93
Ketua Wakil mayarakat
Menjalankan tugas-tugas memimpin Rapat Anggota dan Rapat Pengurus, tugas-tugas kepemimpinan di antara anggota Pengurus, membina kepemimpinan antara Pengelola, ikut
menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat lain yang bertalian dengan penyelenggaraan keuangan KJKS BMT, menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan oleh
ketentuan ADART KJKS BMT , khususnya mengenai pencapaian tujuan, visi, misi, fungsi dan prinsip-prinsip utama KJKS BMT.
c. Struktur organisasi
Berdasarkan kontribusinya dalam komponen pokok khusus sebagai anggota pendiri, dan juga berdasarkan SOPSOM serta ADART yang ditetapkan, maka
kepengurusan BMT ini dilakukan oleh :
1. Ketua, yang ditunjuk danatau mewakili kepentingan para pendiri
2. Sekretaris, yang ditunjuk danatau mewakili kepentingan PINBUK
3. Bendahara, yang ditunjuk danatau mewakili kepentingan BMI
4. Pengawas sekurang-kurangnya 1 orang, yang ditunjuk danatau mewakili
kepentingan para pendiri Uraian tugas dan peran dari masing-masing jabatan pengurus tersebut sebagai
berikut:
128
128
Overview Anggaran Dasar AD BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009. Hal. 3.
BMI Masyarakat pendiri
PINBUK
Bendahara Wakil BMI
Sekretaris Wakil PINBUK
94 Dalam kepengurusan BMT Shar-E ini ada beberapa ketentuan yang harus
dipenuhi pengurus diantaranya sebagai berikut :
129
1. Pengurus dipilih dari Anggota Pendiri melalui mekanisme Rapat Anggota. 2. Pengurus dipilih untuk mewakili seluruh Anggota dalam menjalankan,
mengendalikan dan mengawasi usaha dan kelembagaan KJKS BMT. 3. Pengurus dipilih berdasarkan kemampuannya untuk mengawasi dan
mengendalikan jalannya KJKS BMT. 4. Pengurus dipilih untuk masa jabatan 3 tahun dan dapat dipilih kembali apabila
selesai masa jabatannya berakhir. 5. Pengurus KJKS BMT terdiri dari satu orang Ketua, satu orang Sekretaris, dan
satu orang Bendahara. Adapun ketentuan pemilihan pengurus dalam BMT Shar-E, yakni :
130
1. Anggota Pendiri mengajukan calon-calon untuk setiap posisi Pengurus yang berasal dari unsur Bank Muamalat, PINBUK dan Anggota Pendiri.
2. Setelah calon-calon untuk setiap posisi Pengurus diperoleh, rapat Anggota Pendiri mensahkan dan menetapkan calon-calon tersebut sebagai Pengurus.
3. Tiap-tiap pemilihan diputuskan berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Apabila musyawarah mufakat tidak tercapai maka pemilihan dilakukan
dengan cara voting suara terbanyak, apabila ada dua calon atau lebih mendapat suara yang yang sama maka pemungutan suara diulangi, kecuali
diantara mereka menyatakan pengunduran diri dari calon.
4. Pencalonan maupun pemilihan dilakukan dalam jumlah ganjil 3 tiga sampai dengan 11 sebelas orang untuk calon pengurus.
129
Anggaran Dasar AD BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009. hal. 7.
130
Anggaran Rumah Tangga ART BMT Jayakarta El-Qayyum Tahun 2009, hal. 5. Menjalankan tugas
– tugas pengawasan kebendaharaan,
lebih utama
dalam memberikan
catatan-catatan keuangan
KJKS BMT,
memverifikasi dan
memberikan saran pada ketua tentang berbagai situasi dan mengatur efektifnya
pengamanan kekayaan, rekening Bank atas nama KJKS BMT, dan komite pembiayaan.
Bertugas membuat serta memelihara Berita Acara yang asli dan lengkap dari
rapat-rapat Anggota
dan rapat-rapat
Pengurus. Sekretaris bertanggung jawab atas
pemberitahuan kepada
Anggota sebelum rapat diadakan sesuai dengan
ketentuan bidang ADART
.
95 5. Jumlah anggota Pengurus adalah 3 sampai dengan 5 orang yang terdiri unsur
Ketua, Sekretaris, dan Bendahara.
Dalam kepengurusan ini maka pengurus mempunyai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakaan. Hak dan kewajiban pengurus secara umum yakni :
131
Kewajiban Hak
1. Bertanggung jawab dalam pengelolaan dan usaha-usaha yang diselenggarakan oleh KJKS BMT.
2. Menyelenggarakan pembukuan keuangan, inventaris dan pencatatan-pencatatan lain yang dianggap perlu secara tertib
dan teratur. 3. Membuat rencana kerja, anggaran pendapatan dan
pengeluaran, arus tunai KJKS BMT untuk setiap tahun, tengah tahunan dan kuartalan tiga bulanan.
4. Memantau pelaksanaan rencana kerja, mendiskusikan pencapaian
dan penyimpangannya,
serta kebijakan
operasional lanjutan yang akan diterapkan. 5. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
6. Pengurus bertanggung jawab kepada Rapat Anggota, dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas organisasi
maupun keuangan. 7. Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama
KJKS BMT, serta mewakili KJKS BMT dihadapan dan diluar Pengadilan.
8. Memilih, menunjuk dan menetapkan Pengelola KJKS BMT.
9. Pengurus bersama Pengelola KJKS BMT mengadakan Kajian Ruhiyah Spiritual Communication - Qolbiah
Ilahiyah dengan Anggota dan atau kelompok-kelompok Anggota secara berkala.
