Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.

(1)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENDAPATAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

Yustina Reni Swastika Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa dalam pembelajaran ekonomi materi pendapatan nasional berpola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran berpola PPR adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, tes dan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif pada pembelajaran ekonomi materi pendapatan nasional sudah dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata skor pada aspek competence di awal siklus I sebesar 27,94, dan pada akhir siklus I naik menjadi 34,41. Demikian juga pada siklus II, terjadi peningkatan rata-rata skor pada awal siklus II sebesar 37,59 menjadi 58,12 di akhir siklus II. Pada aspek conscience, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pada pra penelitian sebesar 3,54, pada akhir siklus I meningkat menjadi 3,59, kemudian meningkat lagi pada akhir siklus II menjadi 3,63. Pada aspek compassion, hasil penelitian manunjukkan bahwa rata-rata skor di awal siklus sebesar 3,85, sedangkan pada akhir siklus I meningkat menjadi 3,94 dan di akhir siklus II meningkat lagi menjadi 3,96.


(2)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN THE LEARNING OF NATIONAL INCOME TO INCREASE

THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF THE XC GRADE STUDENTS AT

PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SENIOR HIGH SCHOOL SEDAYU

Yustina Reni Swastika Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to increase the students competence, conscience and compassion in learning of economics with the main topic: national income using Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP).

This research was implemented on the XC grade students of Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu. The main components of RPP learning include: context, experience, reflection, action, and evaluation. This Classroom Action Research was implemented in two cycles, which consisted of four steps, such as planning, action, observation, and reflection. The data collection methods used were interview, observation, documentation, test and questionnaire. The data obtained were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The findings of this research indicate that the implementation of Reflextive Pedagogy Paradigm in economic subject with the main topic: national income increases the competence, conscience, and compassion of the XC grade students of Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu. This was proved by the increase of the average score on the competence aspect, which show 27,94 in the beginning of cycle I. At the end of the cycle, the score is 34,41. It happens on the cycle II, there is also an increase in the average score at the end of the cycle, from 37,59 to 58,12. On the conscience aspect, the pre-research results show 3,54 as the average score, then goes up to 3,59 and 3,63 at the end of cycle I and II. The results also show an average increase on the compassion aspect, that is 3,85 to 3,94, then at the end of cycle II increases to 3,96.


(3)

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)

DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENDAPATAN

NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE,

CONSCIENCE

, DAN

COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA

PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Yustina Reni Swastika NIM: 081334007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(4)

i

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)

DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENDAPATAN

NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE,

CONSCIENCE

, DAN

COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA

PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Yustina Reni Swastika NIM: 081334007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(5)

ii

SKRIPSI

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)

DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENDAPATAN

NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE,

CONSCIENCE

, DAN

COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA

PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

Oleh:

Yustina Reni Swastika NIM: 081334007

Telah disetujui oleh:

Pembimbing


(6)

iii

SKRIPSI

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR)

DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENDAPATAN

NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN

COMPETENCE,

CONSCIENCE

, DAN

COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA

PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

Dipersiapkan dan ditulis oleh: Yustina Reni Swastika

NIM: 081334007

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal 15 Agustus 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda tangan

Ketua : Indra Darmawan, S.E., M.Si. ... Sekretaris : Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota : Benedecta Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd. ... Anggota : Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si. ... Anggota : Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si. ...

Yogyakarta, 15 Agustus 2012

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,


(7)

iv

PERSEMBAHAN

Dari semula t elah Kau t et apkan hidupku dalam t anganMu

dalam rencanaMu Tuhan

rencana indah t elah Kau siapkan

bagi MASA DEPANKU yang penuh harapan

semua baik. . .

apa yang t elah Kau perbuat di dalam hidupku semua baik, sungguh t eramat baik

Kau j adikan HI DUPKU BERARTI

N ikita-Semua Baik

Ku per sembahkan kar ya ini untuk:

Tuhan Yesus K rist us yang t elah melimpahkan Berkat dan Rahmat N ya, Bapak dan I bu, yang selalu memeberikan doa dan kasih sayangnya, M as Geovani D ody K urniant o, yang selalu memberikan support , Bernardus Purnawan, yang selalu memberi perhat ian dan semangat , Almamat erku, U niversit as Sanat a D harma.


(8)

v

M OT T O

Tuhan tidak akan ter lambat Juga tidak akan lebih cepat

Semuanya...

Dia jadikan indah pada w aktunya

Orang yang tidak efisien akan kekurangan waktu untuk menyel esaikan pekerjaan.

Orang yang efisien akan kekurangan pekerjaan untuk menghabiskan waktunya.

Jangan t akut unt uk mencoba

dan jangan t akut akan kegagalan yang menghadang karena kegagalan bukan akhir dari segalanya

unt uk memperoleh kesuksesan

“ SAYA DATANG, SAYA BI MBI NGAN, SAYA UJ I AN, SAYA REVI SI , DAN SAYA MENANG”


(9)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Agustus 2012 Penulis


(10)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Yustina Reni Swastika NIM : 081334007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENDAPATAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS XC SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU.

Beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Agustus 2012

Yang menyatakan


(11)

viii

ABSTRAK

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF (PPR) DALAM PEMBELAJARAN MATERI PENDAPATAN NASIONAL UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION

SISWA KELAS XC SMA PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SEDAYU

Yustina Reni Swastika Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa dalam pembelajaran ekonomi materi pendapatan nasional berpola Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Komponen-komponen utama dalam pembelajaran berpola PPR adalah konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus yang terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi, tes dan kuesioner. Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis komparatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif pada pembelajaran ekonomi materi pendapatan nasional sudah dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan rata-rata skor pada aspek competence di awal siklus I sebesar 27,94, dan pada akhir siklus I naik menjadi 34,41. Demikian juga pada siklus II, terjadi peningkatan rata-rata skor pada awal siklus II sebesar 37,59 menjadi 58,12 di akhir siklus II. Pada aspek conscience, hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor pada pra penelitian sebesar 3,54, pada akhir siklus I meningkat menjadi 3,59, kemudian meningkat lagi pada akhir siklus II menjadi 3,63. Pada aspek compassion, hasil penelitian manunjukkan bahwa rata-rata skor di awal siklus sebesar 3,85, sedangkan pada akhir siklus I meningkat menjadi 3,94 dan di akhir siklus II meningkat lagi menjadi 3,96.


(12)

ix

ABSTRACT

THE IMPLEMENTATION OF REFLEXTIVE PEDAGOGY PARADIGM (RPP) IN THE LEARNING OF NATIONAL INCOME TO INCREASE

THE COMPETENCE, CONSCIENCE, AND COMPASSION OF THE XC GRADE STUDENTS AT

PANGUDI LUHUR ST. LOUIS IX SENIOR HIGH SCHOOL SEDAYU

Yustina Reni Swastika Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This research aims to increase the students competence, conscience and compassion in learning of economics with the main topic: national income using Reflextive Pedagogy Paradigm (RPP).

This research was implemented on the XC grade students of Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu. The main components of RPP learning include: context, experience, reflection, action, and evaluation. This Classroom Action Research was implemented in two cycles, which consisted of four steps, such as planning, action, observation, and reflection. The data collection methods used were interview, observation, documentation, test and questionnaire. The data obtained were analyzed by using descriptive analysis and comparative analysis.

The findings of this research indicate that the implementation of Reflextive Pedagogy Paradigm in economic subject with the main topic: national income increases the competence, conscience, and compassion of the XC grade students of Pangudi Luhur St. Louis IX Senior High School Sedayu. This was proved by the increase of the average score on the competence aspect, which show 27,94 in the beginning of cycle I. At the end of the cycle, the score is 34,41. It happens on the cycle II, there is also an increase in the average score at the end of the cycle, from 37,59 to 58,12. On the conscience aspect, the pre-research results show 3,54 as the average score, then goes up to 3,59 and 3,63 at the end of cycle I and II. The results also show an average increase on the compassion aspect, that is 3,85 to 3,94, then at the end of cycle II increases to 3,96.


(13)

x

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkat dan RahmatNya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) Dalam Pembelajaran Materi Pendapatan Nasional untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion Siswa Kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu”.

Skripsi ini disusun dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Akuntansi. Penulis menyadari bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan, S.E., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd., S.I.P., M.Pd., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;


(14)

xi

5. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E., M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan tambahan pengetahuan selama dalam proses perkuliahan;

8. SMA Pangudi Luhur Sedayu, yang telah memberikan izin dalam pelaksanaan tindakan kelas ini;

9. Ibu Paula Weni Triana, S.E., selaku guru mitra dalam penelitian tindakan kelas ini;

10. Siswa-siswi kelas XC SMA Pangudi Luhur Sedayu selaku subjek dalam penelitian ini;

11. Seluruh keluargaku: Kedua orangtuaku, Bapak Ignasius Agustianto dan Ibu Maria Parwati, serta Mas Geovani Dody Kurnianto yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, dan kasih sayangnya selama ini;

12. Sahabat “Sejatiku” Bernardus Purnawan, yang selalu mendukung, mendampingi, dan memberikan perhatian;

13. Nea, Wawan, Hasto, Jati, Yuda, Erdha, Moris yang telah membantu penelitian dan memberi kritik dan saran masukan selama proses diskusi dalam mata kuliah Seminar Penelitian;


(15)

xii

14. Sahabat-sahabatku tersayang: Monik, Santi, Brigit, Ika, Riris, Siska, Ester, Ami, Vena, Sari, serta teman-teman “Kost 125”: Flora, Eni, Petra, Galih, Mba Kenil, Bekti, Rani, Claudia, terima kasih untuk dukungan, doa, semangat, keceriaan, tawa, senyum, dan saran-saran yang telah diberikan selama ini; 15. Teman-teman PAK angkatan 2008 dan semua pihak yang tidak dapat penulis

sebutkan satu per satu yang banyak membantu Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam penulisan skripsi ini, serta Penulis menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna karena masih banyak kekurangan yang ada di dalamnya. Oleh karena itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

Yogyakarta, 15 Agustus 2012 Penulis


(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xviii

DAFTAR GAMBAR ... xx

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Batasan Masalah ... 5

D. Rumusan Masalah ... 5


(17)

xiv

F. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Paradigma Pedagogi Reflektif ... 8

