Tujuan Supervisi Pendidikan Konsep Supervisi Pendidikan

15 c Menggunakan instrumen yang baik yang digunakan untuk mengumpulkan data sehingga data yang diperoleh benar-benar data yang terandalkan. 2 Prinsip demokratis Pelayanan dan bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan sehingga guru-guru merasa aman untuk mengembangkan tugasnya. Demokratis mengandung makna menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru, bukan berdasarkan atasan dan bawahan, tapi berdasarkan rasa kesejawatan. 3 Prinsip kerja sama Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi sharing of idea, sharing of experience, memberi support, mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama. 4 Prinsip konstruktif dan kreatif Setiap guru akan merasa termotivasi dalam mengembangkan potensi kreativitas kalau supervisi mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan. Beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip supervisi pendidikan meliputi beberapa hal, diantaranya adalah ilmiah, demokratis, kooperatif, konstruktif, kreatif, teratur, dan berkesinambungan, obyektif, integral dengan program pendidikan, dan dapat menciptakan hubungan kemanusiaan yang harmonis. 16

e. Sasaran Supervisi Pendidikan

Menurut Suharsimi Arikunto 2004: 33, salah satu komponen yang menjadi sasaran supervisi adalah guru. Pada tingkat supervisi akademik meliputi perhatian siswa yang sibuk belajar, penampilan guru dalam menjelaskan materi pelajaran, ketrampilan guru dalam menggunakan alat peraga, ketelitian guru dalam menilai hasil belajar siswa di kelas atau mengoreksi pekerjaan tes. Pada tingkat supervisi administrasi yang menjadi sasaran supervisi yaitu meliputi beban mengajar guru, persiapan mengajar atau satuan pelajaran, buku kumpulan soal, daftar nilai dan catatan profesi yang lain. Menurut Olivia dalam Sahertian 2000: 27, yang menjadi sasaran supervisi yaitu memperbaiki pengajaran, pengembangan kurikulum, dan pengembangan staf. Pendapat tersebut kemudian diperjelas ke arah yang lebih spesifik bahwa sasaran atau objek supervisi yaitu perbaikan kurikulum, perbaikan proses pembelajaran, pengembangan staf, dan pemeliharaan dan perawatan moral dan semangat kerja guru. Beberapa sasaran tersebut saling berkaitan satu sama lain misalnya dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran, maka perbaikan kurikulum dan peningkatan kompetensi atau kemampuan guru menjadi hal yang mutlak untuk dilaksanakan. Berdasarkan pendapat beberapa ahli mengenai sasaran supervisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa sasaran supervisi adalah unsur-unsur yang berkaitan dengan proses pembelajaran. Guru merupakan faktor utama dalam proses pembelajaran dan gurulah yang mempunyai kewenangan untuk merancang bagaimana proses pembelajaran yang akan dilaksanakan, sehingga dalam rangka 17 perbaikan pembelajaran maka harus dilakukan melalui pembinaan kompetensi profesional guru.

f. Jenis-jenis Supervisi Pendidikan

Menurut Ngalim Purwanto 2012: 89, dalam dunia pendidikan supervisi dapat dibedakan menjadi supervisi umum dan supervisi pengajaran. Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan-kegiatan atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan pengajaran, seperti supervisi terhadap pengelolaan bangunan dan perlengkapan sekolah atau kantor-kantor pendidikan, supervisi terhadap kegiatan pengelolaan administrasi kantor, supervisi pengelolaan keuangan sekolah atau kantor pendidikan, dan sebagainya. Supervisi pengajaran adalah kegiatan-kegiatan kepengawasan yang ditujukan untuk mempebaiki kondisi-kondisi, baik personel maupun material yang memungkinkan terciptanya situasi belajar mengajar yang lebih baik demi tercapainya tujuan pendidikan.

g. Teknik-Teknik Supervisi Pendidikan

Supervisi pendidikan harus dilaksanakan dengan teknik-teknik tertentu untuk mencapai hasil yang maksimal. Menurut Made Pidarta 1999: 53, terdapat tujuh teknik supervisi pendidikan, yaitu observasi kelas, supervisi sebaya, pendapat siswa, dengan alat elektronik, demonstrasi, kunjungan sekolah dan sumber- sumber belajar lainnya, dan pertemuan ilmiah. Lebih lanjut, Ngalim Purwanto 2012: 120 mengungkapkan bahwa teknik supervisi pendidikan dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut: