Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah

Buku Gur u Kela s X I I 64 Berdasarkan pemahaman seperti ini, maka agaknya ayat inilah yang mendasari atau paling tidak menjadi inspirator bagi Suhrawardi dalam merumuskan teori iluminasinya.

8. Tarekat Qodiriyah wa Naqsabandiyah

Tarekat Qoodiriyah Naqsyabandiyah atau Thoriqoh Qoodiriyah Naqsyabandiyah adalah perpaduan dari dua buah tharekat besar, yaitu Thariqah Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah. Pendiri tarekat baru ini adalah seorang Syekh Sufi besar yang saat itu menjadi Imam Masjid Al-Haram di Makkah al-Mukarramah, Syaikh Ahmad Khatib Ibn Abd.Ghaffar al-Sambasi al-Jawi w.1878 M.. Dia adalah ulama besar nusantara yang tinggal sampai akhir hayatnya di Makkah. Syaikh Ahmad Khatib adalah mursyid Thariqah Qadiriyah. Sebagai seorang mursyid yang kamil mukammil Syaikh Ahmad Khatib sebenarnya memiliki otoritas untuk membuat modifikasi tersendiri bagi thorekat yang dipimpinnya. Karena dalam tradisi Thariqoh Qadiriyah memang ada kebebasan untuk itu bagi yang telah mempunyai derajat mursyid. Karena pada masanya telah jelas ada pusat penyebaran Thariqah Naqsabandiyah di kota suci Makkah maupun di Madinah, maka sangat dimungkinkan dia mendapat bai’at dari tarekat tersebut. Kemudian dia menggabungkan inti ajaran kedua tarekat tersebut, yaitu Thariqoh Qadiriyah dan Thariqah Naqsabandiyah dan mengajarkannya kepada murid- muridnya, khususnya yang berasal dari Indonesia. Penggabungan inti ajaran kedua tarekat tersebut adalah karena pertimbangan logis dan strategis. Kedua thorekat tersebut memiliki inti ajaran yang saling melengkapi, terutama jenis dan metode dzikirnya. Di samping keduanya memiliki kecenderungan yang sama, yaitu sama-sama menekankan pentingnya syari’at dan menentang faham Wihdatul Wujud, Thariqah Qadiriyah mengajarkan Dzikir Jahar Nafi Itsbat, sedangkan Thariqah Naqsabandiyah mengajarkan Dzikir Sirri Ism Dzat. Dengan penggabungan kedua jenis tersebut diharapkan para muridnya akan mencapai derajat kesufian yang lebih tinggi, dengan cara yang lebih mudah atau lebih efektif dan efisien. Dalam kitab Fath al-’Arifin, dinyatakan tarekat ini tidak hanya merupakan penggabungan dari dua thorekat tersebut. Tetapi merupakan penggabungan dan modifikasi ajaran inti dari lima tarekat, yaitu Tarekat Qadiriyah, Tarekat Anfasiyah, Junaidiyah, dan Tarekat Muwafaqah Samaniyah. Karena yang diutamakan adalah ajaran Torekat Qadiriyah dan Tarekat Naqsyabandiyah, maka 65 Akhlak Tasawuf ­ Kurikulum 2013 tarekat tersebut diberi nama Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah. Disinyalir tharekat ini belum berkembang di kawasan lain selain kawasan Asia Tenggara, meskipun secara personal para penganutnya sudah tersebar di hampir seluruh penjuru dunia. Penamaan tarekat ini tidak terlepas dari sikap tawadlu’ dan ta’dhim Syaikh Ahmad Khathib al-Sambasi terhadap pendiri kedua tarekat tersebut. Dia tidak menisbatkan nama tarekat itu kepada namanya. Padahal kalau melihat modifikasi ajaran yang ada dan tatacara ritual tarekat itu, sebenarnya layak kalau ia disebut dengan nama Tarekat Khathibiyah atau Sambasiyah, karena memang tarekat ini adalah hasil ijtihadnya. Sebagai suatu mazhab dalam tasawuf, Thariqah Qadiriyah Naqsabandiyah memiliki ajaran yang diyakini kebenarannya, terutama dalam hal-hal kesufian. Beberapa ajaran inti dalam tarekat ini diyakini paling efektif dan efisien untuk menghantarkan pengamalnya kepada tujuan tertinggi yakni Allah swt. Ajaran sufistik dalam tarekat ini selalu berdasarkan pada Al-Qur’an, Al-Hadits, dan perkataan para ‘ulama arifin dari kalangan Salafus shalihin. Setidaknya ada empat ajaran pokok dalam tarekat ini, yaitu: tentang kesempurnaan suluk, adab etika,dzikir, dan murakabah.

