Pelaksanaan Proses Pembelajaran Pelaksanaan Supervisi Akademik Kepala Sekolah

53 “Observasi kelas mengamati proses pembelajaran secara teliti di kelas. Tujuannya untuk memperoleh data obyektif aspek-aspek situasi pembelajaran, kesulitan-kesulitan guru dalam usaha memperbaiki proses pembelajaran. Secara umum, aspek-aspek yang diobservasi adalah usaha- usaha dan aktivitas guru-siswa dalam proses pembelajaran,cara menggunakan media pengajaranvariasi metode, ketepatan penggunaan media dengan materi, ketepatan penggunaan metode dengan materi, dan reaksi mental para siswa dalam proses belajar mengajar.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan supervisi akademik dengan teknik observasi kelas melibatkan guru secara langsung dalam pelaksanaan pengamatan terhadap guru lain yang sedang mengajar. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki kekurangan guru dalam mengajar. Hasil wawacara tersebut juga didukung oleh hasil observasi peneliti terhadap lembar supervisi yang digunakan kepala sekolah. Pada aspek kegiatan inti pembelajaran, komponen yang dinilai adalah guru menguasai materi pelajaran, guru menerapkan pendekatanstrategi pembelajaran yang efektif, guru memanfaatkan sumber belajarmedia dalam pembelajaran, guru memicu danatau memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran, serta guru menggunakan bahasa yang benar dan tepat dalam pembelajaran. Kepala sekolah juga melakukan supervisi akademik menggunakan teknik individual. Hal ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan dan diskusi secara individual untuk mengarahkan guru dan mengembangkan kemampuan guru dalam mengajar serta membantu memberikan solusi yang dihadapi guru selama pelaksanaan proses pembelajaran. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. 54 “Dengan cara pertemuan, percakapan, dialog dan tukar pikiran antar supervisor guru. Tujuannya untuk mengembangkan perangkat pembelajaran yang lebih baik dan meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran. Pelaksanaannya melalui kegiatan memberikan pengarahan, mendorong guru mengatasi kesulitan, dan berusaha mengembangkan segi positif guru.Biasanya pertemuan secara formal ini terjadi karena saya selaku kepala sekolah mengangap perlu untuk memanggil guru, karena beberapa alasan seperti; absensi kehadiran guru yang masih sangat kurang, terjadinya kegaduhan di kelas, rendahnya hasil pembelajaran siswa, dan karena hasil supervisi kunjungan dan observasi kelas yang menemukan rendahnya kompetensi pedagogik guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.” Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta Hal ini didukung oleh hasil wawancara terhadap salah satu guru yang mengungkapkan bahwa kepala sekolah juga melakukan supervisi akademik dengan cara menemui guru secara langsung dan individual. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut: “Iya, kepala sekolah bertemu langsung dengan guru. Pertemuan individual adalah satu pertemuan, percakapan, dialog, dan tukar pikiran antara supervisor guru. Tujuannya adalah untuk memberikan kemungkinan pertumbuhan jabatan guru melalui pemecahan kesulitan yang dihadapi, mengembangkan hal mengajar yang lebih baik, memperbaiki segala kelemahan dan kekurangan pada diri guru; dan menghilangkan atau menghindari segala prasangka.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan supervisi akademik secara individual, yaitu dengan cara menemui guru secara individual dan mengadakan diskusi dengan guru tersebut terkait dengan perbaikan proses pembelajaran dan penyelesaian permasalahan pembelajaran yang dihadapi guru. Selain secara individual, kepala sekolah juga melakukan kegiatan supervisi dengan melibatkan beberapa guru. Hal ini terjadi ketika kepala sekolah melakukan supervisi akademik menggunakan teknik kunjungan antar kelas. Teknik ini 55 melibatkan kerjasama guru dalam menyusun jadwal kunjungan dan fasilitas yang digunakan. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Guru berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran. Pelaksanaan jadwal kunjungan harus direncanakan guru-guru yang akan dikunjungi, harus diseleksi, sediakan segala fasilitas yang diperlukan.” Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Pelaksanaan supervisi akademik teknik kunjungan antar kelas dilakukan dengan cara kepala sekolah mengunjungi guru di kelas yang sedang mengajar. Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara terhadap informan guru berikut. “Iya, kunjungan antar kelas adalah guru yang satu berkunjung ke kelas yang lain di sekolah itu sendiri. Tujuannya adalah untuk berbagi pengalaman dalam pembelajaran.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Lebih lanjut informan guru yang lain menjelaskan bahwa kunjungan kelas dilakukan mulai dengan tahap perencanaan oleh kepala sekolah, dan seleksi guru yang akan disupervisi. Selanjutnya kepala sekolah menyusun jadwal kunjungan kelas untuk guru-guru lain yang akan disupervisi. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Cara melaksanakan kunjungan antar kelas awalnya kepala sekolah merencanakan jadwal. Guru-guru yang akan dikunjungi harus diseleksi dan menentukan guru-guru yang akan mengunjungi. Kepala sekolah juga menyediakan segala fasilitas yang diperlukan.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut menunjukkan kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi akademik menggunakan teknik kunjungan antar kelas dengan melibatkan guru mulai dari perencanaan supervisi. Teknik ini dilakukan dengan cara guru mengamati pembelajaran guru lain pada kelas yang lain. Berdasarkan data yang ada, kepala sekolah tidak melaksanakan teknik supervisi ini untuk 56 semua guru. Hal ini dibuktikan dengan jawaban guru yang menyatakan “sudah pernah” dan “belum pernah”. Kepala sekolah juga melakukan kegiatan supervisi akademik dengan memberikan kesempatan kepada guru untuk menilai dirinya sendiri. Teknik ini dilakukan dengan caraguru menilai diri sendiri berdasarkan instrumen yang diberikan kepala sekolah. Selanjutnya kepala sekolah menilai hasil penilaian diri sendiri.Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Kepala sekolah memberikan kesempatan guru untuk menilai dirinya sendiri. Sebelum instrumen dinilai oleh asesor dan kepala sekolah yang membantu, guru itu diberikan instrumennya dahulu.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Meskipun kepala sekolah menyatakan melakukan kegiatan supervisi akademik menggunakan teknik penilaian diri sendiri, namun hasil wawancara terhadap kedua informan guru menyatakan bahwa kepala sekolah belum pernah melaksanakan kegiatan supervisi akademik teknik penilaian diri sendiri. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Belum, supervisi sekolah dari dinas, format dari guru belum ada.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. “Belum pernah.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Selain belum melaksanakan kegiatan supervisi akademik menggunakan teknik penilaian diri sendiri, kepala sekolah juga belum pernah melaksanakan supervisi akademik menggunakan teknik orientasi guru baru.Hal ini disebabkan karena selama kepala sekolah menjabat di SMP Negeri 4 Yogyakarta belum ada guru baru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. 57 “Guru baru belum dilaksanakan karena memang belum ada guru baru. Yang jelas jika ada guru baru kita adakan pembimbingan.” Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara terhadap kepala sekolah juga didukung oleh hasil wawancara terhadap informan guru yang menyatakan bahwa kepala sekolah belum pernah melakukan supervisi akademik menggunakan teknik orientasi guru baru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Belum, biasanya kepala sekolah mengamati secara langsung dari luar.”Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. “Belum pernah.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Selain itu, hasil wawancara juga menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi akademik menggunakan teknik rapat. Rapat dilakukan dalam dua minggu sekali atau satu bulan dilakukan rapat dua kali. Rapat dilakukan untuk membicarakan hal-hal terkait dengan proses pembelajaran. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Mengadakan dua minggu sekali. Pertemuan guru dilakukan untuk membicarakan proses pembelajaran. Tujuannya untuk menyampaikan informasi baru yang berkaitan dengan pembelajaran dan cara-cara mengatasi kesulitan secara bersama dengan semua guru disekolahan. Pelaksanaanya membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan dan pengembangan kurikulum, rapat untuk meningkatkan kemampuaan lulusan. Hal ini dilakukan untuk memberikan informasi kepada guru-guru. Selain itu, rapat ini juga untuk mengevaluasi program dan untuk momotivasi guru-guru dalam melaksanakan tugasnya dalam mengajar.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hal ini juga didukung oleh hasil wawancara terhadap salah satu informan guru berikut ini. “Setiap hari senin, minggu kesatu sampai ketiga, administrasi guru setiap senin, secara langsung, usul saran. Rapat dewan guru sering dilakukan oleh kepala sekolah untuk menginformasikan segala sesuatu yang penting kepada 58 guru. Bila ada informasi baru kepala sekolah menyampaikannya melalui rapat dewan guru. Bila ada keperluan, biasanya kepala sekolah mendelegasikan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum.”Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Informan guru lain juga mengungkapkan bahwa kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi akademik teknik rapat dalam waktu satu bulan dua kali rapat. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Sebulan 2x, langsung kepala sekolah yang menyampaikan.melalui rapat dewan guru yaitu masalah-masalah proses pembelajaran yang harus dilakukan seperti RPP, alat peraga, motivasi dan lain-lain.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Tidak hanya melakukan rapat, kepala sekolah juga melakukan supervisi akademik kelompok dengan teknik diskusi. Diskusi dilakukan dengan membentuk kelompok guru sesuai dengan mata pelajaran. Dalam kegiatan diskusi, kepala sekolah memberikan bimbingan serta saran kepada guru terkait dengan permasalahan pembelajaran yang dialami guru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Dapat diadakan dengan membentuk kelompok guru bidang sejenisnya. Di dalam diskusi kepala sekolah memberikan pengarahan, bimbingan, nasihat, dan saran yang diperlukan.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Berbeda dengan hal yang diungkapkan kepala sekolah, dua informan guru menyatakan bahwa kepala sekolah tidak melakukan kegiatan supervisi akademik dengan teknik diskusi. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap kedua informan tersebut. “Gak pernah, kalau ada kunjungan pengawas baru ada. Sesuai keperluan, monitoring dari dinas.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. 59 “Gak pernah.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Data hasil penelitian juga menunjukkan bahwa kepala sekolah melakukan kegiatan supervisi akademik dengan teknik tukar pengalaman. Teknik ini dilakukan dengan cara berbagi ilmu. Hal ini dilakukan setelah kepala sekolah mengikuti diklat. Pengalaman dan ilmu yang diperoleh dari diklat kemudian disampaikan kepada guru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Dengan cara biasanya habis diklat kepala sekolah sharing dengan guru- guru lain. Di sini, saya selaku kepala sekolah selalu mengikut sertakan guru- guru yang saya pimpin ketika ada penataran yang diadakan oleh pemerintah ataupun yang lainya.Tujuanya agar para guru mendapat tambahan tentang materi pelajaran yang mereka ampu agar bisa lebih baik lagi ketika menyampaikan materi pelajaran di kelas.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hal serupa juga diungkapkan salah satu informan guru SMP Negeri 4 Yogyakarta sebagai berikut ini. “Iya, biasanya habis diklat, workshop, kunjungan kerja pada saat breafing. Diruang guru tiap senin satu bulan duakali.”Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Lebih lanjut informan guru yang lain juga mengungkapkan bahwa kepala sekolah melakukan supervisi akademik melalui teknik tukar pengalaman berdasarkan diklat, workshop, maupun kunjungan kerja. Teknik ini dilakukan dalam jangka waktu satu bulan dua kali.Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Iya, waktu diklat, workshop diumumkan pada guru lain.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. 60 Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah SMP N 4 Yogyakarta juga melakukan supervisi akademik melalui teknik tukar pengalaman. Hal ini dilakukan dengan cara kepala sekolah berbagi pengalaman dan ilmu dari hasil diklat, workshop, ataupun kunjungan kerja kepada guru. Kegiatan tukar pengalaman ini biasanya dilaksanakan dalam jangka waktu satu bulan dua kali.

