Baitul Maal Wat Tamwil EL MUCHTAR Simpanan Sukarela Investasi halal bebas riba Pembiayaan Penyaluran dana halal modal kerja konsumtif dengan Penyaluran ZISWAF Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf Muchtar Manto 3. Ibu Yeni

69

3. Baitul Maal Wat Tamwil EL MUCHTAR

BMT El Muchtar dengan slogan jujur, amanah, dan istiqomah ini beroperasi pertama kali pada bulan Januari 2010. Dalam operasionalnya, BMT ini telah menerima pembiayaan linkage program dari Bank Muamalat Indonesia sebesar Rp. 250 juta. Pemberian dana linkage dari BMI ini dilakukan dalam 2 tahap pemberian yakni pada bulan Mei sebesar Rp. 140 juta dan bulan Juni 2010 sebesar Rp. 110 juta. Jangka waktu pengembalian pembiayaan linkage ini dilakukan selama 3 tahun. Total pembiayaan yang telah disalurkan BMT El Muchtar sampai saat ini yakni Rp.400 Juta.

a. Produk dan Jasa

100 BMT El Muchtar ini memiliki beberapa produk dan jasa dalam melayani masyarakat, diantaranya :

1. Simpanan Sukarela Investasi halal bebas riba

 TAMARA : Tabungan Mandiri Sejahtera Fleksibel  TADIKA : Tabungan Pendidikan Anak  TADURI : Tabungan Idul Fitri Qurban  TAHAJUD : Tabungan Haji Terwujud  TAJAKA Peduli Usaha Mikro : Tabungan Berjangka

2. Pembiayaan Penyaluran dana halal modal kerja konsumtif dengan

sistem bagi hasil  MURABAHAH : Pembiayaan modal kerja atau konsumtif dengan prinsip jual beli  MUDHARABAH : Pembiayaan modal kerja penuh dengan sistem bagi hasil 100 Brosur Produk dan Jasa BMT El-Muchtar 70  MUSYARAKAH : Pembiayaan modal kerja sebagian dengan sistem bagi hasil  IJARAH : Pembiayaan modal penyediaan sewa barang atau pembayaran jasa  QARDHUL HASAN : Pembiayaan kebajikan

3. Penyaluran ZISWAF Zakat, Infaq, Shodaqoh dan Wakaf

b. Struktur Organisasi BMT El- MUCHTAR Pengurus

Ketua : Ibu. Hj. Novi Herawati Sekretaris : Ibnu Supanta Bendahara : Appriliawati Pengelola Manager : Bpk. Eko Pembiayaan Account Officer : Bpk. Dadan S Dewan Pengawas : 1. KH. Ishomuddin Muchtar

2. Muchtar Manto 3. Ibu Yeni

c. SYARAT KEANGGOTAAN

101 1. Mengisi formulir pembukaan simpanan 2. Menyerahkan identitas diri fotokopi KTPSIM, dan lain-lain 3. Melunasi SIMPOK Rp. 50.000 4. Membayar SIMWA bulan Rp.10.000,- 5. Membayar administrasi pendaftaran Rp. 10.000 101 Brosur Produk dan Jasa BMT El-Muchtar 71

