Kurikulum Teknologi Informasi dan Komunikasi a Pendahuluan

82 Tabel 11. Upaya Penyusunan Standar Kompetensi SDM TI Lembaga Aspek Implementasi APJII-PAU ME ITB Meliputi Aspek ISP Digunakan secara perorangan ISP, dan belum ada sertifikasi IPKIN-Depnaker V1.0, 199 : meliputi aspek pemrograman, analisis sistem, manager projek, instruktur, jaringan, data dan pendukung perangkat lunak Hanya menjadi dokumen, belum ada sosialisasi dan sertifikasi ASPILUKI- DEPPERINDAG Standar Kualifikasi Keahlian dan Keterampilan SKK dan Standar Latihan Kerja SLK Telah tersusun SKK SLK untuk profesi SW Projec Manager, SW Req. Eng., SW Designer, Programmer, Database Adm Designer, Network Adm Eng. Network Designer Depdiknas– Departemen Informatika ITB Aspek TI - Vocational Belum ada pembahasan pleno yang menyertakan semua stakeholder BPS Jabatan funsional pranata komputer di lembaga pemerintah Telah diperbaharui disesuaikan dengan lingkup TI KPLI Linux-OS Telah ada konsep awal APW-KOmitel Pengelola Warnet Konsep awal Kementerian Kominfo Pengelola e-government Dalam proses penyusunan TKTI-Depdiknas Operator dan Programmer Komputer Telah dideklarasikan dalam Konvensi Nasional tanggal 19 Januari 2005 Depdiknas- Depkominfo Jaringan Komputer dan Sistem Administrator serta Computer Technical Support Draf keempat Sumber : Makalah Presentasi Pokja Bidang SDM Telematika, Lokakarya TKTI, Jakarta 21 Oktober 2003 83 b Sasaran Sasaran yang diharapkan adalah tersedianya kurikulum teknologi informasi dan komunikasi berbasis Standard Kompetensi Kerja Nasional Indonesia SKKNI. c Roadmap Kurikulum teknologi informasi dan komunikasi mempunyai roadmap sebagai berikut : 1 SDM penghasil produk teknologi informasi dan komunikasi a Peluang SDM teknologi informasi dan komunikasi untuk luar negeri sampai tahun 2015, diperkirakan 3,3 juta lapangan kerja offshore ICT job b SDM teknologi informasi dan komunikasi domestik berdasarkan proyeksi pertumbuhan industri teknologi informasi dan komunikasi pada tahun 2010 dengan target produksi sebesar 8,2 milyar US, dan asumsi produktivitas US 25,000 per orang, maka dibutuhkan 327.813 orang. 2 SDM teknologi informasi dan komunikasi pendukung industri non telematika diperkirakan 1 kantor memerlukan 10 pekerja yang terdiri dari 1 orang administrator dan 9 orang operator telematika.

4.4.3 Sertifikasi a Pendahuluan

Adanya kebutuhan industri global yang berbasis teknologi, diperlukan suatu upaya peningkatan pengembangan SDM komprehensif, dimana diperlukan SDM yang multidisiplin yang mempunyai sertifikasi di bidang teknologi informasi dan komunikasi. Hal ini tercermin dari prediksi Gartner Gartner Predictcs 2006 Special Report, dimana pada tahun 2010 pasar kerja spesialis teknologi informasi dan komunikasi akan berkurang 40. Para spesialis ini akan digantikan oleh Versatilis yang mampu mengkombinasikan kompetensi dan keahlian teknis, dengan pengalaman bisnis dan kemampuan memberikan komprehensif. Faktor penyebab adanya perubahan arah SDM TI tersebut adalah meningkatnya persaingan bisnis seiring dengan semakin kompleksnya perkembangan Teknologi Informasi sendiri. TI semakin dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan di berbagai bidang, diperlukan solusi multidisiplin, multiplatform dan sesuai dengan konteks permasalahan yang dihadapi. Disinilah Gartner menyebut istilah “IT versatilist”, yaitu orang-orang yang memiliki 84 pengalaman, kemampuan menjalankan berbagai tugas yang beragam dan multidisiplin versatile, dimana semua itu untuk menciptakan suatu pengetahuan baru, kompetensi dan keterkaitan context yang kaya dan padu guna mendorong peningkatan nilai bisnis. b Sasaran Sasaran yang diharapkan dalam pengembangan sertifikasi, yaitu : 1 Mempermudah masyarakat mendapatkan sertifikasi keahlian multidisiplin, seperti IT, manajemen dll. 2 Terbentuknya sertifikasi profesi dari lembaga yang terakreditasi yang dipayungi oleh Undang-Undang. c Roadmap Sertifikasi mempunyai roadmap sebagai berikut : 1 Pemerintah menargetkan 14 ribu pegawai negeri sipil yang bekerja di sektor teknologi informasi TI mendapatkan sertifikasi keahlian bidang jaringan komputer dan sistem administrasi komputer. 2 Tahun 2015 sekitar 4 juta PNS akan memiliki kompetensi sesuai dengan ketentuan World Summit Information System WSIS.

4.4.4 Pemberdayaan software house lokal a Pendahuluan

Adanya kesenjangan teknologi informasi dan komunikasi digital divide dan tingginya pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual intellectual property right, khususnya penggunaan piranti lunak software yang tidak berlisensi, diharapkan dapat mendorong pengembang lokal dalam meningkatkan inovasinya untuk mengembangkan piranti lunak berbasis lokal yang terjangkau oleh masyarakat dengan memanfaatkan model lisensi publik yang tersedia bebas, seperti General Public License GPL. Manfaat lain yang dapat diperoleh Indonesia dengan mengembangkan piranti lunak berbasis lokal, adalah: 1 Mengurangi penggunaan devisa negara dan mengurangi tingkat ketergantungan impor teknologi dan SDM; 2 Meningkatnya reliabilitas reliability; 3 Keterlibatan dalam jaringan pengembang perangkat lunak secara global; 4 Meningkatkan kapasitas litbang bidang