1. Sejarah Paradigma Pedagogi Reflektif ... 8

2. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif ... 8

3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif... 10

4. Pengertian 3C (Competence, Conscience,dan Compassion) ... 11

5. Tahap-tahap Paradigma Pedagogi Reflektif ... 13

6. Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif ... 17

7. Kelemahan Paradigma Pedagogi Reflektif ... 18

B. Deskripsi Materi ... 18

C. Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Ekonomi ... 20

D. Penelitian Tindakan Kelas ... 21

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ... 21

2. Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas ... 22

3. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas ... 23

4. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas ... 24

5. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ... 25

E. Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27


(18)

xv

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Prosedur Penelitian ... 28

E. Instrumen Penelitian ... 33

F. Teknik Pengumpulan Data ... 36

G. Teknik Analisis Data ... 38

BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH A. Sejarah Berdirinya Sekolah ... 41

B. Tujuan Sekolah ... 42

C. Visi dan Misi Sekolah ... 43

D. Kurikulum Pendidikan Sekolah ... 44

E. Organisasi Sekolah... 48

F. Sumber Daya Manusia SMA Pangudi Luhur Sedayu... 49

G. Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 50

H. Fasilitas Pendidikan dan Latihan Sekolah ... 52

BAB V HASIL OBSERVASI DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 55

1. Pra Penelitian ... 55

a. Observasi dan Wawancara Guru ... 56

b. Observasi Siswa ... 61

c. Observasi Kelas ... 63

2. Pelaksanaan Penelitian ... 66


(19)

xvi

1) Perencanaan ... 67

2) Tindakan ... 71

a) Konteks ... 71

b) Pengalaman ... 72

c) Refleksi ... 74

d) Aksi ... 75

e) Evaluasi ... 75

3) Observasi ... 76

4) Refleksi ... 80

b. Siklus Kedua ... 86

1) Perencanaan ... 86

2) Tindakan ... 88

a) Konteks ... 88

b) Pengalaman ... 89

c) Refleksi ... 91

d) Aksi ... 91

e) Evaluasi ... 92

3) Observasi ... 92

4) Refleksi ... 96

B. Analisis Komparasi tentang Competence, Conscience, dan Compassion (3C) Siswa Sebelum dan Sesudah Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) ... 100


(20)

xvii

a. Aspek Competence ... 100

b. Aspek Conscience ... 101

c. Aspek Compassion ... 109

2. Pembahasan... 116

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 120

B. Keterbatasan Penelitian ... 121

C. Saran... 122

DAFTAR PUSTAKA ... 123 LAMPIRAN


(21)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Sikap ... 35

Tabel 3.2 : Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Minat ... 35

Tabel 3.3 : Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Nilai Kejujuran ... 36

Tabel 3.4 : Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Compassion ... 36

Tabel 3.5 : Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif ... 39

Tabel 3.6 : Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi PPR ... 39

Tabel 4.1 : Daftar Pegawai SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 49

Tabel 4.2 : Daftar Siswa Berdasarkan Jenis Kelamin ... 51

Tabel 4.3 : Daftar Siswa Berdasarkan Agama ... 51

Tabel 5.1 : Hasil Observasi Guru pada Pra Penelitian ... 58

Tabel 5.2 : Hasil Wawancara Guru pada Pra Penelitian ... 60

Tabel 5.3 : Hasil Observasi Siswa pada Pra Penelitian ... 62

Tabel 5.4 : Hasil Observasi Kelas pada Pra Penelitian ... 64

Tabel 5.5 : Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus I ... 76

Tabel 5.6 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I ... 78

Tabel 5.7 : Hasil Observasi Aktivitas Kelompok pada Siklus I ... 79

Tabel 5.8 : Hasil Refleksi Guru Mitra Siklus I ... 81

Tabel 5.9 : Hasil Refleksi Siswa Siklus I ... 82

Tabel 5.10 : Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Siklus II ... 92

Tabel 5.11 : Hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II ... 94


(22)

xix

Tabel 5.13 : Hasil Refleksi Guru Mitra Siklus II ... 96 Tabel 5.14 : Hasil Refleksi Siswa Siklus II ... 98 Tabel 5.15 : Rata-rata Nilai Aspek Competence... 101 Tabel 5.16 : Rata-rata Skor Penilaian Moral (Kejujuran) ... 102 Tabel 5.17 : Rata-rata Skor Penilaian Sikap ... 102 Tabel 5.18 : Rata-rata Skor Penilaian Minat ... 103 Tabel 5.19 : Rata-rata Skor Aspek Conscience ... 103 Tabel 5.20 : Hasil Reflleksi Siswa pada Aspek Conscience ... 104 Tabel 5.21 : Hasil Aksi Siswa pada Aspek Conscience ... 107 Tabel 5.22 : Rata-rata Skor Aspek Compassion ... 110 Tabel 5.23 : Hasil Refleksi Siswa pada Aspek Compassion ... 111 Tabel 5.24 : Hasil Aksi Siswa pada Aspek Compassion... 113 Tabel 5.25 : Hasil Perbandingan Aspek Competence, Conscience, dan


(23)

xx

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Dinamika PPR ... 13 Gambar 2.2 : Tahap Penelitian Tindakan Kelas ... 23 Gambar 4.1 : Struktur Organisasi SMA Pangudi Luhur Sedayu ... 48


(24)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 125 Lampiran 2 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 134 Lampiran 3 : Lembar Observasi Kegiatan Guru ... 140 Lampiran 4 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Pra Penelitian ... 142 Lampiran 5 : Lembar Observasi Kegiatan Guru SiklusI ... 145 Lampiran 6 : Lembar Observasi Kegiatan Guru Siklus II ... 148 Lampiran 7 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa ... 151 Lampiran 8 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Pra Penelitian ... 153 Lampiran 9 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus I ... 155 Lampiran 10 : Lembar Observasi Kegiatan Siswa Siklus II ... 157 Lampiran 11 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas/Kelompok ... 159 Lampiran 12 : Lembar Observasi Kegiatan Kelas Pra Penelitian ... 161 Lampiran 13 : Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Siklus I ... 164 Lampiran 14 : Lembar Observasi Kegiatan Kelompok Siklus II ... 166 Lampiran 15 : Soal Pre Test Siklus I ... 168 Lampiran 16 : Soal Pre Test Siklus II ... 169 Lampiran 17 : Soal Post Test Siklus I ... 170 Lampiran 18 : Soal Pos Test Siklus II ... 171 Lampiran 19 : Hasil Pre Test dan Post Test Siswa Siklus I... 172 Lampiran 20 : Hasil Pre Test dan Post Test Siswa Siklus II ... 173 Lampiran 21 : Lembar Pertanyaan Refleksi dan Aksi Siklus I ... 174


(25)

xxii

Lampiran 22 : Lembar Pertanyaan Refleksi dan Aksi Siklus II ... 175 Lampiran 23 : Isi Cerita dalam Video Siklus I ... 179 Lampiran 24 : Cerita “ Dua Manusia Super Di Pinggir Jalan” Siklus II .. 181 Lampiran 25 : Kartu Soal Diskusi Siklus I ... 183 Lampiran 26 : Games Diskusi Siklus II ... 184 Lampiran 27 : Lembar Kerja Siswa Siklus II... 189 Lampiran 28 : Kuesioner Penilaian Sikap ... 191 Lampiran 29 : Kuesioner Penilaian Minat ... 192 Lampiran 30 : Kuesioner Penilaian Moral (Nilai Kejujuran) ... 193 Lampiran 31 : Kuesioner Penilaian Moral (Nilai Kerjasama) ... 194 Lampiran 32 : Instrumen Refleksi Guru Mitra ... 195 Lampiran 33 : Instrumen Refleksi Siswa ... 198 Lampiran 34 : Pedoman Wawancara Guru ... 202 Lampiran 35 : Perhitungan Rumus Konversi Skala Likert ... 203 Lampiran 36 : Hasil Pengolahan Data Kuesioner Pra Penelitian ... 204 Lampiran 37 : Hasil Pengolahan Data Kuesioner Siklus I ... 212 Lampiran 38 : Hasil Pengolahan Data Kuesioner Siklus II ... 220 Lampiran 39 : Kisi-kisi Soal Tes ... 228 Lampiran 40 : Surat Ijin Penelitian dari FKIP ... 229 Lampiran 41 : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 230


(26)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah proses belajar dan mengajar yang mampu membentuk diri seseorang menjadi pribadi yang utuh. Dalam proses tersebut banyak sekali tantangan dan hal-hal yang perlu diubah sehingga mengarah pada pembelajaran yang dapat menghasilkan manusia yang berkarakter, bermental, dan bermoral. Namun nyatanya pendidikan saat ini berbeda jauh dari tujuan pendidikan yang diharapkan. Masih banyak guru yang cenderung lebih menekankan aspek kognitif, sementara itu aspek afektif dan psikomotorik kurang diperhatikan.

Dalam pembelajaran tidak cukup jika hanya mentransfer ilmu pengetahuan dari guru kepada siswanya, namun perlu juga memberikan proses dan pengalaman belajar yang bermanfaat bagi masa depan siswa. Pengalaman belajar yang dimaksud bukan hanya cara bagaimana siswa dapat menjawab soal-soal, melainkan bagaimana siswa dapat mengembangkan pribadi yang berkarakter dan bermoral. Tidak mudah untuk mengembangkan seseorang menjadi pribadi yang berkarakter dalam waktu singkat, diperlukan waktu dan proses yang lama. Namun proses tersebut dapat dilakukan sejak dini, misalnya dimulai dari menanamkan nilai-nilai kehidupan dalam pembelajaran di kelas. Cara tersebut dapat dilakukan melalui model pembelajaran yang menarik dan bervariasi. Berbagai model dapat diterapkan dalam proses


(27)

2

pembelajaran, salah satu cara yang digunakan guru dalam menanamkan nilai kemanusiaan adalah model pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

Menurut Tim Kanisius (2010:39), Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan. Pola pikir tersebut dilakukan melalui suatu dinamika yang terdiri dari 5 tahap yaitu konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Dalam kegiatan konteks, guru memperhatikan siswa baik secara akademis, psikis, maupun fisik. Selanjutnya guru mengajak siswa masuk ke dalam pengalaman belajar, kemudian mengajak siswa untuk berefleksi menemukan nilai dan manfaat dari pengalaman belajar. Setelah berefleksi, guru mengajak siswa untuk melakukan aksi agar siswa dapat merumuskan niat atau tindakan positif yang akan dilakukan siswa berdasarkan hasil refleksi tersebut. Pada tahap akhir yaitu melaksanakan evaluasi (tes) untuk mengukur atau melihat keberhasilan akademis maupun non akademis siswa dalam belajar.