d. SYARAT PEMBIAYAAN

102 1. Telah menjadi Anggota BMT EL MUCHTAR 2. Mengisi formulir pengajuan dan melengkapi persyaratan data diri; usaha yang dibutuhkan 3. memiliki usaha yang layak 4. Memiliki usaha atau pekerjaan yang tidak keluar dari nilai syariah dan produktif 5. Memiliki simpanan di BMT EL MUCHTAR minimal 10 dari ajuan pembiayaan C. Mekanisme Pola Hubungan Bank Muamalat Indonesia dengan LKMS BMT Shar-E dalam Penyaluran Pembiayaan Mikro Pola hubungan kerjasama kemitraan yang terjalin antara BMI dan BMT Shar-E ini dilakukan dalam 3 hal yakni : 1. Inisiasi pendirian BMT Shar-E dan membantu penguatan BMT Shar-E dalam perjalanan operasionalnya. 2. Sinergi produk BMI yakni BMT Shar-E sebagai agen penjual tabungan Shar-E BMI dengan mendapatkan ujrahfee. 3. Penyaluran pembiayaan melalui linkage program Dalam kerjasama ini ada beberapa pola hubungan yang terjadi antara Bank Muamalat Indonesia dengan BMT Shar-E. Dan dalam skripsi ini, penulis membagi pola hubungan tersebut menjadi beberapa bagian umum yang menggambarkan secara keseluruhan dari pola hubungan ini diantaranya yakni : 102 Brosur Produk dan Jasa BMT El-Muchtar 72 1. Pola hubungan kelembagaan yang terdiri dari Pendirian BMT Shar-E, Permodalan, dan Struktur organisasi dari BMT Shar-E. 2. Pola hubungan operasional 3. Pola hubungan dalam penyaluran pembiayaan mikro Mekanisme pola hubungan yang terjadi antara Bank Muamalat Indonesia dengan LKMS BMT Shar-E dalam penyaluran pembiayaan mikro yakni : tahap pertama, BMI dengan BMT Shar-E melakukan kerjasama perjanjian pembiayaan dengan akad mudharabah dan musyarakah. Jika BMT telah bekerjasama dengan BMI, maka tahap selanjutnya nasabah usaha kecil mikro dapat mengajukan pembiayaan kepada BMT Shar-E. Pengajuan pembiayaan oleh nasabah anggota tersebut kemudian dianalisa oleh BMT. Jika memenuhi persyaratan maka akan disetujui namun bila tidak memenuhi persyaratan maka pengajuan pembiayaan tersebut ditolak. Setelah seluruh daftar nominatif pengajuan pembiayaan dibuat dengan analisa usaha ringkasnya, maka kemudian BMT mengajukan pembiayaan kepada BMI. Tahap selanjutnya, BMI melakukan analisa terhadap pengajuan pembiayaan yang diajukan BMT. Setelah disetujui, BMI mendropingnya memberikan pembiayaan tersebut ke BMT untuk kemudian BMT mendropingnya ke anggota nasabah UK Mikro. Dalam hal pembayaran angsuran, nasabah membayar angsuran pembiayaan ke BMT. Setelah itu, BMT membayar angsuran pembiayaan nasabah ke BMI. 73 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Analisis Pola Hubungan BMI dengan BMT Shar-E BMT Shar-E adalah merupakan nama BMT produk kerjasama dan kemitraan antara BMI dengan PINBUK untuk mengembangkan serta memodernisasi usaha jasa keuangan syariah melalui pemanfaatan jaringan teknologi network dan dukungan sistem manajemen sehingga memiliki kemampuan pelayanan transaksi keuangan yang lebih luas. 103 BMT Shar-E sebagai koperasi, tunduk dan berlandaskan hukum pada : 104 1. Undang-undang No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian, 2. Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Simpan Pinjam, 3. Keputusan Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Nomor 351KepMXII1998 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Simpan Pinjam oleh Koperasi; 4. Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 tentang Bunga Interest Faidah Tgl. 24 Januari 2004; 5. Keputusan Menteri Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Nomor 91KepM.KUKMIX2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah. 103 Overview Anggaran Dasar AD BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009, hal. 2-3. 104 Ibid., hal.1. 