75
Akhlak Tasawuf Kurikulum 2013
dengan thawaf lebih diutamakan. Setelah itu bisa menjalankan sholat sunnah thawaf dan sholat tahiyatul masjid secara bersamaan dengan dua niat dalam satu sholat dua
rakaat . Kelima, meramaikan masjid dengan I’tikaf, majelis ilmu dan kegiatan keagamaan
lainnya. I’tikaf adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah Saw. dengan menjalankannya seseorang akan memperoleh pahala.
Ibnu Abbas juga meriwayatkan tentang keutamaan I’tikaf,
ل قدانخ ةثلث رالا نبو هنيب لا دعاب لا هجو ءاغتبا ًاموي فكتعا نم نقفاخا نب امك قدنخ
“Barang siapa beri’tikaf satu hari karena mengharap keridhaan Allah, Allah akan menjadikan jarak antara dirinya dan api neraka sejauh tiga parit, setiap parit sejauh
jarak timur dan barat.” HR Thabrani, Baihaqi dan dishahihkan oleh Imam Hakim. Keenam, tidak membuat gaduh di dalam masjid, terlebih pada saat khutbah jum’at
berlangsung, sebab akan menghilangkan pahala sholat jum’at. Ketujuh, pada saat keluar masjid hendaknya membaca do’a berikut ini;
َمهللَا َكِل ْضَف ْنِم َكُلَئْسأ ْ ًنإ ًمهللَا ِلا ِلْوُسَر َ َع ُم َلَسلاَو ُة َل ّصلاَو ِلا ِمْسِب
ِمْيِجًرلا ِنا ًطْي ًشلا َنِم ْ ِنْم ِصْعا
Artinya: Dengan nama Allah, shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah. Ya Allah sesungguhnya aku minta kepadaMu dengan keutamaanMu. Ya
Allah peliharalah aku dari godaan setan yang terkutuk.
B. ADAB MEMBACA AL-QUR’AN
ٌةَ ْمَرَو ٌءاَفِش َوُه اَم ِنآْرُق ْ
لا َنِم ُلِّ َنُنَو اًرا َسَخ
َ لِإ َنِمِلا َظلا ُديِزَي
َ لَو ۙ َنِنِمْؤُم
ْ لِل
“Dan kami turunkan dari alQur’an
sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman,
sedangkan bagi orang dzalim al
Qur’an itu hanya akan menambah kerugian. QS. Al-Isra’ : 82.
Buku Gur u Kela s X I I 76
Al-Qur’
an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw.
Sebagai bukti atas risalah kerasulannya. Allah menurunkanya secara bertahap sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan masyarakat pada saat itu. Meskipun demikian al-Qur’an akan selalu proporsional sampai kapanpun menembus batas ruang dan waktu.
Selain itu, al-Qur’an juga dijamin keotentikannya sesuai dengan jaminan yang diberikan oleh Allah sendiri dalam firmannya “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan
Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya QS. Al-Hijr : 9.
Tentunya halhal di atas adalah jaminan yang diberikan oleh Allah sendiri yang harus kita imani. Meragukan jaminan Allah berarti ada persoalan pada iman kita. Sebab
kalau kita percaya dengan jaminan asuransi, toko pada saat kita membeli sebuah produk dan sebagainya, mengapa kita tidak percaya dengan jaminan yang diberikan oleh Tuhan
yang menciptakan kita sendiri? Agar semakin yakin terhadap jaminan Allah Swt, maka sudah seharusnya kita
membaca firman-Nya sesering mungkin, selain juga harus disertai dengan etika. Berikut ini adalah beberapa etika yang dirumuskan oleh al-Imam Abi Zakaria Yahya bin Syaraf
An-Nawawi, dalam kitabnya “ At-Tibyan fi Aadabi Khamalatil Qur’an”.
Pertama, hendaknya membaca al-Qur’an semata karena Allah Swt. Membaca dengan ikhlas akan menguatkan iman dan membuat hati kita terpaut dengan al-Qur’an
QS. Al-Bayyinah : 5. Kedua, hendaknya membaca al-Qur’an dalam keadaan suci, bersiwak, di tempat
yang suci dan menghadap kiblat, sebab sebaik-baik majelis adalah menghadap kiblat. Ketiga, memulai membaca al-Qur’an dengan ta’awwudz
, sebagaimana difirmankan oleh Allah pada surat an-Nahl : 98 “
maka apabila engkau Muhammad hendak membaca alQur’an, mohon perlindunganlah kepada Allah dari setan yang terkutuk”.
Keempat, hendaknya membaca al-Qur’an dengan tajwid yang baik, tartil disertai dengan penghayatan terhadap maknanya khusyu’ wa tadabbur. Ini adalah cara para
orang solih dalam membaca al-Qur’an. Tidak jarang mereka hanya membaca satu ayat hingga waktu subuh tiba, sebab memikirkan dan menghayati kandungan makna al-
Qur’an secara mendalam.
77
Akhlak Tasawuf Kurikulum 2013
C. Adab Berdoa