73 pelatihan. Selain itu, pembinaan juga dilakukan secara kolektif dalam rapat dewan
guru. Pembinaan juga dilakukan dengan percakapan pribadi antara kepala sekolah dengan guru mengenai hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk memperbaiki
dan meningkatkan kompetensinya, diantaranya dengan memberikan tugas-tugas tertentu.
2. Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Supervisi Akademik
Bardasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademik, kepala sekolah SMP N 4 Yogyakarta mengalami beberapa
kendala. Kendala yang dialami oleh kepala sekolah ketika melakukan kegiatan supervisi akademik lebih pada kendala psikologis karena kendala tersebut berasal
dari diri kepala sekolah sendiri. Kendala-kendala tersebut di antaranya yaitu adanya rasa kekhawatiran terhadap tanggapan-tanggapan guru yang kurang
menyenangkan dan rasa tidak nyaman untuk mensupervisi guru senior. Hal ini dikarenakan kepala sekolah saat ini merupakan kepala sekolah baru yang belum
lama menjabat di SMP N 4 Yogyakarta. Sebagai kepala sekolah yang baru, perasaan canggung dan kurang nyaman dalam melaksanakan supervisi akademik
kepada guru-guru, terutama terhadap guru senior, merupakan suatu hal yang wajar. Tanggapan-tanggapan negatif pun akan terlontarkan apabila kepala sekolah
tidak memberikan penilaian yang memuaskan bagi guru melalui supervisi akademik, dan hal tersebut dapat membuat guru menjadi tidak maksimal dalam
mengajar karena terlalu sibuk untuk menanggapi hasil supervisi kepala sekolah terhadap dirinya.
74 Selain itu, kepala sekolah juga mengalami kendala teknis, yaitu dalam hal
pengaturan waktu supervisi. Hal ini disebabkan karena jumlah guru yang akan disupervisi yang tidak sedikit, sedangkan kepala sekolah juga memiliki tugas lain
selain sebagai supervisor, sehingga waktu pelaksanaan supervisi akademik tidak sesuai dengan rencana atau tertunda. Hal ini sesuai dengan yang disampaikan oleh
Haedar Akib bahwa kepala sekolah memiliki beberapa tugas yang harus dikerjakannya, yaitu sebagai edukator, manajer, administrator, dan supervisor.
Kemudian, sebagai kepala sekolah yang baru, pengalaman dan pengetahuan kepala sekolah mengenai tugasnya sebagai supervisor masih kurang mencukupi,
sehingga pelaksanaan supervisi akademik menjadi kurang maksimal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Dienda
Mahendrawati 2012 mengenai “Implementasi Supervisi Akademik Kepala Sekolah di Sekolah Menengah Pertama SMP Negeri 1 Kebakkramat”.Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa kendala yang dihadapi kepala sekolah dalam pelaksanaan supervisi akademik yaitu kompleksitas tugas kepala sekolah
dan jadwal pelaksanaannya tidak sesuai jadwal.
3. Upaya untuk Mengatasi Kendala yang Dihadapi
Meskipun kepala sekolah menemui beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan supervisi akademik, namun kepala sekolah sudah melakukan berbagai
upaya untuk mengatasinya.Untuk mengatasi kendala mengenai rasa kekhawatiran terhadap tanggapan-tanggapan guru dan rasa tidak nyaman untuk mensupervisi
guru senior, sebelum melaksanakan supervisi, kepala sekolah mengadakan
75 pertemuan dengan guru-guru yang akan disupervisi terlebih dahulu. Dalam
pertemuan tersebut, kepala sekolah memberikan penjelasan dan pengertian kepada guru-guru mengenai kegiatan supervisi akademik yang harus dilakukan, serta
tujuan dilaksanakannya supervisi. Sehingga guru akan memahami dengan baik maksud dan tujuan kepala sekolah melakukan supervisi guna membantu guru
untuk menemukan kesulitan dan kekurangan-kekurangan dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, serta untuk membantu guru dalam meningkatkan
kompetensi profesional guru menjadi lebih baik. Beban tugas yang dimiliki oleh kepala sekolah juga tidak sedikit. Selain
sebagai supervisor, kepala sekolah juga memiliki tugas sebagai edukator, manajer, dan administrator. Sehingga pelaksanaan supervisi akademik menjadi tidak sesuai
dengan jadwal yang telah ditentukan. Untuk mengatasi masalah tersebut, kepala sekolah melakukan penjadwalan ulang supervisi akademik dengan menyesuaikan
jadwalnya dengan jadwal guru yang akan disupervisi. Selain itu, pelaksanaan supervisi akademik telah dilakukan secara rutin oleh kepala sekolah, yaitu setiap
semester dilakukan supervisi satu kali. Hal ini sesuai dengan prinsip supervisi pendidikan menurut Piet A. Sahertian 2000: 20 yaitu bahwa pelaksanaan
supervisi dilakukan secara sistematis, yaitu dilakukan dengan cara teratur, melalui perencanaan yang matang dan dilakukan secara kontinyu.
Sebagai kepala sekolah yang baru, pengalaman dan pengetahuan kepala sekolah mengenai tugasnya sebagai supervisor masih kurang mencukupi, sehingga
pelaksanaan supervisi akademik menjadi kurang maksimal. Upaya untuk mengatasi kendala tersebut, kepala sekolah telah melakukan beberapa hal, di
76 antaranya adalah dengan mengikuti pelatihan-pelatihan kepala sekolah yang
diadakan oleh dinas pendidikan, menerima saran-saran dari berbagai pihak untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan supervisi akademik. Selain itu, kepala sekolah
juga dibantu oleh guru-guru senior yang tergabung dalam Tim Pembantu Supervisi Kepala Sekolah dalam menyusun program supervisi akademik,
sehingga supervisi akademik dapat terlaksana dengan baik.