Instrumen Pengumpulan Data METODE PENELITIAN

38 diperoleh dalam penelitian. Dari kesimpulan inilah diketahui bagaimana pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah, apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan supervisi akademik, serta apa saja upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut.

G. Keabsahan Data

Agar data atau informasi yang diperoleh absah, maka data atau informasi dari satu pihak dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data dari sumber lain, misalnya dari pihak kedua, ketiga dan seterusnya. Tujuannya ialah membandingkan informasi tentang hal yang sama yang diperoleh dari berbagai pihak, agar ada jaminan tentang tingkat kepercayaan data. Cara ini mencegah bahaya subjektivitas. Metode ini disebut triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Selain untuk mengecek kebenaran data triangulasi juga dilakukan untuk memperkaya data. Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori Moleong, 2011: 178. Peneliti menggunakan triangulasi teknik dalam penelitian ini. Hal ini berarti peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Sehingga dalam penelitian ini, untuk menjaga keabsahan data penelitian, selain kepala sekolah sebagai informan utama, penulis juga menggunakan beberapa informan pendukung yang berasal dari guru. 39 Hasil wawancara dengan kepala sekolah nanti akan dibandingkan dengan hasil wawancara dengan guru. Sehingga dapat ditemukan kesimpulan dari hasil wawancara tersebut. 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi SMP Negeri 4 Yogyakarta

1. Lokasi SMP Negeri 4 Yogyakarta

SMP N 4 Yogyakarta beralamat di Jalan Hayam Wuruk 18, Desa Bausasran, Kecamatan Danurejan, Kota Yogyakarta.Secara geografis, SMP N 4 Yogyakarta terletak di tengah-tengah Kota Yogyakarta dekat dengan pusat wisata budaya Kraton, 500 m dari pusat perdagangan Malioboro, dan dekat pusat pemerintahan Kota maupun Propinsi, sehingga dengan demikian sangat memungkinkan sekolah tersebut menjaring siswa dari seluruh penjuru kota. Dari aspek historis, SMP N 4 Yogyakarta merupakan alih fungsi dari SKKP Negeri Yogyakarta dengan SK No. 0259O1994 tanggal 05 Oktober 1994 dengan nama SMP 18 Yogyakarta. Kemudian dengan SK No. 034O1997 tanggal 07 Maret 1997 berubah nama menjadi SLTP 4 Yogyakarta. Mulai tahun pelajaran 20032004 nama sekolah menjadi SMP Negeri 4 Yogyakarta sampai saat ini. Hal ini menjadikan SMP N 4 Yogyakarta memiliki potensi yang besar di bidang keterampilan kerumahtanggaan, pariwisata dan keterampilan kerajinan. Keberadaan sekolah juga sangat erat kaitannya dengan Kraton Yogyakarta dan Kota Yogyakarta sebagai kota pelajar dan kota wisata budaya. Gedung yang saat ini ditempati SMP N 4 Yogyakarta merupakan salah satu warisan budaya yang dilindungi Cagar Budaya. SMP N 4 Yogyakarta telah mengalami beberapa kali pergantian kepala sekolah, sebagai berikut: 41 Dra. Endang Suryaningsih : 1993-1998 Soesanto, SH : 1998-2001 Drs. Soegihardjo : 2001-2004 H. Jazulianto, S.Pd : 2004-2012 Yuniarti, S.Pd : 2012-Sekarang

2. Visi dan Misi SMP Negeri 4 Yogyakarta

Visi SMP Negeri 4 Yogyakarta adalah “Terwujudnya generasi penerus yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berprestasi, terampil, peduli lingkungan, dan cinta budaya bangsa”. Indikator pencapaian visi SMP Negeri 4 Yogyakarta adalah sebagai berikut: a. Berprestasi dalam kehidupan religius di dalam dan di luar lingkungan sekolah. b. Berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, berkarakter terpuji, jujur, menjunjung tinggi satotema salam, tolong, terima kasih, maaf, berbudi luhur, menghargai dan peduli sesama, baik di dalam dan di luar lingkungan sekolah. c. Berprestasi dalam ilmu pengetahuan akademis dan non akademis. d. Terampil dalam berkarya, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan berpikiran untuk masa depan. e. Menyadari bahwa kehidupan di dunia ini memerlukan lingkungan yang sehat dan nyaman sehingga perlu pemeliharaan dan pelestarian lingkungan hidup. f. Menjalin kerjasama dengan masyarakat. g. Menyadari bahwa budaya bangsa sebagai peninggalan nenek moyang mengandung filosofi yang tinggi, maka generasi muda wajib memelihara dan menjaga kelestariannya dari pengaruh budaya asing.