Pola Hubungan Kelembagaan PROFIL BMT Shar-E 1.

79

1. Pola Hubungan Kelembagaan

Pola hubungan kelembagaan ini tergambar dalam beberapa bagian utama sebagai berikut :

a. Pendirian BMT Shar-E

Berbeda dengan BMT-BMT lain yang ada, BMT Shar-E ini diinisiasi pendiriannya oleh Bank Muamalat Indonesia, PINBUK, dan masyarakat dalam rangka untuk pemberdayaan usaha mikro, serta sosialisasi dan implementasi ekonomi syariah. Pendirian BMT Shar-E didirikan oleh minimal 20 orang dari masyarakat sebagai anggota pendiri, dan secara khusus diprakarsai pendiriannya oleh PINBUK dan BMI, serta didirikan oleh masyarakat di KabupatenKota setempat dengan lokasi strategis yang profit oriented seperti pasar, sekolah, masjid dan tempat lainnya yang dianggap potensial bagi perkembangan BMT serta kemanfaatan bagi masyarakat. Inisiasi pembentukan BMT Shar-E ini, dapat dilakukan dengan dua cara : 115 1. BMI dan Pinbuk sebagai pemrakarsa melakukan inisiasi, sosialisasi serta penawaran pendirian BMT Shar-E ini kepada tokoh masyarakat, agnia hartawan setempat di masyarakat, dan Kelompok Usaha Muamalah POKUSMA untuk mendirikan BMT Shar-E. 115 Wawancara Pribadi dengan Emma. S Account Officer BMT El Wahida. Bekasi, 2 September 2010. 80 2. BMI dan PINBUK sebagai pemrakarsa menawarkan program pendirian BMT Shar-E ini kepada BMT-BMT yang sudah terbentuk dan beroperasi untuk kemudian beralih menjadi BMT Shar-E. Berikut adalah skema pendirian BMT Shar-E : 116 Kerjasama pendirian BMT Shar-E yang terjadi antara masyarakat, BMI dan PINBUK ini terjadi karena proaktif dari masing-masing pihak. Baik BMI, PINBUK serta masyarakat pendiri sama-sama berkeinginan untuk melakukan kerjasama kemitraan ini. 117 BMI yang mempunyai misi menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan, keunggulan 116 Amin Aziz, Tata cara Pendirian BMT Versi E-Book, Jakarta : PKES Publising, 2008, hal. 10. 117 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Eko Manager BMT El Muchtar. Bekasi, 12 November 2010. Pemrakarsa pendamping Tokmas, agnia, dan pokusma P3B Pengurus terbentuk Dukungan Pendiri Modal Perangsan g Sertifikasi Kemitraan PINBUK Calon Pengelola Modal Awal Simwa, Simpok, Simpoksus Pelatihan dan magang Siapkan sarana prasarana operasional dan badan hukum Koperasi BMT beroperasi 81 manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimalkan nilai kepada stakeholder ini 118 - membuat kebijakanprogram yang mendorong dan menginisiasi pertumbuhan lembaga keuangan mikro dengan memberikan pelayanan kepada masyarakat luas untuk dapat mengakses produk Bank Muamalat melalui mitra BMI. Salah satunya dengan cara mendirikan dan mengembangkan BMT Shar-E. BMI kemudian bekerjasama dengan PINBUK yakni sebuah lembaga yang salah satu fokus kompetensinya melakukan pendirian, pembinaan dan pengembangan BMT di seluruh Indonesia - untuk kemudian kedua lembaga ini menginisiasi masyarakat dalam pendirian BMT Shar-E di berbagai wilayah. Disisi lain, keinginan yang kuat dari masyarakat sendiri untuk membentuk BMT. Hal inilah yang kemudian dipertemukan sehingga terjalinlah kerjasama yang erat antara ketiga pihak tersebut dalam pendirian dan operasional BMT Shar-E. Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan dari masyarakat untuk berkerjasama menjalin kemitraan dalam pendirian BMT Shar-E, yakni adanya kemudahan serta kelebihan yang akan didapatkan oleh masyarakat dalam pendirian BMT Shar-E bila dibandingkan dengan mendirikan BMT sendiri. Beberapa pertimbangan tersebut adalah : 1. Brand nama besar dari Bank Muamalat Indonesia sebagai Bank pertama syariah dan salah satu bank syariah terbesar di Indonesia. 119 118 Bank Muamalat Indonesia, Laporan Tahunan 2009, hal. 1. 119 Wawancara Pribadi dengan Emma. S Account Officer BMT El Wahida. Bekasi, 2 September 2010. 