Tokoh Tarikat Qodiriyah Tarekat Qodiriyah merupakan nama tarekat yang

Buku Gur u Kela s X I I 34

A. Tokoh-tokoh dan Ajaranya dalam Tarikat 1. Tarikat Qodiriyah

a. Tokoh Tarikat Qodiriyah Tarekat Qodiriyah merupakan nama tarekat yang

didirikan oleh Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi. Tarekat Qodiriyah berkembang dan berpusat di Iraq dan Syria. Di Indonesia, tradisi tarekat ini juga masih melekat di masyarakat. Syekh Abdul Qadir al-jailani merupakan tokoh yang sangat masyhur. Namanya selalu disebut dalam tradisi tawasul acara-acara keagamaan. Tarekat ini sudah berkembang sejak abad ke-13. Namun meski sudah berkembang sejak abad ke-13, tarekat ini baru terkenal di dunia pada abad ke 15 M. Di Makkah tarekat Qodiriyah sudah berdiri sejak 1180 H1669 M. Dalam usia 8 tahun yaitu pada tahun 488 H1095 M, Syeikh Muhyidin Abu Muhammad Abdul Qodir Jaelani Al Baghdadi sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad -yang waktu itu dipimpin Ahmad al-Ghazali- yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al-Ghazali, dia tetap belajar sampai mendapat ijazah dari gurunya yang bernama Abu Yusuf al-Hamdany 440-535 H1048-1140 M di kota yang sama itu sampai mendapatkan ijazah. Pada tahun 521 H1127 M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Abdul Qadir Jaelani menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521 H sampai wafatnya di tahun 561 H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab 552-593 H1151-1196 M, diteruskan anaknya Abdul Salam 611 H1214 M. Juga dipimpin anak kedua Abdul Qadir Jaelani, Abdul Razaq 528-603 H1134-1206 M, sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H1258 M. b. Ajaran Tarikat Qodiriyah

1. Zikir kepada Allah dengan mengucap Laailaaha illallah, diamalkan setelah

shalat wajib sebanyak 165 kali atau lebih. Di luar shalat wajib, zikir tersebut tidak dilarang untuk diamalkan, bahkan dianjurkan. Zikir ini dinamakan zikir Jahar, yakni zikir yang diucapkan dengan suara keras. Zikir yang lain yaitu zikir