c. Evaluasi Proses Pembelajaran

Kepala sekolah SMP N 4 Yogyakarta juga melaksanakan evaluasi supervisi akademik dalam proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan oleh kepala sekolah dalam setiap teknik supervisi akademik yang dilaksanakan. Kegiatan evaluasi dilakukan untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru. Kepala sekolah mengungkapkan bahwa kegiatan evaluasi dilakukan setelah melaksanakan supervisi akademik dengan teknik kunjungan kelas. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Tahap akhir kunjungan adalah supervisor dan guru mengadakan perjanjian untuk membicarakan hasil observasi. Tahap akhir, tahap tindak lanjut. Untuk supervisi kunjungan kelas saya lakukan karena untuk mengetahui bagimana performa guru di kelas serta untuk mengetahui penguasaan kelas dan materi guru tersebut.”Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Lebih lanjut salah satu informan guru menjelaskan bahwa dalam evaluasi supervisi akademik melalui teknik kunjungan kelas, kepala sekolah melakukan dialog dengan guru untuk membicarakan hasil penilaian kepala sekolah terhadap guru. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Pasca kunjungan kelas yang berupa wawancara dengan guru yang disupervisi guna menilai segenap yang terjadi selama proses pembelajaran yang telah dilakukan. Bentuk kegiatannya berupa sharing dengan mendiskusikan apa saja yang menjadi kelemahan dan kekuatan guru pada 61 proses pembelajaran yang telah dilakukan guru tadi.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah juga melakukan evaluasi supervisi akademik dalam proses pembelajaran. Kegiatan evaluasi ini dilakukan oleh kepala sekolah untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik.

d. Tindak Lanjut Proses Pembelajaran di SMPN 4 Yogyakarta

Setelah kepala sekolah mendapatkan hasil pengamatan, selanjutnya kepala sekolah membuat tindak lanjut dari hasil pengamatan tersebut. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “.Pelaksanaan observasi kelas ini melalui tahap persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil observasi, dan tindak lanjut.”Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Lebih lanjut salah satu informan guru menjelaskan bahwa tindak lanjut yang dilakukan oleh kepala sekolah mengacu pada hasil evaluasi yang telah dilakukan. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Ada dua bentuk pembinaan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam menindak lanjuti hasil temuantim supervisi tersebut yaitu: Jika kekurangan dan kelemahan pembelajaran melibatkan guru yang banyak, maka pembinaannya dilakukan secara kolektif dalam rapat dewan guru. Tetapi jika kelemahan dan kekurangan itu hanya dilakukan oleh beberapa orang guru, atau ada hal tertentu yang memerlukan pembinaan khusus, maka pembinaannya.”Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Sejalan dengan hal tersebut, salah satu informan guru juga mengungkapkan mengenai tindak lanjut yang dilaksanakan oleh kepala sekolah. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Tindak lanjut setelah kunjungan antar kelas selesai, dilakukan dengan cara misalnya dalam bentuk percakapan pribadi, penegasan, dan pemberian 62 tugas-tugas tertentu. Selanjutnya kepala sekolahmengadakan perjanjian- perjanjian untuk mengadakan kunjungan antar kelas berikutnya.”Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hal serupa juga diungkapkan oleh salah satu informan guru yang lain. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Tindak lanjutnya kami disarankan agar aktif mengikuti kegiatan KKG dan pelatihan-pelatihan bila ada.” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kepala sekolah juga melakukan tindak lanjut terhadap supervisi akademik dalam proses pembelajaran. Tindak lanjut tersebut dilakukan berdasarkan hasil evaluasi yang dilaksanakan sebelumnya.

2. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik

Keberhasilan pelaksanaan kegiatan supervisi akademik oleh kepala sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta juga tidak terlepas dari adanya kendala. Kendala yang dialami oleh kepala sekolah ketika melakukan kegiatan supervisi akademik secara umum tidak ada. Namun, kepala sekolah merasa bahwa kepala sekolah membutuhkan pengetahuan yang lebih banyak untuk menunjang pelaksanaan tugasnya, termasuk dalam pelaksanaan supervisi akademik. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Kalau faktor yang menghambat dari luar secara umum tidak ada, hanya saya sebagai kepala sekolah yang baru dari dalam diri saya masih ada kekhawatiran dari tanggapan guru-guru, misalnya kalau-kalau menjadi kepala sekolah sudah mau supervisi, adanya perasaan kurang nyaman mensupervisi guru-guru senior, walaupun sebenarnya mereka tidak beranggapan seperti itu. Kemudian beban tugas-tugas yang cukup banyak seperti rapat-rapat, administrasi sekolah, laporan-laporan sedangkan di sekolah tidak memiliki tenaga tata usaha yang definitif sehingga jadwal 63 yang disusun kadang kala bergeser atau tertunda. Kendala lain bagi saya yang baru sebagai kepala sekolah sangat perlu mendapatkan ilmu pengetahuan melalui pelatihan dan lain-lain.” Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi kepala sekolah adalah kendala dari dalam diri sendiri, yaitu rasa kekhawatiran terhadap tanggapan-tanggapan guru, rasa tidak nyaman untuk mensupervisi guru senior, serta beban tugas yang cukup banyak padahal tidak memiliki tenaga tata usaha yang definitif sehingga membuat jadwal tergeser atau tertunda. Selain itu, kendala yang dihadapi lainnya adalah pengetahuan kepala sekolah yang kurang mendukung dalam pelaksanaan supervisi akademik. Hal yang berbeda dinyatakan oleh guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta bahwa tidak ada kendala yang berarti untuk pelaksanaan supervisi akademik, berikut kutipan wawancaranya: “Menurut saya, tidak ada kendala yang berarti untuk pelaksanaan supervisi akademik. Kepala sekolah melaksanakan supervisi akademik dengan baik, dapat membimbing juga mengarahkan guru. Kami selaku guru kalau ditegur ya malah tidak apa-apa kan buat kebaikan kemajuan sekolah juga.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta. Berdasarkan kutipan wawancara tersebut, tidak ada kendala yang berarti untuk pelaksanaan supervisi akademik. Kepala sekolah telah melaksanakan supervisi akademik dengan baik, membimbing guru serta mengarahkan guru. Supervisi akademik yang baik dan terkoordinasi dapat membuat progres yang baik untuk sekolah dan cara pengajaran guru terhadap murid. Hal yang senada dituturkan oleh Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta, bahwa supevisi akademik telah dijalankan dengan baik dan benar oleh kepala sekolah, berikut kutipan wawancaranya: 64 “Menurut saya supervisi telah dilaksanakan dengan baik, supervisi dilakukan secara teratur sebulan dua kali. Tidak ada kendala mengenai pelaksanaan supervisi” Hasil Wawancara dengan Guru SS SMP Negeri 4 Yogyakarta. Kutipan wawancara tersebut menyatakan bahwa supervisi dilakukan dengan baik dan tidak ada kendala yang berarti. Supervisi yang baik akan sangat berpengaruh pada kinerja guru, apabila palaksanaan supervisi hanya sekedar sebagai formalitas semta maka tidak akan ada dampak positif terhadap kemajuan sekolah dan cara menduidik murid. Supervisi adalah salah satu bentuk kontrol guru terhadap murid.

