Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah
53 “Observasi kelas mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas.
Tujuannya untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses
pembelajaran. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah usaha- usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,cara
menggunakan media pengajaranvariasi metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan
reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan
supervisi akademik dengan teknik observasi kelas melibatkan guru secara langsung dalam pelaksanaan pengamatan terhadap guru lain yang sedang
mengajar. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan guru dalam mengajar.
Hasil wawacara tersebut juga didukung oleh hasil observasi peneliti terhadap lembar supervisi yang digunakan kepala sekolah. Pada aspek kegiatan
inti pembelajaran, komponen yang dinilai adalah guru menguasai materi pelajaran, guru menerapkan pendekatanstrategi pembelajaran yang efektif, guru
memanfaatkan sumber belajarmedia dalam pembelajaran, guru memicu danatau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta guru menggunakan
bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. Kepala sekolah juga melakukan supervisi akademik menggunakan teknik
individual. Hal ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan dan diskusi secara individual untuk mengarahkan guru dan mengembangkan kemampuan guru dalam
mengajar serta membantu memberikan solusi yang dihadapi guru selama pelaksanaan proses pembelajaran. Berikut kutipan hasil wawancara yang
menyatakan hal tersebut.
54 “Dengan cara pertemuan, percakapan, dialog dan tukar pikiran antar
supervisor guru. Tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran.
Pelaksanaannya melalui kegiatan memberikan pengarahan, mendorong guru mengatasi kesulitan, dan berusaha mengembangkan segi positif
guru.Biasanya pertemuan secara formal ini terjadi karena saya selaku kepala sekolah mengangap perlu untuk memanggil guru, karena beberapa alasan
seperti; absensi kehadiran guru yang masih sangat kurang, terjadinya kegaduhan di kelas, rendahnya hasil pembelajaran siswa, dan karena hasil
supervisi kunjungan dan observasi kelas yang menemukan rendahnya kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.”
Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta Hal ini didukung oleh hasil wawancara terhadap salah satu guru yang
mengungkapkan bahwa kepala sekolah juga melakukan supervisi akademik dengan cara menemui guru secara langsung dan individual. Berikut kutipan hasil
wawancara yang menyatakan hal tersebut: “Iya, kepala sekolah bertemu langsung dengan guru. Pertemuan individual
adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah untuk memberikan kemungkinan
pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, memperbaiki segala
kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP
Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan
supervisi akademik secara individual, yaitu dengan cara menemui guru secara individual dan mengadakan diskusi dengan guru tersebut terkait dengan perbaikan
proses pembelajaran dan penyelesaian permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru.
Selain secara individual, kepala sekolah juga melakukan kegiatan supervisi dengan melibatkan beberapa guru. Hal ini terjadi ketika kepala sekolah melakukan
supervisi akademik menggunakan teknik kunjungan antar kelas. Teknik ini
55 melibatkan kerjasama guru dalam menyusun jadwal kunjungan dan fasilitas yang
digunakan. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Guru berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya untuk
berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Pelaksanaan jadwal kunjungan harus direncanakan guru-guru yang akan dikunjungi, harus diseleksi,
sediakan segala fasilitas yang diperlukan.” Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Pelaksanaan supervisi akademik teknik kunjungan antar kelas dilakukan
dengan cara kepala sekolah mengunjungi guru di kelas yang sedang mengajar. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara terhadap informan guru berikut.
“Iya, kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman
dalam pembelajaran.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Lebih lanjut informan guru yang lain menjelaskan bahwa kunjungan kelas
dilakukan mulai dengan tahap perencanaan oleh kepala sekolah, dan seleksi guru yang akan disupervisi. Selanjutnya kepala sekolah menyusun jadwal kunjungan
kelas untuk guru-guru lain yang akan disupervisi. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
“Cara melaksanakan kunjungan antar kelas awalnya kepala sekolah merencanakan jadwal. Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dan
menentukan guru-guru yang akan mengunjungi. Kepala sekolah juga menyediakan segala fasilitas yang diperlukan.”Hasil Wawancara dengan
Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Hasil wawancara tersebut menunjukkan kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi akademik menggunakan teknik kunjungan antar kelas dengan
melibatkan guru mulai dari perencanaan supervisi. Teknik ini dilakukan dengan cara guru mengamati pembelajaran guru lain pada kelas yang lain. Berdasarkan
data yang ada, kepala sekolah tidak melaksanakan teknik supervisi ini untuk
56 semua guru. Hal ini dibuktikan dengan jawaban guru yang menyatakan “sudah
pernah” dan “belum pernah”. Kepala sekolah juga melakukan kegiatan supervisi akademik dengan
memberikan kesempatan kepada guru untuk menilai dirinya sendiri. Teknik ini dilakukan dengan caraguru menilai diri sendiri berdasarkan instrumen yang
diberikan kepala sekolah. Selanjutnya kepala sekolah menilai hasil penilaian diri sendiri.Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
“Kepala sekolah memberikan kesempatan guru untuk menilai dirinya sendiri. Sebelum instrumen dinilai oleh asesor dan kepala sekolah yang
membantu, guru itu diberikan instrumennya dahulu.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Meskipun kepala sekolah menyatakan melakukan kegiatan supervisi
akademik menggunakan teknik penilaian diri sendiri, namun hasil wawancara terhadap kedua informan guru menyatakan bahwa kepala sekolah belum pernah
melaksanakan kegiatan supervisi akademik teknik penilaian diri sendiri. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
“Belum, supervisi sekolah dari dinas, format dari guru belum ada.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta.