82 Hal ini menimbulkan keinginan, dan kepercayaan dari masyarakat pendiri untuk bekerjasama menjalin kemitraan dengan BMI. Disamping itu, dengan nama besar brand dari BMI ini diharapkan akan menyebabkan kepercayaan yang tinggi dari masyarakat sekitar lokasi BMT Shar-E untuk menggunakan jasa BMT Shar-E. 2. Pendirian BMT yang dilakukan oleh masyarakat akan lebih ringan bila dibandingkan dengan mendirikan BMT sendiri, karena permodalan BMT Shar-E ini dihimpun dari masyarakat pendiri, BMI dan PINBUK secara bersama. 3. Untuk mendapatkan Legalitas badan hukum BMT lebih mudah dan cepat karena legalitas BMT akan diurus oleh PINBUK dan BMI dengan jangka waktu kurang lebih 3 bulan bisa mendapatkan badan hukum. Dibandingkan dengan mendirikan BMT sendiri yang akan memerlukan jangka waktu kurang lebih 1 tahun untuk bisa memperoleh legalitas badan hukum BMT. 120 4. Fasilitas insfrastruktur yang diperlukan dalam operasional BMT diperoleh dari BMI dan PINBUK. BMI memiliki peranan untuk menyiapkan dukungan hardware, standarisasi counter, warkat-warkat administrasi, menyelenggarakan pelatihan akomodasi dan konsumsi, biaya pendampingan, fasilitas EDC dan PC Banking, 120 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Eko Manager BMT El Muchtar. Bekasi, 12 November 2010. 83 support pembiayaan BMT Shar-E, sehingga BMT Shar-E segera memiliki kinerja kantor yang layak dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat. 121 PINBUK memiliki peranan untuk menggalang swadaya masyarakat pada pendirian BMT Shar-E, menyiapkan Standar Operasional Manajemen SOM, Standar Operasional Prosedur SOP, software aplikasi BMT online, fasilitas pelatihan untuk pengurus dan pengelola serta pendampingan selamanya BMT Shar-E, sehingga BMT Shar-E tumbuh dan berkembang sesuai target, dengan dukungan teknologi modern dan mencapai tingkat pelayanan yang berjangkauan luas, didukung oleh sumber daya insani yang terampil di bidang penyelenggaraan jasa keuangan mikro syariah sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. 122 Sedangkan dari pihak masyarakat hanya berperan dalam modal operasional awal, biaya sewa tempat, biaya perizinan dan meyiapkan pengelola yang akan mengoperasionalkan BMT. 5. Dalam operational BMT, BMI berkomitmen dalam memberikan bantuan dana dalam bentuk simpanan serta penyaluran dana linkage program sebagai pembiayaan ke BMT Shar-E dalam rangka meningkatkan kapasitas pembiayaan kepada anggota dan masyarakat. 121 Anggaran Dasar AD dan Anggaran Rumah Tangga ART BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009 122 Ibid., 84 Dengan pertimbangan ini maka masyarakat pendiri menjalin kerjasama pendirian BMT Shar-E ini dengan BMI dan PINBUK sebagai pemrakarsa. Pendirian BMT Shar-E yang di inisiasi oleh BMI dan PINBUK kepada masyarakat ini menurut penulis sangat positif. Karena inisiasi ini memiliki konsep, mekanisme dan implementasi yang baik disertai dengan kelebihan yang ada. Ditambah lagi pendirian BMT Shar-E ini ditargetkan mencapai jumlah 500 unit di seluruh wilayah Indonesia sehingga hal ini menumbuh kembangkan BMT yang memiliki kualitas layanan dan operasional modern yang baik diberbagai wilayah Indonesia. Kerjasama antara BMI dengan BMT Shar-E ini tidak hanya sebatas pada linkage program saja, tetapi hal tersebut dilakukan secara lebih luas lagi yakni membangun jaringan kerja BMT Shar-E di seluruh Indonesia, untuk menghasilkan : a. Sinergi kerja antar BMT dan aliansi dengan Bank Muamalat Indonesia yang lebih luas. b. Volume transaksi keuangan yang lebih besar. c. Kecepatan dan keamanan transaksi yang lebih baik. d. Efisiensi dan optimalisasi usaha yang lebih tinggi. f. Kontrol yang lebih baik dalam pengelolaan dana. Jaringan kerja yang dibangun ini diharapkan terjadi secara aktif, efektif dan optimal dengan system hubungan 2 arah BMI-BMT Shar-E atau sebaliknya BMT Shar-E – BMI. Serta tidak hanya sebatas pada hubungan pasif satu arah 85 yakni dari BMI kepada BMT Shar-E. Sehingga dengan demikian akan terjalin kerjasama simbiosis mutualisme yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak.