74 Latar belakang pendirian BMT Shar-E ini didasarkan atas beberapa permasalahan yang terjadi dalam dinamika ekonomi Indonesia, yakni kemiskinan dan pengangguran yang masih menjadi masalah utama di Indonesia. Kemudian potensi UMKM yang sangat besar sebagai pelaku usaha terbesar di Indonesia yang memiliki beberapa permasalahan serius yang harus diatasi, salah satunya adalah terhadap akses sumber pembiayaan dari lembaga keuangan formal. Disamping itu, pendirian BMT Shar-E ini didasarkan atas keinginan BMI sebagai bank pertama syariah yang ingin berperan menjadi sosial capital yang berharga. 105 Kesemua hal tersebut kemudian mendorong BMI untuk bekerjasama dengan PINBUK dalam rangka menginisiasi dan memodernisasikan lembaga keuangan mikro melalui pendirian BMT Shar-E. Konsep kemitraan yang terjalin antara BMI dengan BMT Shar-E ini memiliki perbedaan dengan bank-bank lainnya. Dalam melakukan penyalurkan pembiayaan mikro, bank lain melakukannya secara organik yakni membuat unit atau divisi pembiayaan mikro yang merupakan bagian dari struktur usaha bank 106 . Cara seperti ini contohnya dilakukan oleh Bank Danamon dengan Danamon Simpan Pinjamnya DSP, Bank Syariah Mega Indonesia dengan Mega Mitra Syariahnya dan lain-lain. Disamping itu, bank-bank lain tersebut juga menyalurkan pembiayaan mikro secara langsung kepada LKMS seperti BMTKoperasi yang telah mandiri. 105 Wawancara Pribadi dengan Agus Khalifatullah Manager LKMS BMI. Jakarta, 22 Oktober 2010. 106 Ibid., 75 Berbeda dengan konsep bank-bank lain tersebut, dalam penyaluran pembiayaan mikro kepada UMKM serta menumbuh kembangkan lembaga keuangan mikro syariah di masyarakat, maka BMI melakukannya dengan konsep non- organik 107 yakni menginisiasi pendirian BMT Shar-E dengan ikut serta didalam kepengurusan BMT Shar-E. Tak hanya itu, BMI juga mensupport fasilitas insfrastruktur operasional BMT serta berkomitmen dalam pemberian fasilitas pembiayaan linkage program kepada BMT Shar-E. Dengan kata lain, konsep pendirian BMT Shar-E ini didirikan oleh masyarakat dan untuk masyarakat secara alamiah, sedangkan BMI dalam hal ini hanya menstimulirmenginisiasi pertumbuhan BMT Shar-E. Untuk membedakannya dengan BMT lain, maka program BMT Shar-E ini menamakan BMT dengan awalan kata El sebagai kharakteristik yang menandakan identitas serta membedakannya dengan BMT lainnya, misalnya BMT Jayakarta El Qayyum, BMT El Wahida, dan lain-lain. 108 Adapun tujuan dari adanya KJKS BMT Shar-E ini adalah : 109 1. Mensosialisasikan mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomi syariah melalui kegiatan usaha lembaga keuangan mikro LKM, untuk meminimalisir praktek kegiatan perekonomian ribawi yang berkembang di masyarakat. 2. Mendukung pertumbuhan usaha mikro dalam rangka peningkatan kesejahteraan umat Islam dan masyarakat pada umumnya. 107 Wawancara Pribadi dengan Agus Khalifatullah Manager LKMS BMI. Jakarta , 22 Oktober 2010. 108 M. Amin Aziz dkk, SOM SOP Panduan Operasional Managemen dan Prosedur BMT Shar-E, Jakarta : PINBUK Press, 2008. 109 Anggaran Dasar BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009, hal. 5. 76 3. Memperkuat kelembagaan dan memperluas jaringan kerja melalui penggalian potensi umat Islam dan masyarakat di sekitar lembaga. 4. Mengoptimalkan linkage program dengan Bank Muamalat Indonesia untuk mencapai tujuan pemberdayaan dan kesejahteraan. 5. Membangun jaringan kerja BMT Shar-E di seluruh Indonesia, untuk menghasilkan : a. Sinergi kerja antar BMT dan aliansi dengan Bank Muamalat Indonesia yang lebih luas. b. Volume transaksi keuangan yang lebih besar. c. Kecepatan dan keamanan transaksi yang lebih baik. d. Efisiensi dan optimalisasi usaha yang lebih tinggi. f. Kontrol yang lebih baik dalam pengelolaan dana. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka KJKS BMT Shar-E berperan sebagai : 110 1. Penggerak ekonomi mikro dan kecil di tengah masyarakat. 2. Pelopor penerapan sistem ekonomi syariah di masyarakat. 3. Lembaga intermediasi antara masyarakat pemodal investor dengan usaha mikro dan kecil . 4. Sarana pendidikan informal untuk mewujudkan prinsip hidup yang barakah dengan senantiasa menjalankan pelayanan terbaik ahsanu „amala-service excellence, penuh keselamatan, kedamaian dan kesejahteraan salaam melalui Komunikasi ilahiyah dzikir qalbiyah ilahiah. Sedangkan dalam rangka pencapaian tujuannya, maka KJKS BMT Shar-E berfungsi : 111 1. Mensosialisasikan dan mengimplementasikan prinsip-prinsip ekonomi syariah di masyarakat. 110 Ibid., hal. 5. 111 Ibid., hal. 5. 77 2. Membantu mengenalkan dan mendekatkan produk-produk ekonomi syariah kepada masyarakat. 3. Meningkatkan kualitas hidup anggota, pengelola dan pengurus menjadi lebih profesional, adil dan sejahtera. 4. Mengorganisir dan memobilisasi dana masyarakat sehingga termanfaatkan secara optimal melalui pola ekonomi syariah untuk kepentingan masyarakat secara luas. 5. Mengokohkan dan meningkatkan kualitas usaha anggota dan membantu mencari peluang pengembangan pasar produk –produk anggota. 6. Meningkatkan pertumbuhan usaha mikro kecil dan kesempatan kerja. 7. Memperkuat dan meningkatkan kualitas lembaga – lembaga ekonomi dan sosial masyarakat. KJKS BMT Shar-E merupakan lembaga keuangan yang bersifat terbuka, independen dan tidak partisan. Serta berorientasi pada penerapan ekonomi syariah untuk mendukung bisnis ekonomi produktif anggota dan kesejahteraan sosial masyarakat sekitar, terutama usaha mikro dan kecil di sekitarnya. 112 Prinsip bisnis yang menjadi standar operasional BMT Shar-E ini dibuat seefisien mungkin dengan tetap memperhatikan aspek manajemen resiko dan prinsip kehati-hatian. Proses utama operasional BMT Shar-E adalah menyelenggarakan simpanan, simpanan berjangka, serta pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Sedangkan proses pendukung supporting process dari BMT Shar-E ini adalah 112 M. Amin Aziz dkk, SOM SOP Panduan Operasional Managemen dan Prosedur BMT Shar-E, Jakarta : PINBUK Press, 2008. 78 proses manajemen SDM, proses manajemen insfrastuktur, proses manajemen keuangan dan yang terakhir proses manajemen sistem teknologi dan dokumen. 113 Bank Muamalat Indonesia dengan BMT Shar-E memiliki 2 pola hubungan, yaitu pertama sebagai mitra aliansi dalam kerjasama usaha. Kedua sebagai shahibul maal pemilik dana dan mudharib pengelola dana dalam hal penyaluran pembiayaan mikro. Berdasarkan data per April 2010, Jumlah BMT Shar-E yang ada terdapat sebanyak 245 BMT Shar-E diseluruh wilayah Indonesia dengan klasifikasi katagori sebagai berikut : sangat baik sebanyak 34 BMT, katagori cukup sebanyak 82 BMT, katagori membutuhkan pembinaan lebih lanjut sebanyak 106 BMT, dan dalam katagori kurang sebanyak 23 BMT. Sedangkan pembiayaan yang telah disalurkan BMI kepada BMT Shar-E per April 2010 mencapai sebesar Rp.4,299 Miliar. 114 Berdasarkan penelitian yang dilakukan di beberapa BMT Shar-E, maka dapat dijelaskan bahwa pola hubungan kemitraan yang terjalin antara BMT Shar-E dan BMI dapat penulis bagi kedalam 3 pola hubungan, yakni : pola hubungan kelembagaan, pola hubungan operasional dan pola hubungan penyaluran pembiayaan mikro. 113 Ibid., 114 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Agus Khalifatullah Manager LKMS BMI. Jakarta , 22 Oktober 2010. 79

1. Pola Hubungan Kelembagaan