1. Dalam menjalankan tugasnya Pengurus menyeleksi dan mengangkat Pengelola, guna mensukseskan program dan
pengembangan KJKS BMT. 2. Pengurus mendapat bagian Sisa Hasil Usaha SHU
tahunan yang besarnya ditentukan dalam Anggaran Dasar. 3. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru serta
pemberhentian anggota sesuai dengan ketentuan anggaran Dasar.
Terkait kewajiban pengurus, pengurus juga berkewajiban dalam menyusun dan menggariskan Pola Kebijakan Umum dan Rencana Kerja KJKS BMT Shar-E
131
Ibid., hal. 7.
96 tahunan, tengah tahunan dan kuartalan. Pengurus mengesahkan laporan dan tingkat
kesehatan KJKS BMT, keuangan KJKS BMT dan selalu mendapat sehelai tembusan laporan bulanan keuangan dan tingkat kesehatan KJKS BMT yang terakhir. Serta
Pengurus harus memberikan saran-saran yang diperlukan pengelola untuk memperbaiki posisi keuangan dan tingkat kesehatan KJKS BMT.
Selain itu dalam kaitannya dengan lembaga lain, maka pengurus berkewajiban memberikan laporan kegiatan, laporan keuangan dan analisa kesehatan KJKS BMT
Shar-E kepada pemerintah dan dinas terkait, serta PINBUK dan BMI, mengenai keadaan dan perkembangan organisasi serta usaha-usaha yang diselenggarakan oleh
KJKS BMT Shar-E sekurang-kurangnya satu tahun sekali.
132
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat kita analisis bahwa pola hubungan BMT Shar-E dengan BMI dan PINBUK dalam struktur organisasi sangat
erat dan menjadi sinergi yang baik bagi kordinasi kelembagaan, serta dalam menjalankan operasional kepengurusan bagi keberlangsungan BMT Shar-E.
Ada beberapa kelebihan dengan adanya struktur kepengurusan seperti ini, diantaranya:
1. Kepentingan masing-masing pihak baik masyarakat pendiri, BMI dan PINBUK terwakili oleh masing-masing wakil mereka di kepengurusan.
132
Anggaran Rumah Tangga ART BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009. Hal. 3-4.
97 2. Struktur organisasi kepengurusan ini menjadi sinergi yang kuat karena struktur
kepengurusan di isi oleh wakil masing-masing pihak yang memiliki kompetensi, kemampuan dan keahlian di bidangnya sehingga dapat menjalankan fungsional
kepengurusan dengan baik.
Wakil dari BMI di BMT Shar-E merupakan orang terpercaya yang ditunjuk oleh BMI untuk menjadi pengurus bendahara di BMT Shar-E. Orang
yang ditunjuk menjadi bendahara pada BMT Shar-E ini bisa merupakan personal yang selama ini sudah bekerjasama baik dengan BMI, contohnya Da’i Muamalat,
personel BMM. Selain itu, penunjukan bendahara pada BMT Shar-E bisa juga berasal dari internal Bank Muamalat sendiri seperti Account Officer, marketing
dan lain-lain.
133
Namun biasanya yang menjadi bendahara BMT Shar-E pada umumnya adalah Account Officer terpercaya yang memiliki pengetahuan,
pengalaman dan keahlian dalam bidang keuangan pada BMI cabang di daerah lokasi BMT Shar-E itu berada.
Tujuan dari penempatan wakil BMI sebagai bendahara di BMT Shar-E ini yakni dalam rangka memudahkan BMI untuk memonitoringmengawasi
perkembangan progres pendirian dan operasioanal BMT Shar-E.
134
133
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Agus Khalifatullah Manager LKMS BMI. Jakarta , 22 Oktober 2010.
134
Wawancara Pribadi dengan Bpk. Agus Khalifatullah Manager LKMS BMI. Jakarta , 22 Oktober 2010.
98 Wakil dari Pinbuk di BMT Shar-E merupakan seseorang yang
ditunjukoleh PINBUK dengan kompetensi, kemampuan dan pengalaman yang baik dalam hal pengembangan, manajerial, dan pendampingan bagi kemajuan
BMT.
Sedangkan wakil dari masyarakat pendiri di BMT Shar-E merupakan seseorang yang ditunjuk dan dipercaya karena memiliki kemampuan, kompetensi
dan keahlian serta pengaruh dalam memimpin BMT Shar-E.
3. Dengan menempatkan wakil mereka di kepengurusan maka memudahkan berbagai pihak masyarakat pendiri, BMI, dan PINBUK untuk saling
berkoordinasi dalam menentukan keputusan strategis serta menjalankan kepengurusan BMT.
4. Melalui wakil mereka di kepengurusan, maka memudahkan masing pihak khususnya BMI dan PINBUK dalam mengetahui kondisi serta perkembangan
BMT secara utuh dan menyeluruh. Bukan hanya sebatas pada laporandata semata diluar kelembagaan, tetapi ikut terjun langsung didalam kepengurusan
kelembagaan sehingga dapat mengetahui permasalahan, perkembangan dan kondisi BMT secara menyeluruh.
Dari penjelasanuraian diatas, maka dapat diketahui dan dipahami secara jelas bahwa pola hubungan kelembagan antara BMT Shar-E, BMI dan PINBUK
menunjukkan pola hubungan yang erat, kuat dan bersinergi satu sama lain. Baik
99 dalam hal pendirian, permodalan, insfrastruktur sarana dan prasarana operasional
serta dalam struktur kepengurusan BMT Shar-E sehingga peran dan fungsi BMT Shar-E menjadi optimal dalam menjalankan fungsinya sebagai lembaga intermediasi.
2. Pola Hubungan Operasional