b. Permodalan

Terkait dengan permodalan, pendirian BMT Shar-E memiliki modal awal sebesar Rp.100 juta. Permodalan BMT Shar-E ini terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan pokok khusus yang berasal dari anggota pendiri. Anggota pendiri adalah adalah anggota yang selain membayar Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib, juga membayar Simpanan Pokok Khusus pada awal pendirian KJKS BMT, yang besarnya simpanan tersebut dianggap mampu menjamin keberlangsungan perkembangan KJKS BMT Shar-E. 123 Komposisi modal pendirian BMT Shar-E secara khusus memiliki simpanan pokok khusus yang terdiri dari : 124 123 Anggaran Dasar AD BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009, hal. 6. 124 Overview Anggaran Dasar AD BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009, hal. 3. 86 1. Masyarakat pendiri sebesar Rp.75.000.000 hal ini termasuk modal dari BMT mitra dan PINBUK daerah pendamping bila ikut serta dalam pendirian BMT Shar-E. 2. Bank Muamalat Indonesia senilai Rp.15.000.000 Komposisi simpanan pokok khusus BMI dalam pendirian BMT Shar- E ini tidakbukan dalam bentuk uang, tetapi diberikan dalam bentuk dukungan peranan fasilitas dan insfrastruktur yang memiliki kesetaraan nilai sebesar Rp. 15.000.000. Peran dukungan BMI dalam permodalan BMT Shar-E diantaranya yakni menyiapkan dukungan hardware, standarisasi counter, warkat-warkat administrasi, menyelenggarakan pelatihan akomodasi dan konsumsi, biaya pendampingan, fasilitas EDC dan PC Banking, support pembiayaan BMT Shar-E, sehingga BMT Shar-E segera memiliki kinerja kantor yang layak dan memperoleh kepercayaan dari masyarakat. Standarisasi luas counter yakni minimal 20 M2 dua puluh meter persegi, plus halaman minilai 9 M2 sembilan meter persegi. Perlengkapan kantor, brankas kecil, cash box, filling cabinet, meja ½ biro, kursi tunggu, passbook, lampu ultraviolet, kalkulator, stempel, telefax, perangkat computer 87 dan printer menggunakan sistem infus keseluruhannya dipersiapkan dan didanai oleh BMI. 125 3. PINBUK pusat sebesar Rp. 10.000.000 Seperti halnya BMI, komponen simpanan pokok khusus PINBUK dalam pendirian BMT Shar-E ini juga tidak diberikan dalam bentuk uang tetapi dalam bentuk dukungan peranan yang memiliki kesetaraan nilai sebesar Rp.10.000.000. Dukungan peranan PINBUK tersebut yakni menggalang swadaya masyarakat pada pendirian BMT Shar-E, menyiapkan Standar Operasional Manajemen SOM, Standar Operasional Prosedur SOP, software aplikasi BMT online, fasilitas pelatihan untuk pengurus dan pengelola serta pendampingan selamanya BMT Shar-E, sehingga BMT Shar-E tumbuh dan berkembang sesuai target, dengan dukungan teknologi modern dan mencapai tingkat pelayanan yang berjangkauan luas, didukung oleh sumber daya insani yang terampil di bidang penyelenggaraan jasa keuangan mikro syariah sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Standar Operasional Manajemen SOM, Standar Operasional Prosedur SOP, Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga, software aplikasi BMT online, fasilitas pelatihan untuk pengurus dan pengelola serta 125 Ibid., hal. 3. 