V. PROSES PEMBELAJARAN KEGIATAN

a. PENDAHULUAN

1. Guru memberikan salam pembuka, 2. Guru memeriksa kehadiran, kerapian peserta didik dan ruang kelas, 3. Guru memberikan Brain Storming pemanasan agar peserta didik fokus dengan materi yang akan disampaikan, 4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, 5. Guru melakukan review materi sebelumnya, 6. Guru melaksanakan sebuah pembelajaran dengan komunikatif dan memberikan studi kasus terhadap materi yang akan disampaikan, 7. Mediaalat peragaalat bantu dapat berupa tulisan di papan tulis, kertas karton serta multimedia berbasis ICT atau media pendukung lainya, 8. Konsep pembelajaran based on Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Komunikatif, Menyenangkan serta tetap mengedepankan pembelajaran komunikatif disertai dengan Inquiry Method yakni pembelajaran dengan melalui Research. Buku Gur u Kela s X I I 66

b. PELAKSANAAN

1. Guru meminta peserta didik untuk mencermati gambar beserta perenunganya yang ada pada poin “Ayo Renungkan”, 2. Peserta didik mengeksplorasikan hasil pengamatanya, 3. Guru memberikan stime line kesimpulan atas hipotesa dalam eksplorasi tersebut, 4. Guru meminta kembali peserta didik untuk mengamati gambar pada poin “Ayo Mengamati”, 5. Peserta didik mengeksplor hasil pengamatanya tersebut, 6. Guru memberiakn steam line kesimpulan atas eksplorasi peserta didik, 7. Peserta didik dibagi menjadi beberapa kelompok untuk membahas materi pada poin “Ayo Mendalami Materi”, 8. Guru memberikan studi kasus atas materi yang ada kemudian peserta didik melakukan Assertion hipotesa yang berusaha untuk dibuktikan, 9. Guru memberikan Recap kesimpulan atas kegiatan tersebut, 10. Guru juga menjelaskan intisari pada poin “Rangkuman”, 11. Pada poin “Ayo Berlatih”, Guru: a. Membimbing paserta didik b. Meminta peserta didik menjawab soal-soal latihan.

c. KEGIATAN AKHIR PEMBELAJARAN

a. Penguatan materi: Guru melakukan Recap kesimpulan selama proses belajar dan hasil diskusi, b. Memberikan tugas rumah PR bagi peserta didik, c. Menutup pelajaran dengan salam, kafaratul majlis dan membaca hamdalahdo’a. 67 Akhlak Tasawuf ­ Kurikulum 2013

VI. PENILAIAN 1. Skala Sikap

Guru melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam kegiatan diskusi pengamatan pada saat pelaksanaan diskusi No Nama siswa Aspek yang dinilai Skor maks Nilai ketuntasan Skor maks Tindak lanjut Aspek dan untuk penilaian: 1. Kejelasan Dan Kedalaman Informasi: a. Jika kelompok tersebut dapat memberikan kejelasan dan kedalaman informasi lengkap dan sempurna, 30 b. Jika kelompok tersebut dapat memberikan penjelasan dan kedalaman informasi lengkap dan kurang sempurna, 20 c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10 2. Keaktifan Dalam Diskusi a. Jika kelompok tersebut berperan sangat aktif dalam diskusi, skor 30 b. Jika kelompok tersebut berperan aktif dalam diskusi, skor 20 c. Jika kelompok tersebut kurang aktif dalam diskusi, skor 10 3. Kejelasan Dan Kerapian Presentasi a. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasiakan dengan dengan sangat jelas dan rapi, skor 40 b. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan jelas dan rapi, skor 30 c. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan sangat jelas dan kurang rapi, skor 20 d. Jika kelompok tersebut dapat mempresentasikan dengan kurang jelas dan tidak rapi, skor 10 Buku Gur u Kela s X I I 68

2. Kolom “Unjuk Kerja” Kolom menyebutkan Tarikat beserta alasanya.