlah penduduk daerah penelitian adalah sebagai berikut: Desa Tiga Panah sebanyak 2.569 orang, Desa Bunuraya 2.596 orang, Desa Seberaya sebanyak 2.796 orang dan Desa Bertah sebanyak 302 orang. Luas wilayah Kecamatan Tiga Panah sebesar 18.684 Ha Lampiran 4. Luas wilayah daerah penelitian untuk masing masing desa adalah sebagai berikut: Desa Bunuraya seluas 1.300 Ha, Desa Seberaya seluas 2.000 Ha, Desa Bertah seluas 500 Ha dan Desa Tiga Panah seluas 300 Ha. Universitas Sumatera Utara Hampir seluruh desa di Kecamatan Tiga Panah produsen buah jeruk. Data mengenai produksi rata-rata per desa di Kecamatan Tiga Panah belum tercatat dengan lengkap. Informasi hasil survei pendahuluan dari PHP setempat tentang hama dan penyakit yang dominan menyerang tanaman jeruk di empat desa daerah penelitian adalah: Aphis sp., Thrips, peliang daun Phylocnistis citrella, vektor CPVD Diaphorina citri, kutu daun Toxoptera aurantii, tungau Tetranychus sp., dan lalat buah. Penyakit yang dominan adalah: penyakit busuk pangkal batang dan akar Phytophthora sp., penyakit Diplodia sp., penyakit embun tepung Oidium tingitanium, dan embun jelaga. Universitas Sumatera Utara V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Analisis Jumlah Jenis Arthropoda Tanah pada Ekosistem Pertanaman