Universal Service Obligation USO a Pendahuluan

94 Satellite FPS, sedangkan 35 sambungan akan menggunakan VSAT very small aperture terminal. b Sasaran Tujuan kegiatan riset dan kegiatan teknologi informasi dan komunikasi di bidang ini adalah untuk menjamin pemerataan infratruktur dan akses terhadap informasi. c Kegiatan Penelitian Universal service obligation dilakukan dalam 2 kegiatan riset dan pengembangan berikut : 1 Survey terhadap daerah yang belum terjangkau oleh sistem telekomunikasi berbasis IP. 2 Penyusunan kajian dalam memantapkan pengimplementasian USO. d Roadmap Roadmap universal service obligation mempunyai 2 tahapan kegiatan berikut : Tahap 1: Pemetaan lokasi target USO Tahap 2: Penyusunan kajian terhadap pelaksanaan USO

BAB V PENUTUP

Permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan teknologi informasi dan komunikasi mempunyai banyak dimensi, termasuk kurang optimalnya peranan iptek dalam memacu pertumbuhan teknologi informasi dan komunikasi dan kelancaran distribusi teknologi informasi dan komunikasi yang sepadan dengan kebutuhan masyarakat akan teknologi informasi dan komunikasi yang cukup dan terjangkau. Akan tetapi tidak semua kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi melalui pendekatan teknologi, karena akar permasalahannya tidak selalu terletak pada ketidakmampuan dalam mengembangkan teknologi yang sesuai, tetapi kadang lebih disebabkan oleh faktor-faktor non-teknologi, misalnya kebijakan yang tidak kondusif bagi peneliti atau industri untuk meningkatkan produktivitasnya, danatau kebijakan yang tidak kondusif bagi pelaku bisnis untuk menggeluti industri teknologi informasi dan komunikasi. Buku Putih Penelitian, Pengembangan dan Penerapan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi bidang teknologi informasi dan komunikasi ini lebih difokuskan kepada aktualisasi peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan teknologi informasi dan komunikasi. Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan teknologi informasi dan komunikasi perlu diaktualisasikan secara optimal melalui pengisian program-program pembangunan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan kegiatan-kegiatan pokok yang berkesesuaian. Disadari bahwa pendekatan permasalahan secara parsial tidak akan menuntaskan permasalahan secara utuh. Oleh sebab itu kegiatan-kegiatan pokok yang dirancang dalam Buku Putih ini akan disinkronisasikan dengan kebijakan non-teknologi yang digariskan oleh pihak-pihak lain yang terkait, demikian pula sebaliknya, sehingga terjadi kebijakan yang padu antara kebijakan teknologi dan non-teknologi dalam membangun teknologi informasi dan komunikasi di Indonesia. 95 Permasalahan pembangunan teknologi informasi dan komunikasi bersifat sangat kompleks dan mencakup kepentingan seluruh individu masyarakat. Oleh sebab itu, tanggung jawab ini harus diemban oleh semua pihak secara proporsional. Kerjasama antara seluruh pihak perlu dieratkan dan diformulasikan dalam suatu jalinan kerjasama yang saling menguntungkan, efektif dan efisien, 96 dan menganut azas kesetaraan dalam kemitraan. Perlu pula dipahami posisi Buku Putih ini dalam hirarki dokumen perencanaan pembangunan iptek adalah sebagai referensi untuk penyusunan dokumen-dokumen perencanaan yang lainnya yang bersifat lebih teknis, yakni Rencana Strategis Pembangunan Iptek di Kementerian Negara Riset dan Teknologi, LPND dibawah koordinasi, dan kelembagaan penelitian dan pengembangan di daerah. Suatu hal yang sangat diperlukan adalah memposisikan Buku Putih ini sebagai referensi utama yang menetukan arah pembangunan iptek bidang teknologi informasi dan komunikasi di semua sektor dan pada semua jenjang pemerintahan, baik oleh kelembagaan pemerintah maupun oleh pihak swasta. Mengingat luasnya pihak yang terkait serta luasnya dampak yang ditimbulkan, maka untuk dapat mengembangkan dan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara sistematik dan berkelanjutan, dibutuhkan suatu usaha untuk mengintegrasikan dan menyamakan langkah berbagai kebijakan kedalam suatu kerangka kebijakan yang menyangkut berbagai aspek, terutama yang berhubungan dengan kebijakan riset dan pengembangan infrastruktur informasi yang meliputi jaringan informasi, sistem telekomunikasi, pertukaran informasi, digital broadcasting, perangkat keras komputer, instrumen, network devices, dan community access point. Riset aplikasi perangkat lunak, meliputi sistem operasi, aplikasi, bahasa pemrograman, open source, simulasi dan komputasi. Riset kandungan informasi, meliputi repository, information sharing, creative digital, data security, dan e-services. Mengembangkan berbagai pendukung riset, seperti sumber daya manusia dan kelembagaan, meliputi berbagai penunjang riset, seperti training, pendidikan, research centre, kurikulum teknologi informasi dan komunikasi, sertifikasi, pemberdayaan software house local, business incubator dan incubator centre, seminar, publikasi, dan pembangunan ITC parkzone. Mengembangkan regulasi dan strandardisasi meliputi berbagai penunjang riset, seperti regulasi untuk menghadapi konvergensi teknologi informasi dan komunikasi, sistem insentif, dan standardisasi peralatan teknologi informasi dan komunikasi. Secara garis besar prioritas kegiatan program riset dan pengembangan teknologi informasi dan komunikasi meliputi : a Riset dan pengembangan