Pembelajaran berbasis PPR mengarahkan siswa untuk meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion. Menurut Subagya (2010), competence merupakan kemampuan akademik yang memadukan unsur-unsur pengetahuan dan ketrampilan. Aspek ini dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa dalam proses pembelajaran. Conscience adalah kemampuan memahami makna atau nilai hidup melalui pembelajaran yang dapat dikembangkan oleh siswa, misalnya nilai kejujuran, tanggung jawab, kerja keras, keadilan dan


(28)

sebagainya. Sedangkan compassion merupakan kemauan untuk berbela rasa atau peduli pada sesama, misalnya melalui kegiatan kelompok yang dapat menumbuhkembangkan nilai kerja sama. Pada dasarnya aspek conscience dan compassion tidak mudah diukur, karena aspek-aspek tersebut berhubungan dengan karakter dan sikap yang dimiliki oleh masing-masing siswa. Namun demikian bukan menjadi hambatan bagi guru dalam mengembangkan aspek-aspek tersebut dalam diri siswa. Aspek competence, conscience, dan compassion dapat dikembangkan melalui sebuah proses pembelajaran. Melalui proses ini diharapkan siswa dapat berinteraksi aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran, bukan hanya mendapat informasi karena diberitahu. Pengalaman siswa dalam mengikuti proses pembelajaran tersebut selanjutnya dituangkan dalam sebuah refleksi. Dari refleksi inilah guru dapat mengetahui apakah siswa dapat menemukan nilai kemanusiaan dan manfaatnya selama pembelajaran.

Pembelajaran berpola PPR belum banyak diterapkan pada sekolah-sekolah khususnya Sekolah Menengah Atas (SMA). Metode yang digunakan dalam sekolah tersebut masih terlihat kurang menanamkan nilai-nilai kemanusiaan, sehingga siswa cenderung hanya memperoleh ilmu yang diajarkan oleh guru. Kondisi tersebut sesuai dengan pengamatan peneliti di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran ekonomi kelas X, ditemukan beberapa permasalahan sebagai berikut: beberapa siswa masih mendapatkan nilai ekonomi di bawah KKM, hal ini berkaitan dengan aspek competence. Selain


(29)

4

itu dalam mengerjakan soal ujian ada beberapa siswa yang masih kurang percaya diri akan jawabannya sehingga menanyakan cara atau jawaban ke teman lain, hal ini berkaitan dengan aspek conscience. Masalah yang lain adalah kurang mampunya siswa menjalin kerja sama yang baik dalam diskusi kelompok, hal tersebut berkaitan dengan aspek compassion.

Berdasarkan masalah di atas, peneliti berkeyakinan bahwa pembelajaran menggunakan Paradigma Pedagogi Reflektif dapat meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion. Dengan demikian penulis tertarik untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul “ Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam Pembelajaran Materi Pendapatan Nasional untuk Meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu.”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru hanya berorientasi pada kemampuan kognitif atau nilai akademik.

2. Metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih instan, sehingga kurang memberikan pengalaman belajar pada siswa.


(30)

C. Batasan Masalah

Untuk membatasi ruang lingkup permasalahan yang dibahas agar tidak terlalu meluas maka permasalahan dalam penelitian ini dibatasi sebagai berikut:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR).

2. Penerapan model pembelajaran ini pada materi ekonomi SMA Kelas XC yaitu tentang pendapatan nasional.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana meningkatkan competence siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi pendapatan nasional?

2. Bagaimana meningkatkan conscience siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi pendapatan nasional?

3. Bagaimana meningkatkan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi pendapatan nasional?

4. Apakah penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam pembelajaran materi pendapatan nasional dapat meningkatkan competence, conscience,


(31)

6

dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu melalui penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi khususnya pada materi pendapatan nasional.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu :

1. Bagi Siswa

Dengan adanya penerapan PPR dalam pembelajaran, siswa mendapatkan kesempatan untuk berkembang secara utuh mencakup aspek competence, conscience, dan compassion melalui pembelajaran ekonomi melalui penerapan PPR.

2. Bagi Guru Mitra

Dengan adanya penelitian ini, guru diharapkan dapat memperoleh wawasan dalam menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa di kelas.


(32)

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan inspirasi baru bagi guru mata pelajaran lain dalam mengajar, agar dapat mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan siswa.

4. Bagi Peneliti

Sebagai calon guru, penelitian ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan tentang salah satu model pembelajaran yang dapat dikembangkan di kelas.


