Pengembangan Sistem Insentif a Pendahuluan

Iptek telah mengaturnya secara eksplisit. Prioritas program Insentif dapat dilihat pada Gambar 4. Sumber : Basuki Yusuf Iskandar, Program Insentif Paper, dipresentasikan pada Workshop Sistem Insentif KNRT, Jakarta 29 Sept 2003 Gambar 4. Prioritas Program Insentif b Sasaran Sasaran pengembangan sistem insentif adalah untuk mendorong sektor litbang, swasta dan industri untuk mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi c Kegiatan Penelitian Pengembangan sistem insentif dilakukan dalam-dalam kegiatan viset dan pengembangan berikut : 1 Kajian terhadap bidang-bidang teknologi informasi dan komunikasi yang perlu didorong melalui pengembangan sistem insentif; 2 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap sistem insentif yang telah dikembangkan sebelumnya, seperti Sistem Insentif WARINTEKPlus, Sistem 91 92 Insentif IGOS untuk pengembangan open source, dll. Skenario pengembangan program Warintek dapat di lihat pada Lampiran 9. d Roadmap Roadmap pengembangan sistem insentif mempunyai 3 tahapan kegiatan berikut : Tahap 1: Pemetaan terhadap bidang-bidang teknologi informasi dan komunikasi yang memerlukan pengembangan sistem insentif; Tahap 2: Penentuan jenis insentif; Tahap 3: Pengimplementasian sistem insentif IGOS

4.5.3 Standardisasi Peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi a Pendahuluan

Standardisasi dibidang teknologi informasi dan komunikasi sebagai suatu unsur penunjang pembangunan mempunyai peran penting dalam usaha optimasi pendayagunaan sumber daya dan seluruh kegiatan pembangunan di bidang informasi dan komunikasi. Perangkat standardisasi termasuk juga perangkat pembinaan dan pengawasan yang akan sangat berperan dalam peningkatan perdagangan dalam negeri dan internasional, pengembangan industri nasional, dan perlindungan terhadap pemakai serta terwujudnya jaminan mutu perangkat informasi dan komunikasi. Dengan demikian standardisasi dapat digunakan sebagai alat kebijakan pemerintah untuk menata struktur ekonomi secara lebih baik dan memberikan perlindungan kepada umum. Selain itu juga untuk menunjang tercapainya tujuan-tujuan strategis antara lain peningkatan ekspor bidang teknologi informasi dan komunikasi, peningkatan daya saing produk teknologi informasi dan komunikasi dalam negeri terhadap barang-barang impor, dan peningkatan efisiensi nasional. b Sasaran Agar dapat efektif, sasaran untuk pengembangan standardisasi dibidang teknologi informasi dan komunikasi harus terkait dengan program strategis lainnya yaitu: 1 Menjamin interoperabilitas dan interkonektivitas berbagai perangkat keras dan perangkat lunak dibidang teknologi informasi dan komunikasi, 93 2 Memberi kesempatan tumbuhnya industri manufaktur nasional dan dapat bersaing di pasar global 3 Memberi perlindungan terhadap para pengguna jasa di bidang informatika dan telekomunikasi. c Kegiatan Penelitian Kegiatan penelitian untuk standardisasi lebih banyak berupa kajian untuk melihat komponen yang diperlukan dilakukan standardisasi antara lain: 1 Standardisasi Digital Broadcasting; 2 Penyusunan standardisasi perangkat sistem telekomunikasi berbasis IP; 3 Standardisasi untuk audit sistem informasi; 4 Penyusunan standardisasi hardware dan software open source . d Roadmap Roadmap standardisasi peralatan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai 3 tahapan kegiatan berikut : Tahap 1: Penyusunan standardisasi perangkat sistem telekomunikasi berbasis IP; Tahap 2: Penyusunan standardisasi perangkat dan komponen penyelenggaraan penyiaran digital dan audit sistem informasi Tahap 3: Penyusunan standardisasi hardware dan software open source.

4.5.4 Universal Service Obligation USO a Pendahuluan

Untuk mempercpat penetrasi internet ke seluruh lapisan masyarakat, KNRT juga secara pro aktif terlibat dalam program universal sevices obligation USO yang berbasis internet protocol IP. Program ini diproyeksikan sebagai pembangunan sarana telekomunikasi pedesaan guna mendukung pengembangan masyarakat desa. Dalam rangka pelaksanaan program ini, Pemerintah melalui Departemen Komunikasi dan Infomatika telah menunjuk 2 perusahaan swasta untuk melakukan pembangunan jaringan telepon pedesaan itu akan dilakukan di 3.010 lokasi di Sumatra, Kalimantan dan Kawasan Timur Indonesia KTI dengan rincian sekitar 2.975 sambungan akan menggunakan teknologi Fixed Portable