Frekuensi Penyemprotan Pestisida Dosis Pemakaian Pestisida yang Digunakan Petani

golongan organoklor yang telah dilarang pemakaiannya seperti DDT, Aldrin, Dieldrin, Endrin, Heptaklor, Klordan, BHC, Mireks, dan Toksafen sudah tidak terdapat di toko-toko pestisida lagi. Pada daerah penelitian Desa Tiga Panah, Seberaya, Bunuraya dan Bertah telah dilakukan Pelatihan Penggunaan Pestisida yang Bijaksana yang merupakan program Dinas Pertanian UPT. Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Program ini diarahkan agar petani merubah pola pikir dalam penggunaan dan pemakaian pestisida dari sistem kalender menjadi pengendalian terpadu dengan menerapkan terlebih dahulu sistem monitoring OPT serta mengutamakan pengendalian hayati. Pengendalian terpadu memiliki konsep bahwa pestisida merupakan alternatif terakhir dalam pengendalian OPT pada saat populasinya berada pada ambang ekonomi pada tingkat yang merugikan. Adapun pestisida yang digunakan diharapkan bersifat selektif terhadap OPT dan tidak berspektrum luas dalam arti bahwa tidak akan membunuh musuh alami, predator atau organisme berguna lainnya.

a. Frekuensi Penyemprotan Pestisida

Data tentang frekuensi penggunaan pestisida yang digunakan petani yang dilatih dan petani yang tidak dilatih dapt dilihat pada Tabel 5.6. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.6. Frekuensi Penyemprotan Pestisida Petani yang Dilatih dan yang Tidak Dilatih Petani yang Dilatih Petani yang Tidak Dilatih No. Frekuensi Penyemprotan Frekuensi Responden petani Persentase Frekuensi Responden petani Persentase 1. 1 minggu sekali 1 2 13 26 2. 1 – 2 minggu sekali 6 12 5 10 3. 2 – 3 minggu 17 34 29 58 4. 1 bulan sekali 26 52 3 6 Total 50 100 50 100 2-3 m inggu 1 m inggu 1-2 m inggu 1 bulan 20 40 60 Pesentase Jumlah Petani Persentase Frekuensi Aplikasi Pestisida Petani yang Dilatih Gambar 5.1. Aplikasi Pestisida pada Petani yang Dilatih Universitas Sumatera Utara 2-3 m inggu 1 m inggu 1-2 m inggu 1 bulan 20 40 60 Persentase Jumlah Petani Persentase Aplikasi Pestisida Petani yang Tidak Dilatih Gambar 5.2. Aplikasi Pestisida pada Petani yang Tidak Dilatih Dari Tabel 5.6 diketahui bahwa petani yang telah dilatih cenderung melakukan penyemprotan setiap sebulan sekali, tetapi ada beberapa petani yang masih mengikuti sistem kalender karena takut akan kehilangan hasil panen. Petani yang tidak dilatih cenderung melakukan penyemprotan setiap 16 hari sekali 2-3 minggu sekali. Hasil wawancara diketahui bahwa walaupun petani tersebut tidak memiliki dana namun karena takut tanamannya akan terserang OPT bila tidak disemprot mereka rela untuk meminjam uang.

b. Dosis Pemakaian Pestisida yang Digunakan Petani

Hasil pengumpulan data tentang dosis pemakaian pestisida yang digunakan petani yang dilatih dan yang tidak dilatih dapat dilihat pada Tabel 5.7. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.7. Penentuan Dosis Aplikasi Pestisida Petani Dilatih Petani Tidak Dilatih No. Penentuan Dosis Pestisida Frekuensi petani responden Persentase Frekuensi petani responden Persentase 1. = dosis anjuran 39 78 19 38 2. dosis anjuran 9 18 29 58 3. dosis anjuran 2 4 2 4 Total 50 100 50 100 Tabel 5.7 menunjukkan bahwa petani yang telah dilatih sebanyak 78 melakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran yang tertera pada label pestisida yang digunakan. Sedangkan petani yang tidak dilatih 38 melakukan penyemprotan sesuai dengan dosis anjuran dan 58 melakukan penyemprotan lebih dari dosis anjuran. Pada petani yang telah dilatih masih ada 18 petani yang melakukan penyemprotan lebih dari dosis anjuran. Hal ini disebabkan karena pada saat membeli pestisida tidak diberi sendok takar, sehingga petani menuangkan pestisida tanpa menggunakan takaran.

c. Hasil Analisis Residu Pestisida pada Buah Jeruk