(33)

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Paradigma Pedagogi Reflektif

1. Sejarah Paradigma Pedagogi Reflektif

Paradigma Pedagogi Reflektif bersumber dari Paradigma Pedagogi Ignasian, yang digunakan untuk memperbarui sistem pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan Yesuit. Pada tahun 1990 di tingkat SD sampai SMA istilah PPI diganti menjadi PPR oleh Romo Subagya agar lebih populer dan diterima oleh banyak kalangan. Menurut Romo Subagya, pendorong karya pendidikan adalah iman, mediasinya adalah proses pendidikan, dan tujuannya adalah perubahan sosial.

Sekolah-sekolah Yesuit harus mampu mengadakan perubahan sosial, yaitu perubahan dari kerusakan kebiadaban, kekerasan, korupsi, kerusakan lingkungan menuju ke kesejahteraan umum, solidaritas, pluralisme, dan penalaran serta kreativitas. Ciri khas pendidikan Yesuit justru terletak pada kreativitas dan seni. Nilai kunci yang harus dipegang justru nilai keutamaan seperti keberanian, keadilan, kemurahan hati, persahabatan, kejujuran, dan tanggung jawab (Modul Tim PPR, 2010).

2. Pengertian Paradigma Pedagogi Reflektif

PPR singkatan dari Paradigma Pedagogi Reflektif, yang merupakan nama lain dari PPI (Paradigma Pedagogi Ignasian). Menurut Subagya (2010:22), Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan pola pikir


(34)

(paradigma=pola pikir) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kemanusiaan (pedagogi relektif=pendidikan kemanusiaan). Siswa diberi pengalaman akan suatu nilai kemanusiaan, kemudian siswa difasilitasi dengan pertanyaan agar merefleksikan pengalaman tersebut, dan berikutnya difasilitasi dengan pertanyaan aksi agar siswa membuat niat dan berbuat sesuai dengan nilai tersebut. Sedangkan berdasarkan Kamus Umum Bahasa Indonesia, kata “paradigma” berarti sebuah model dari teori ilmu pengetahuan. Pengertian istilah paradigma dalam hal ini dapat diartikan sebagai sebuah model atau pendekatan dalam proses pembelajaran. Kata Pedagogi artinya cara para pengajar mendampingi para siswa dalam proses pertumbuhan dan perkembangaannya. Pedagogi tidak cukup diartikan sebagai metode mengajar atau ilmu mendidik saja, namun pedagogi mengandung pengertian yang lebih luas karena meliputi pandangan hidup dan visi mengenai idealnya seorang siswa. Kata Reflektif berarti menyimak kembali suatu dengan seksama bahan studi, pengalaman, ide, usul, reaksi spontan agar dapat menangkap maknanya lebih dalam. Jadi refleksi mengandung pengertian sebuah proses yang mampu memunculkan makna dalam pengalaman manusia. Refleksi berhubungan erat dengan pengalaman batin untuk menemukan kembali nilai hidup yang hakiki. Refleksi juga merupakan proses membentuk karakter atau kepribadian dan melahirkan kebebasan dalam penentuan sikap yang dapat dipertanggungjawabkan. Dengan demikian proses refleksi akan


(35)

10

membentuk suara hati, seperti keyakinan, nilai sikap, dan cara bernalar siswa sehingga akan menghantarkan siswa dalam melewati tahap mengerti ke tahap berbuat sesuai pengertian dan kemampuannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Paradigma Pedagogi Reflektif merupakan suatu pendekatan atau model pembelajaran yang menerapkan refleksi dalam menemukan nilai-nilai hidup dalam proses pendidikan sebagai pijakan dalam menentukan sikap atau perilaku. Selain itu PPR juga dapat diartikan sebagai pola pikir (paradigma) dalam menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi yang menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.

3. Tujuan Paradigma Pedagogi Reflektif

a. Tujuan utama PPR

Tujuan utama proses pembelajaran berbasiskan Paradigma Pedagogi Reflektif adalah (Modul Tim PPR, 2010):

1) Mengintegrasikan pengetahuan dan sikap batin siswa agar mampu melihat korelasi antara ilmu pengetahuan yang didapat dan dialaminya selama proses pembelajaran dengan realitas konkret di tengah-tengah masyarakat dan lingkungannya.

2) Siswa memiliki motivasi untuk bertindak atas dasar pengetahuan yang dialaminya dan mampu mewujudkan dalam bentuk aksi nyata yang bermanfaat bagi perkembangan kepribadian para siswa.

b. Tujuan PPR bagi Guru

Tujuan PPR adalah membantu guru untuk (Modul Tim PPR, 2010):

1) Semakin memahami siswa.


(36)

3) Semakin lebih baik dalam menyajikan materi ajarnya. 4) Memperhatikan kaitan perkembangan intelektual dan moral. 5) Mengadaptasi materi dan metode ajar demi tujuan

pendidikan.

6) Mengembangkan daya reflektif terkait dengan pengalaman sebagai guru, pengajar, dan pendamping.

c. Tujuan PPR bagi Siswa

Tujuan PPR bagi siswa yaitu jika aspek competence, conscience, dan compassion dikembangkan secara integral maka siswa dapat menjadi (Modul Tim PPR, 2010):

1) Manusia bagi sesama. 2) Manusia yang utuh.

3) Manusia yang secara intelektual berkompeten, terbuka untuk perkembangan dan religius.

4) Manusia yang sanggup mencintai dan dicintai.

5) Manusia yang berkomitmen untuk menegakkan keadilan dalam pelayanannya pada orang lain.

6) Manusia yang berkompeten dan berhati nurani.

4. Pengertian 3C (Competence, Conscience, dan Compassion)

Pembelajaran berbasis PPR mengarahkan siswa untuk meningkatkan aspek competence, conscience, dan compassion.

a. Competence merupakan kemampuan kognitif seseorang yang berkembang melalui pengalaman-pengalaman yang diperolehnya. Dalam pembelajaran, competence dapat diartikan sebagai kemampuan akademik yang memadukan unsur-unsur pengetahuan dan ketrampilan. b. Conscience adalah kepekaan dan ketajaman hati nurani. Conscience

dapat dimaknai juga sebagai kemampuan untuk memahami dan menentukan pilihan (baik-buruk, benar-salah). Dalam penelitian ini, aspek conscience yang akan dikembangkan adalah:


(37)

12

1) Kejujuran

Kejujuran berasal dari kata jujur, yang berarti sesuatu yang dikatakan seseorang sesuai dengan hati nuraninya dan sesuai dengan kenyataan yang ada. Begitu pula dengan nilai kejujuran yang dikembangkan pada siswa dalam penelitian ini. Sesuai dengan materi pendapatan nasional yang berkaitan dengan uang, siswa diajak untuk bersikap jujur dalam menggunakan uang. Artinya siswa diajak untuk tidak menggunakan uang yang bukan menjadi haknya. Dengan demikian, kelak siswa tidak melakukan tindakan korupsi.

2) Sikap

Menurut P3MP USD (2010:24), sikap merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak secara suka atau tidak suka terhadap suatu objek. Perubahan sikap dapat diamati dalam proses pembelajaran, tujuan yang ingin dicapai, keteguhan, dan konsistensi terhadap sesuatu. Dalam penelitian ini, indikator mengenai sikap siswa adalah untuk mengetahui sikap siswa saat mengikuti proses pembelajaran di kelas.

3) Minat

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990:583), minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Hal penting pada minat adalah intensitasnya. Indikator minat dalam penelitian ini adalah mengenai kegiatan yang sering dilakukan


(38)

siswa di luar kelas dengan tujuan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar.

c. Compassion merupakan kesadaran akan perlunya berbagi rasa dan memperhatikan orang lain bahkan dalam arti tertentu perlu pengorbanan diri.

5. Tahap-tahap Pembelajaran dengan Paradigma Pedagogi Reflektif

PPR merupakan suatu proses yang berkelanjutan dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Tiga unsur utama PPR adalah pengalaman, refleksi, dan aksi. Sedangkan unsur lainnya adalah konteks dan evaluasi. Langkah-langkah pembelajaran berpola PPR adalah (Modul Tim PPR, 2010).

Gambar 2.1. Dinamika PPR

KONTEKS

PENGALAM AN

REFLEKSI

AKSI


(39)

14

a. Konteks

Secara sederhana konteks dapat diartikan sebagai proses penggalian pengalaman atau pengetahuan pada siswa untuk mengetahui sejauh mana siswa dapat memahami tentang bahan ajar yang akan dipelajari. Tahap konteks dalam PPR ini sama dengan apersepsi dalam pembelajaran berpola KTSP. Banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk mendukung kegiatan konteks. Salah satunya adalah dengan tanya jawab. Melalui tanya jawab, siswa diajak untuk melihat kembali pengalaman belajar yang sudah pernah mereka dapatkan sebelumnya. Selain itu konteks juga dapat mengajak siswa untuk mengetahui realita yang ada dalam kehidupan bermasyarakat (Modul Tim PPR, 2010).

b. Pengalaman

Pengalaman merupakan kegiatan yang memuat pemahaman kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh secara serasi, selaras, dan seimbang. Siswa dapat mendalami makna yang dipelajari apabila dapat memahami secara akurat bahan ajar yang dipelajari. Bahan ajar tersebut dapat dipelajari siswa secara mandiri, bukan karena guru yang aktif menjelaskan. Selanjutnya siswa dapat menyelesaikan latihan dari apa yang sudah dipelajari. Untuk itu seluruh pikiran, hati, dan kehendak harus terlibat secara aktif dalam memperoleh pengalaman.

