145
BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penellitian tentang penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi uang untuk meningkatkan competence,
conscience, dan compassion 3c siswa kelas X1 Sma Kolese De Britto Yogyakarta, dapat disimpulkan bahwa:
1. Dengan menerapkan model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif
PPR dalam pembelajaran materi uang dapat meningkatkan competence siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Kesimpulan ini
terbukti dengan adanya peningkatan nilai competence siswa yang dapat dilihat dari awal siklus I sampai pada akhir siklus II. Nilai kognitif siswa
pada awal siklus I 49,4 menjadi 74,2 pada akhir siklus II dan nilai afektif- akdemik yang terdiri dari penilaian sikap dan minat naik dari 3,13 menjadi
3,29. 2.
Penggunaan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dalam proses pembelajaran ekonomi pada materi uang dapat meningkatkan conscience
siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Hal ini terbukti dengan adanya hasil yang meningkat pada nilai kejujuran dan kerja
keraspantang menyerah sebelum dan sesudah penelitian. Rata-rata aspek conscience meningkat dari 3,75 menjadi 3,89.
3. Penerapan PPR Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dalam proses
pembelajaran ekonomi pada materi uang dapat meningkatkan compassion siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto Yogyakarta. Hal ini terbukti
dengan adanya peningkatan nilai kerja sama dari 3,79 sebelum penelitian menjadi 4,07 sesudah dilaksanakannya penelitian.
4. Dengan adanya pemaparan di atas dapat dikatakan bahwa aspek
competence, conscience, dan compassion mengalami peningkatan. Oleh sebab itu penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif PPR dalam proses
pembelajaran ekonomi pada materi uang dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X1 SMA Kolese De Britto
Yogyakarta.
B. Keterbatasan
1. Alokasi waktu yang sangat padat dan proses pembelajaran terkesan
mengejar skenario pembelajaran saja, sehingga hasil yang dicapai tidak optimal dan post test hanya dilakukan di akhir penelitian.
2. Persiapan instrumen penelitian yang dilakukan mengalami hambatan
karena mengejar waktu penelitian pada bulan Februari sehingga instrumen penelitian hanya diuji menurut validitas isi dan tidak tidak diuji secara
empiris. 3.
Perangkat pembelajaran yang begitu banyak yang membuat siswa kurang bersemangat dalam mengisi refleksi, aksi, kuesioner dan perangkat yang
lainnya.
4. Aksi yang ditulis oleh siswa baru berupa aksi batin atau niat yang
diperoleh dari hasil refleksi. Jadi tindakan nyata dalam kehidupan sehari- hari belum dapat dilihat.
C. Saran