3. Upaya untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi

Meskipun kepala sekolah menemui kendala dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademik, namun kepala sekolah sudah melakukan beberapa upaya untuk mengatasinya. Upaya tersebut dilakukan dengan cara kepala sekolah mengelola waktu sebaik mungkin dalam melaksanakan kegiatan supervisi akademik serta meminta saran untuk memperbaiki kegiatan supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah. Berikut kutipan hasil wawancara yang menyatakan hal tersebut. “Kita harus me-manage waktu agar dapat berjalan dengan baik. Pertama- tama saya mengakrabkan semua personil sekolah secara kekeluargaan.Kemudian menjelaskan kembali program supervisi yang harus dilaksanakan, selanjutnya memberikan pengertian terhadap guru dan personil lainnya. Tidak lupa juga saya minta saran dan masukan dari semua guru-guru.” Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 4 Yogyakarta. Uraian tersebut menunjukkan bahwa waktu merupakan kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam melaksanakan supervisi akademik. Kendala tersebut adalah 65 perlunya pengetahuan yang lebih banyak guna mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan supervisi. Upaya yang dilakukan kepala sekolah untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan mengakrabkan semua personil sekolah secara kekeluargaan, serta menjelaskan kembali program supervisi yang harus dilaksanakan. Selain itu, jadwal supervisi yang tergeser atau tertunda akibat beban kerja yang sangat banyak dapat diatasi dengan mengatur jadwal ulang supervisi dan menerima saran dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas supervisi akademik yang dilaksanakannya. Hal yang senada dinyatakan oleh Guru TK mengenai upaya untuk mengatasi kendala yang dihadapi, cara mengatasi kendala mengenai supervisi akdemik yaitu dengan emberikan saran atau tanggapan ketika rapat berlangsung, berikut kutipan wawancaranya: “Ya kalau misalanya ada kendala, biasanya disampaikan pada saat rapat berlangsung. Jadi kalau ada masalah langsung ada upaya gitu. Kepala sekolah kan juga minta diberikan saran atau tanggapan selama supervisi berlangsung.” Hasil Wawancara dengan Guru TK SMP Negeri 4 Yogyakarta Berdasarkan kutipan wawancara tersebut menyatakan bahwa upaya yang dilakukan apabila terjadi kendala mengenai supervisi yaitu dicari solusi ketika rapat berlangsung. Guru juga dapat memberikan saran atau komentar, ketika pelaksanaan supervisi akademik sehingga tidak ada kesalahpahaman terkait supervisi akademik. Hal yang senada dipaparkan oleh Guru SS terkait upaya apabila ada kendala terkait pelaksanaan supervisi akademik, bahwa upaya yang dilakukan adalah melakukan rapat dengan kepala sekolah dan guru, berikut kutipan wawancaranya: “Kalau ada kendala biasanya upayanya dengan rapat. Kita saling memberitahukan apa masalah dan kendala nanti kita bisa kasih saran atau