“Belum pernah.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Selain belum melaksanakan kegiatan supervisi akademik menggunakan
teknik penilaian diri sendiri, kepala sekolah juga belum pernah melaksanakan supervisi akademik menggunakan teknik orientasi guru baru.Hal ini disebabkan
karena selama kepala sekolah menjabat di SMP Negeri 4 Yogyakarta belum ada guru baru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
57 “Guru baru belum dilaksanakan karena memang belum ada guru baru. Yang
jelas jika ada guru baru kita adakan pembimbingan.” Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Hasil wawancara terhadap kepala sekolah juga didukung oleh hasil wawancara terhadap informan guru yang menyatakan bahwa kepala sekolah
belum pernah melakukan supervisi akademik menggunakan teknik orientasi guru baru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
“Belum, biasanya kepala sekolah mengamati secara langsung dari luar.”Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta.
“Belum pernah.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Selain itu, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa kepala sekolah
melakukan kegiatan supervisi akademik menggunakan teknik rapat. Rapat dilakukan dalam dua minggu sekali atau satu bulan dilakukan rapat dua kali.
Rapat dilakukan untuk membicarakan hal-hal terkait dengan proses pembelajaran. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
“Mengadakan dua minggu sekali. Pertemuan guru dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaran. Tujuannya untuk menyampaikan
informasi baru yang berkaitan dengan pembelajaran dan cara-cara mengatasi kesulitan secara bersama dengan semua guru disekolahan. Pelaksanaanya
membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, rapat untuk meningkatkan kemampuaan lulusan.
Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada guru-guru. Selain itu, rapat ini juga untuk mengevaluasi program dan untuk momotivasi guru-guru
dalam melaksanakan tugasnya dalam mengajar.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara terhadap salah satu informan
guru berikut ini. “Setiap hari senin, minggu kesatu sampai ketiga, administrasi guru setiap
senin, secara langsung, usul saran. Rapat dewan guru sering dilakukan oleh kepala sekolah untuk menginformasikan segala sesuatu yang penting kepada
58 guru. Bila ada informasi baru kepala sekolah menyampaikannya melalui
rapat dewan guru. Bila ada keperluan, biasanya kepala sekolah mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum.”Hasil
Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Informan guru lain juga mengungkapkan bahwa kepala sekolah melakukan
kegiatan supervisi akademik teknik rapat dalam waktu satu bulan dua kali rapat. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
“Sebulan 2x, langsung kepala sekolah yang menyampaikan.melalui rapat dewan guru yaitu masalah-masalah proses pembelajaran yang harus
dilakukan seperti RPP, alat peraga, motivasi dan lain-lain.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Tidak hanya melakukan rapat, kepala sekolah juga melakukan supervisi
akademik kelompok dengan teknik diskusi. Diskusi dilakukan dengan membentuk kelompok guru sesuai dengan mata pelajaran. Dalam kegiatan diskusi, kepala
sekolah memberikan bimbingan serta saran kepada guru terkait dengan permasalahan pembelajaran yang dialami guru. Berikut kutipan hasil wawancara
yang menyatakan hal tersebut. “Dapat diadakan dengan membentuk kelompok guru bidang sejenisnya. Di
dalam diskusi kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat, dan saran yang diperlukan.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP
Negeri 4 Yogyakarta. Berbeda dengan hal yang diungkapkan kepala sekolah, dua informan guru
menyatakan bahwa kepala sekolah tidak melakukan kegiatan supervisi akademik dengan teknik diskusi. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap kedua informan
tersebut. “Gak pernah, kalau ada kunjungan pengawas baru ada. Sesuai keperluan,
monitoring dari dinas.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta.
59 “Gak pernah.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4
Yogyakarta. Data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan
kegiatan supervisi akademik dengan teknik tukar pengalaman. Teknik ini dilakukan dengan cara berbagi ilmu. Hal ini dilakukan setelah kepala sekolah
mengikuti diklat. Pengalaman dan ilmu yang diperoleh dari diklat kemudian disampaikan kepada guru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal
tersebut. “Dengan cara biasanya habis diklat kepala sekolah sharing dengan guru-
guru lain. Di sini, saya selaku kepala sekolah selalu mengikut sertakan guru- guru yang saya pimpin ketika ada penataran yang diadakan oleh pemerintah
ataupun yang lainya.Tujuanya agar para guru mendapat tambahan tentang materi pelajaran yang mereka ampu agar bisa lebih baik lagi ketika
menyampaikan materi pelajaran di kelas.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Hal serupa juga diungkapkan salah satu informan guru SMP Negeri 4
Yogyakarta sebagai berikut ini. “Iya, biasanya habis diklat, workshop, kunjungan kerja pada saat breafing.
Diruang guru tiap senin satu bulan duakali.”Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta.
Lebih lanjut informan guru yang lain juga mengungkapkan bahwa kepala
sekolah melakukan supervisi akademik melalui teknik tukar pengalaman berdasarkan diklat, workshop, maupun kunjungan kerja. Teknik ini dilakukan
dalam jangka waktu satu bulan dua kali.Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut.
“Iya, waktu diklat, workshop diumumkan pada guru lain.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta.
60 Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah SMP N 4
Yogyakarta juga melakukan supervisi akademik melalui teknik tukar pengalaman. Hal ini dilakukan dengan cara kepala sekolah berbagi pengalaman dan ilmu dari
hasil diklat, workshop, ataupun kunjungan kerja kepada guru. Kegiatan tukar pengalaman ini biasanya dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan dua kali.