6
seharusnya terselesaikan hari itu harus dilanjutkan dipertemuan selanjutnya. Selain itu, guru juga diketahui belum memanfaatkan hasil evaluasi siswa secara
maksimal. Hal ini ditunjukkan dengan guru tidak memberikan pengajaran ulang kepada siswa dengan nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal dan tidak
berusaha menanyakan tentang kesulitan belajar yang sedang dialami siswa. Guru hanya memberikan remidi kepada siswa sebagai perbaikan nilai.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong untuk mengadakan penelitian di sekolah ini, dengan harapan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang
jelas mengenai peran kepala sekolah sebagai supervisor. Oleh karena itu, penulis
akan melakukan penelitian dengan judul “Supervisi Akademik oleh Kepala Sekolah SMP N 4 Yogyakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti mengidentifikasi masalah yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Kepala sekolah jarang berkomunikasi secara intens dengan guru hal ini
dikarenakan kepala sekolah sering melakukan tugas di luar sekolah 2.
Guru sering mengalami kesulitan mengatur siswa yang ramai dan tidak mengikuti pembelajaran dengan baik di kelas, serta sering ijin ke luar kelas.
3. Adanya indikasi bahwa supervisi akademik belum terlaksana dengan baik.
4. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan guru belum sepenuhnya sesuai
dengan yang telah direncanankan.
7
5. Hasil evaluasi pembelajaran siswa belum dimanfaatkan secara maksimal oleh
guru.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, ditemukan beberapa permasalahan. Oleh karena itu, agar penelitian ini tetap fokus
pada pokok permasalahan yang akan diteliti, maka penelitian ini dibatasi pada adanya indikasi bahwa supervisi akademik belum terlaksana dengan baik,
sehingga fokus dalam penelitian ini pada pelaksanaan supervisi akademik, serta kendala yang dihadapi dan upaya untuk mengatasinya.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana pelaksanaan supervisi akademik di SMP N 4 Yogyakarta,
kendala apa saja yang dihadapi dan bagaimana upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala tersebut?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini yaitu: 1.
Menjelaskan pelaksanaan supervisi akademik di SMP N 4 Yogyakarta. 2.
Menjelaskan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan supervisi akademik di SMP N 4 Yogyakarta.
3. Menjelaskan upaya yang dilakukan untuk mengatasi kendala yang dihadapi
dalam melaksanakan supervisi akademik di SMP N 4 Yogyakarta.
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoretis
Secara teoretis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala sekolah tingkat Sekolah
Menengah Pertama. 2.
Manfaat Praktis a.
Bagi Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta Hasil Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Dinas
Pendidikan Kota Yogyakarta dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja kepala sekolah, terutama dalam hal manajemen
supervisi akademik. b.
Bagi Kepala Sekolah Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dan dasar
pertimbangan bagi kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan supervisi akademik di sekolah.
c. Bagi Guru
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai acuan bagi guru untuk mengikuti kegiatan supervisi dengan baik guna memperbaiki dan
meningkatkan kegiatan pembelajaran di kelasnya.
9
BAB II KAJIAN TEORI
A. Deskripsi Teori
1. Konsep Supervisi Pendidikan
a. Pengertian Supervisi Pendidikan
Menurut Made Pidarta 1995: 51, supervisi adalah kegiatan membina atau membimbing guru agar bekerja dengan betul dalam mendidik dan mengajar
siswanya. Lebih lanjut, Hadari Nawawi 1985: 104 mengartikan supervisi pendidikan sebagai pelayanan yang disediakan oleh pemimpin untuk membantu
guru-guru orang yang dipimpin agar menjadi guru-guru atau personal yang semakin cakap sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya
dan ilmu pendidikan khususnya agar mampu meningkatkan efektivitas proses mengajar-belajar di sekolah.
