7 REDD di Indonesia, kebijakan pemerintah dan kerentanan masyarakat: sebuah pengantar
Pada titik inilah kita penting mengkaji REDD ini untuk melihat apakah komitmen besar dari pemerintah itu telah diimbangi dengan kesiapan
yang memadai dari aspek kebijakan dan hukum, kelembagaan dan alokasi anggaran. Lebih penting dari itu adalah apakah masyarakat telah siap atau
sebaliknya akan rentan jika proyek-proyek REDD dilaksanakan di wilayah mereka.
Buku ini kami tulis untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Isinya adalah hasil-hasil penelitian yang kami lakukan di Learning Centre HuMa
dengan melibatkan sejumlah mitra peneliti dari perguruan tinggi dan organisasi non pemerintah.
1.3 Tentang penelitian perubahan iklimREDD
a Lingkup dan masalah penelitian
Kami membagi penelitian ini ke dalam dua kegiatan. Pertama adalah penelitian tentang kerangka kebijakan dan hukum serta kelembagaan yang
terkait dengan perubahan iklim dan REDD di tingkat internasional, nasional dan daerah. Kedua adalah studi kasus mengenai kesiapan dan kerentanan
sosial masyarakat adatlokal dalam upaya pemenuhan dan perlindungan hak- hak mereka atas tanah dan sumber daya di wilayah-wilayah yang potensial
menjadi wilayah pelaksanaan proyek REDD di Kalimantan Barat Kabupaten Kapuas Hulu dan Kalimantan Tengah Kabupaten Kapuas.
Penelitian kerangka hukum dan kelembagaan kami lakukan untuk mengetahui seberapa jauh instrumen hukumkebijakan dan kelembagaan
di tingkat internasional, nasional dan daerah, terkait dengan perubahan iklim, khususnya REDD, yang ada mengatur pengakuan, pemenuhan dan
perlindungan hak-hak masyarakat adatlokal atas hutan serta perlindungan hutan secara umum; seberapa jauh perangkat kelembagaan yang ada berfungsi
untuk menjalankan pengakuan, pemenuhan dan perlindungan tersebut?
Secara khusus, penelitian hukum dan kelembagaan internasional kami lakukan untuk mengetahui dinamika perundingan perubahan iklim
di UNFCCC. Kami memandang pengetahuan tentang apa yang terjadi di tingkat internasional ini penting untuk memprediksi bagaimana REDD
akan berjalan di Indonesia. Di sisi lain, pengetahuan yang baik tentang perbandingan hukum menjadi penting dalam melihat sejauh mana hukum
nasional tunduk pada hukum internasional.
Di tingkat nasional, penelitian ini melihat perkembangan kebijakan hukum dan kelembagaan dengan perubahan iklim dan REDD. Masalah
spesiiknya adalah seberapa jauh kebijakanhukum itu melindungi dan memenuhi hak-hak masyarakat adatlokal atas tanah dan sumber daya
mereka. Kami menganalisis peraturan yang terkait langsung atau tidak langsung dengan perubahan iklim atau REDD dan memprediksi potensi
8 Seri Hukum Dan Keadilan Iklim: REDD di Indonesia, ke mana akan melangkah?
dampak pelaksanaannya. Kami juga melihat bentuk kelembagaan yang dibentuk yang terkait dengan pengendalian perubahan iklim.
Di tingkat provinsi dan kabupaten, penelitian mencari sejauh mana peraturan dan lembaga yang ada di daerah dapat mengantisipasi pelaksanaan
REDD. Penelitian ini mengungkap sejauh mana pelaksanaan REDD atau secara lebih umum kebijakan perubahan iklim ini diintegrasikan dalam
rencana pembangunan daerah. Penelitian juga mengungkapkan bagaimana persoalan ini terkait dengan masalah pembagian kewenangan pusat
dan daerah dalam pengelolaan hutan. Di tingkat daerah ini kami juga mempelajari kemampuan kebijakan pemerintah daerah dalam pemenuhan
dan perlindungan hak-hak masyarakat adatlokal.