88 pendampingan selamanya BMT Shar-E keseluruhannya dipersiapkan dan didanai oleh PINBUK. Dari 3 pihak tersebut secara keseluruhan modal awal BMT Shar-E adalah sebesar Rp. 100.000.000. Berikut adalah komposisi modal pendirian BMT Shar’E : Modal Awal Modal Awal Modal Awal Simpanan pokok Khusus Simpanan pokok Khusus Simpanan pokok Khusus Rp. 15.000.000 Rp. 75.000.000 Rp. 10.000.000 BMI Tokoh masyarakat PINBUK menyiapkan dukungan hardware, standarisasi counter, warkat-warkat administrasi, menyelenggarakan pelatihan akomodasi dan konsumsi, biaya pendampingan, fasilitas EDC dan PC Banking, support pembiayaan BMT Shar’e, sehingga BMT Shar’e segera memiliki kinerja kantor yang layak dan memperoleh kepercayaan dari  Modal operasional sebesar RP.75.000.000  Sewa tempat  Biaya perijinan dan badan hukum  Biaya pengelola  Dan lain-lain menggalang swadaya masyarakat pada pendirian BMT Shar’e, menyiapkan Standar Operasional Manajemen SOM, Standar Operasional Prosedur SOP, software aplikasi BMT online, fasilitas pelatihan untuk pengurus dan pengelola serta pendampingan selamanya BMT Shar’e, sehingga BMT Shar’e tumbuh dan berkembang sesuai target, dengan BMI Tokoh masyarakat PINBUK BMT Shar-E 89 masyarakat. Luas counter minimal 20 M2 dua puluh meter persegi, plus halaman minilai 9 M2 sembilan meter persegi. Perlengkapan kantor, brankas kecil, cash box, filling cabinet, meja ½ biro, kursi tunggu, passbook, lampu ultraviolet, kalkulator, stempel, telefax, perangkat computer dan printer menggunakan sistem infus keseluruhannya dipersiapkan dan didanai oleh BMI. dukungan teknologi modern dan mencapai tingkat pelayanan yang berjangkauan luas, didukung oleh sumber daya insani yang terampil di bidang penyelenggaraan jasa keuangan mikro syariah sehingga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. Standar Operasional Manajemen SOM, Standar Operasional Prosedur SOP, Anggaran DasarAnggaran Rumah Tangga, software aplikasi BMT online, fasilitas pelatihan untuk pengurus dan pengelola serta pendampingan selamanya BMT Shar’e keseluruhannya dipersiapkan dan didanai oleh PINBUK. Komposisi modal seperti ini menjadikan 3 pihak tersebut Masyarakat pendiri, BMI dan PINBUK sebagai mitra aliansi yaitu sebagai anggota pendiri yang bermusyarakah dalam usaha pendirian BMT. Sebagai anggota pendiri, maka 3 pihak ini memiliki hak dan kewajiban sebagai berikut : 126 126 Anggaran Rumah Tangga ART BMT Jayakarta El-Qayyuum Tahun 2009, hal. 2. 90 Hak anggota pendiri : 1. Memilih dan dipilih menjadi Pengurus KJKS BMT Shar-E 2. Memberikan suaranya dalam pemungutan suara. 3. Mengeluarkan pendapat baik lisan maupun tulisan. 4. Mendapat kesempatan ikut serta dalam semua kegiatan-kegiatan KJKS BMT Shar-E. 5. Mendapatkan SHU sesuai dengan keterlibatannya dalam Simpoksus, Simpanan Pokok dan Simpanan Wajib. Kewajiban anggota pendiri : 1. Turut serta dalam memajukan usaha KJKS BMT Shar-E baik secara langsung maupun tidak langsung. 2. Menghadiri rapat-rapat yang dipandang perlu diadakan Pengurus. 3. Mengikuti secara aktif program KJKS BMT Shar-E terutama dalam peningkatan sumber daya insani. 4. Mematuhi dan melaksanakan semua peraturan dan beban yang menjadi tanggung jawabnya. 5. Mengantisipasi dan memantau perkembangan usaha KJKS BMT Shar-E dan keaktifan Pengurus dalam mengendalikan bisnis dan kelembagaan KJKS BMT Shar-E. 6. Menambah jumlah Simpanan Pokok Khusus untuk lebih menyeimbangkan antara modal KJKS BMT Shar-E dengan simpanan Anggota dan aset KJKS BMT Shar-E. Penyertaan modal simpanan pokok khusus yang tidak berbentuk uang ini dikarenakan keinginan dari BMI yang ingin melakukan standarisasi BMT Shar-E diseluruh wilayah Indonesia. Standarisasi BMT Shar-E ini dilakukan baik dari segi layout counter, teknologi, SOP, dan lainnya sehingga menjadikan BMT Shar-E selaras satu sama lain. 127 127 Wawancara Pribadi dengan Bpk. Agus Khalifatullah Manager LKMS BMI. Jakarta , 22 Oktober 2010. 91 Dengan penyertaan modal simpanan pokok khusus BMI dan PINBUK yang bukan berupa uang tetapi berupa investasi sarana dan prasarana fasilitas penunjang BMT menurut penulis dinilai tepat sasaran dalam peruntukannya, karena saling melengkapi dan mendukung dalam operasional awal BMT Shar-E. BMI dalam hal fasilitas sarana dan prasarana operasional serta dukungan dana linkage program BMT. PINBUK dalam hal fasilitas teknis, pelatihan, manajemen, serta peningkatan mutu SDM. Sedangkan masyarakat pendiri berkontribusi dalam hal modal kerja operasional BMT. Semua kontribusi ini menjadi sinergi yang akan memperkuat kelembagaan dan memperluas jaringan kerja BMT Shar-E bagi pemberdayaan masyarakat dan UKM. Namun yang perlu menjadi perhatian dalam hubungan permodalan ini adalah masalah perolehan Sisa Hasil Usaha SHU yang didasarkan atas SIMPOKSUS yang diberikan oleh para masing-masing pihak. Modal BMI dan PINBUK yang berupa pemberian fasilitas operasional dan biaya-biaya pendampingan dan pelatihan ini menurut penulis terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki. Dalam praktek yang terjadi, SIMPOKSUS yang diberikan ini memiliki jumlah nominal yang tetap dan tidak berubah. Kemudian dari SIMPOKSUS yang tetap ini BMI dan PINBUK memperoleh SHU BMT. Padahal fasilitas operasional baik hardware, software, fasilitas EDC, PC Banking serta fasilitas lainnya, menurut penulis bisa saja mengalami kerusakan dan penyusutan nilai asset. Dalam ketentuan, bila dalam operasionalnya terjadi kerusakan 92 pada fasilitas tersebut maka hal tersebut menjadi tanggungan dari BMI dan PINBUK. Namun dalam prakteknya terkadang hal ini menjadi tanggungan atau biaya BMT. Menurut penulis, seharusnya kerusakan dan penyusutan nilai asset yang terjadi selama operasional BMT tersebut menjadi tanggunganbeban dari BMI dan PINBUK. Karena fasilitas operasional tersebut merupakan investasi dari BMI dan PINBUK, maka kedua lembaga tersebut seharusnya melaksanakan komitmen dalam menjaga dan memelihara investasi tersebut. Serta seharusnya penyusutan dan kerusakan yang terjadi dari fasilitas yang diberikan tersebut mempengaruhi perhitungan nilai SHU yang didapat oleh BMI maupun PINBUK. Kemudian, dari SIMPOKSUS yang diberikan dalam bentuk barang, maka hendaknya barang tersebut harus dinilai atas dasar harga pasar net realizable value yang berlaku pada periode tertentu dan dinyatakan secara jelas jumlahnya. Karena dasar harga pasar net realizable value setiap periode waktu tertentu berbeda dengan periode waktu yang lain misalnya dasar harga pasar net realizable value 5 tahun yang lalu berbeda dengan yang sekarang. Jadi menurut penulis harus ada penyesuaian penilaian dari waktu ke waktu terhadap investasi yang dilakukan dalam pendirian BMT Shar-E. Begitu pula dengan jasa pelatihan dan pendampingan yang diberikan, hendaknya juga harus memiliki kejelasan dalam hal biaya dan kuantitasnya. Tidak ada kekurangan dalam penilaian SIMPOKSUS yang merugikan salah satu pihak sehingga terjadi kesesuaian antara SIMPOKSUS yang disertakan dengan fasilitas barang dan jasa yang di berikan. 93 Ketua Wakil mayarakat Menjalankan tugas-tugas memimpin Rapat Anggota dan Rapat Pengurus, tugas-tugas kepemimpinan di antara anggota Pengurus, membina kepemimpinan antara Pengelola, ikut menandatangani surat-surat berharga serta surat-surat lain yang bertalian dengan penyelenggaraan keuangan KJKS BMT, menjalankan tugas-tugas yang diamanahkan oleh ketentuan ADART KJKS BMT , khususnya mengenai pencapaian tujuan, visi, misi, fungsi dan prinsip-prinsip utama KJKS BMT.

c. Struktur organisasi

Berdasarkan kontribusinya dalam komponen pokok khusus sebagai anggota pendiri, dan juga berdasarkan SOPSOM serta ADART yang ditetapkan, maka kepengurusan BMT ini dilakukan oleh :

1. Ketua, yang ditunjuk danatau mewakili kepentingan para pendiri