Lebih lanjut, Ngalim Purwanto 2012: 76 menyatakan bahwa supervisi adalah aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan
pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara efektif. Dari pengertian tersebut jelas bahwa supervisi pada hakikatnya merupakan pembinaan
yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru dan staf sekolah lainnya agar mampu bekerja lebih baik. Supervisi yang baik pada dasarnya lebih didasarkan
pada upaya bagaimana membina para guru dalam rangka memperbaiki kinerjanya yang masih kurang, memecahkan hambatan dalam mengerjakan tugasnya serta
meningkatkan kemampuan yang dimiliki oleh guru.
10 Berdasarkan pengertian supervisi menurut beberapa ahli tersebut, dapat
disimpulkan bahwa supervisi pendidikan merupakan aktivitas pembinaan yang dilakukan oleh atasan dalam hal ini kepala sekolah dalam rangka meningkatkan
kemampuan guru dalam menjalankan tugas mengajarnya, sehingga dapat memperbaiki dan meningkatkan proses pembelajaran agar lebih efektif.
Pelaksanaan supervisi tidak hanya menilai penampilan guru dalam mengelola proses pembelajaran melainkan esensinya yaitu bagaimana membina guru untuk
meningkatkan kompetensi profesionalnya yang berdampak pada peningkatan kualitas proses pembelajaran.
b. Tujuan Supervisi Pendidikan
Menurut Burton dalam Ngalim Purwanto 2012: 77, tujuan supervisi adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total. Ini berarti
bahwa tujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar guru, tetapi juga membina pertumbuhan profesi guru dalam arti luas, termasuk di
dalamnya pengadaan fasilitas yang menunjang kelancaran proses belajar mengajar, peningkatan mutu pengetahuan dan keterampilan guru-guru, pemberian
bimbingan dan pembinaan dalam hal implementasi kurikulum, pemilihan dan penggunaan metode mengajar, alat-alat pelajaran, prosedur dan teknik evaluasi
pengajaran, dan sebagainya. Lebih lanjut, Ametembun Mulyasa, 2003: 157 merumuskan tujuan supervisi pendidikan sebagai berikut:
1
Meningkatkan kesadaran kepala sekolah dan guru-guru serta warga sekolah lain terhadap cara kerja yang demokratis dan komprehensif, serta memperbesar
kesediaan untuk tolong menolong.
2
Melindungi orang-orang yang disupervisi terhadap tuntutan-tuntutan yang tidak wajar dan kritik-kritik yang tidak sehat dari masyarakat.
3
Mengembangkan rasa kesatuan dan persatuan kolegiatas di antara guru.
11 Sejalan dengan hal tersebut, Sergiovanni Ibrahim Bafadal, 1992: 5
menegaskan lebih lengkap mengenai tujuan supervisi, yaitu:
1
Pengawasan kualitas Dalam supervisi, supervisor bisa memonitor kegiatan proses belajar mengajar
di sekolah. Kegiatan memonitor ini bisa dilakukan melalui kunjungan supervisor ke kelas-kelas di saat guru sedang mengajar, percakapan pribadi dengan guru,
teman sejawatnya, maupun dengan sebagian murid-muridnya.
2
Pengembangan profesional Dalam supervisi, supervisor bisa membantu guru mengembangkan
kemampuannya dalam memahami pengajaran, kehidupan kelas, mengembangkan keterampilan mengajarnya dan menggunakan kemampuannya melalui teknik-
teknik tertentu. Teknik-teknik tersebut bukan hanya bersifat individual, melainkan juga bersifat kelompok.
3
Memotivasi guru Supervisor bisa mendorong guru menerapkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas mengajarnya, mendorong guru mengembangkan kemampuannya sendiri, serta mendorong guru agar memiliki perhatian yang
sungguh-sungguh terhadap tugas dan tanggung jawabnya. Tujuan supervisi pendidikan di atas oleh para ahli tampak jelas bahwa
supervisi pendidikan bertujuan mengembangkan iklim yang kondusif dan lebih baik dalam kegiatan belajar-mengajar, melalui pembinaan dan peningkatan profesi
mengajar.