Studi kasus tentang kesiapan dan kerentanan sosial masyarakat kami lakukan untuk mengetahui sampai dimana pengetahuan masyarakat
mengetahui REDD dan bagaimana kondisi riil masyarakat dalam pengelolaan hutan, pengembangan pranata dan kegiatan ekonomi, modal sosial,
hubungan dengan dunia luar, kelembagaan, konlik dan penyelesaian konlik. Secara umum studi kasus ini diarahkan untuk mengetahui sejauh
mana kondisi-kondisi tersebut dapat diantisipasi menjadikan masyarakat siap atau rentan menghadapi REDD.
b Metode
Penelitian kerangka hukum dan kebijakan kami lakukan utamanya dengan menggunakan metode penelitian hukum normatif. Peneliti
menganalisis dokumen-dokumen yang dikeluarkan oleh UNFCC, pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang memiliki kekuatan hukum. Di tingkat
daerah, penelitian kami lengkapi juga dengan wawancara dengan sejumlah informan untuk mengetahui keberadaan dan aktivitas lembaga-lembaga
pemerintah yang menangani urusan lingkungan hidup dan kehutanan secara umum dan perubahan iklim khususnya. Penelitian untuk level internasional
kami lakukan dengan mengamati peran negara-negara, khususnya Indonesia dalam perundingan-perundingan perubahan iklim di UNFCCC, serta peran
kelompok masyarakat sipil dalam perundingan tersebut.
Dalam penelitian soal kerentanan dan kesiapan masyarakat, pengumpulan data dilakukan dengan metoda pemahaman masalah secara
cepat rapid appraisal dengan memanfaatkan tenaga peneliti yang telah memahami dinamika penduduk dan masalah di sekitar lokasi penelitian.
Dengan menggunakan metode yang acap digunakan dalam penelitian antropologi, kami melakukan sejumlah wawancara pada informan kunci,
mendiskusikan berbagai isu terkait dengan warga masyarakat dan mengamati kondisi isik dan interaksi sosial di tingkat komunitas. Selain itu para peneliti
juga membaca secara kritis aneka pustaka baik buku, artikel dan laporan tentang wilayah tersebut maupun data statistik.
9 REDD di Indonesia, kebijakan pemerintah dan kerentanan masyarakat: sebuah pengantar
Sebagaimana telah kami sampaikan di bagian 1.3 a, studi kasus dilakukan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Di kedua provinsi
ini kami memilih lokasi yang selama ini diusulkan atau berpotensi menjadi lokasi proyek kegiatan REDD, yakni di Desa Jelemuk, Kabupaten
Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, dan Desa Kalumpang dan Desa Petak Puti, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah.
Penelitian ini sendiri secara keseluruhan dilakukan dalam waktu enam bulan antara Januari – Juni 2010. Khusus untuk penelitian hukumkebijakan
kami mengamati perkembangan yang terjadi dalam kurun tahun 2007 - 2010. Dalam kenyataannya, ada fakta-fakta sebelum tahun 2007 yang terpaksa
harus diungkapkan karena kuatnya keterkaitannya dengan periode yang diteliti. Rentang tahun 2007 – 2010 dipilih karena dalam rentang tahun
inilah perbincangan soal perubahan iklimREDD masuk di dalam wacana publik dan pemerintah Indonesia mulai serius menanggapinya.
Dalam menjalankan penelitian ini kami mendapati sejumlah kendala, baik dari sisi substansi maupun teknis. Kehilangan salah satu anggota
peneliti di lapangan dan data yang tidak terkumpul sesuai dengan yang diharapkan harus kami hadapi dan carikan solusinya. Selain itu mengingat
REDD merupakan skema yang belum solid sehingga sangatlah sulit memperkirakan tanggapan pemerintah atau dampaknya pada masyarakat.
Oleh sebab itu kami hanya mampu mengidentiikasi tanggapan-tanggapan pemerintah pusat dan daerah yang telah mewujud dalam peraturan
perundang-undangan. Adapun untuk memprediksi kemungkinan dampak REDD pada masyarakat kami mencoba menarik analoginya dengan melihat
beberapa proyek pembangunan ekonomi atau lingkungan hidup yang masuk ke dalam masyarakat desa.
1.4 Konsep-konsep
Dalam penelitian ini ada banyak istilah yang kami gunakan dan masing- masing merujuk pada konsep yang khusus, yakni:
i Perubahan iklim. Menurut deinisi UNFCCC, perubahan iklim adalah
perubahan pada iklim yang disebabkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi
atmosfer global. Dengan demikian, UNFCCC membagi perubahan iklim akibat aktivitas manusia dan akibat alami. Sebenarnya,
perubahan iklim sudah terjadi sejak pertama kali bumi terbentuk dan secara alami terjadi dalam jangka waktu yang lama. Namun,
sejak revolusi industri pada abad ke sembilan belas, pertama kali dalam sejarah manusia, aktivitas manusia mempengaruhi iklim.
Perubahan iklim itu terjadi karena adanya perubahan kandungan gas- gas yang ada di atmosfer bumi yang disebabkan oleh meningkatnya
gas rumah kaca. Perubahan iklim mencakup perubahan pada pola