Dalam PPR, pengalaman merupakan unsur utama dalam mengembangkan nilai-nilai kemanusiaan. Sering kali guru tidak


(40)

mungkin menyediakan pengalaman langsung mengenai nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Untuk itu siswa difasilitasi dengan pengalaman yang tidak langsung. Pengalaman tidak langsung dapat diciptakan, misalnya dengan membaca cerita atau melihat tayangan video yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan. Selanjutnya guru dapat mengajak siswa untuk membayangkan cerita tersebut. Dengan demikian siswa dapat mengalami sendiri (meskipun secara tidak langsung), dan memperoleh pengalaman mengenai nilai kemanusiaan, bukan karena mendapat informasi (Modul Tim PPR, 2010).

c. Refleksi

Refleksi merupakan kekhasan dari proses pembelajaran berbasiskan Paradigma Pedagogi Reflektif. Pada dasarnya refleksi berarti meninjau kembali pengalaman yang sudah diperoleh oleh siswa. Guru memfasilitasi dengan pertanyaan agar siswa terbantu untuk merefleksikan. Siswa dapat diajak untuk diam dan hening untuk meresapi apa yang baru saja dibicarakan. Melalui refleksi siswa dapat memahami, mendalami dan meyakini makna nilai yang terkandung dalam pengalamannya. Diharapkan siswa membentuk pribadi mereka sesuai dengan nilai yang terkandung dalam pengalamannya itu.

Refleksi merupakan suatu proses yang memunculkan makna dalam setiap pengalamannya. Hal ini dapat dilakukan dengan melalui cara-cara berikut (Modul Tim PPR, 2010):

1) Memahami kebenaran yang dipelajari secara lebih baik. 2) Mengerti sumber-sumber perasaan dan reaksi yang dialami.


(41)

16

3) Memperdalam implikasi-implikasi yang telah dimengerti. 4) Mengusahakan mencapai makna untuk diri pribadi tentang

kejadian-kejadian, ide-ide, kebenaran atau pemutarbalikan dari kebenaran.

5) Memulai memahami siapa dirinya dan bagaimana seharusnya bersikap.

d. Aksi

Aksi merupakan hasil dari pelaksanaan pembelajaran. Aksi mengacu pada kebutuhan batin manusia yang didasarkan pada pengalaman yang sudah direfleksikan. Aksi dalam PPR dapat diartikan sebagai perbuatan atau tindakan. Refleksi akan menjadi mentah apabila hanya menghasilkan pemahaman dan reaksi-reaksi afektif saja. Refleksi akan berkembang kalau menghasilkan tekad maupun keputusan untuk bertindak secara konkret.

Guru memfasilitasi siswa dengan pertanyaan aksi agar siswa terbantu untuk membangun niat dan bertindak sesuai dengan hasil refleksinya. Dengan membangun niat dan berperilaku dari kemauannya sendiri, siswa membentuk pribadinya agar nantinya (lama-kelamaan) menjadi pejuang bagi nilai-nilai yang direfleksikannya(Modul Tim PPR, 2010).

e. Evaluasi

Penilaian merupakan bagian penting dalam proses belajar. Dengan penilaian, akan diketahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai selama proses belajar. Evaluasi merupakan tinjauan untuk mengetahui kemajuan yang dicapai dalam pembelajaran baik siswa maupun guru. Namun sering kali penilaian hanya digunakan untuk


(42)

mengukur kemajuan akademik. Dalam PPR, fokus penilaian tidak hanya dalam hal kemajuan akademik, tetapi lebih integral lagi yaitu memperhatikan pada pertumbuhan siswa secara menyeluruh sebagai makhluk pribadi maupun makhluk sosial.

Jadi dengan adanya evaluasi siswa dapat memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan kepribadiannya secara menyeluruh mencakup pemahaman, sikap, prioritas-prioritas dan kegiatan yang selaras dengan menjadi manusia demi diri sendiri dan orang lain. Adapun bagi guru, evaluasi bermanfaat untuk mengetahui sejauh mana proses belajar yang disampaikan membantu para siswa dapat memahami dan menilai pengalaman mereka, pembentukan nilai-nilai, dan menjadi pelaku perubahan pola pikir, sikap dan tindakan sosial (Modul Tim PPR, 2010).

6. Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif

Kekuatan Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu (Modul Tim PPR, 2010):

a. Membantu siswa menyadari sejauh mana usaha yang telah dilakukan dapat efektif dalam membantu mengembangkan dirinya.

b. Membantu siswa berlatih mempertimbangkan dan memilih cara-cara yang paling baik dan benar.

c. Membantu siswa dalam melewati tahap mengerti ke tahap berbuat sesuai pengertian dan kemampuannya.

d. Menumbuhkembangkan pribadi siswa menjadi pribadi kristiani yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.


(43)

18

7. Kelemahan Paradigma Pedagogi Reflektif

Kelemahan Paradigma Pedagogi Reflektif yaitu (Modul Tim PPR, 2010) :

a. Membutuhkan waktu yang lama dalam pelaksanaan pembelajaran.

b. Kesulitan dalam memunculkan nilai kemanusiaan secara lebih menonjol.

c. Kesulitan menilai bagaimana aksi telah dilakukan siswa.

B. Deskripsi Materi

Penelitian ini dilakukan pada pembelajaran ekonomi khususnya pada materi pendapatan nasional dengan standar kompetensi: memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional (PN). Sedangkan kompetensi dasarnya adalah menjelaskan konsep Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Pendapatan Nasional Bruto (PNB), dan Pendapatan Nasional (PN). Untuk isi materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengertian Pendapatan Nasional

Menurut ahli ekonomi modern (Sukwiaty, 2009:138) pendapatan nasional adalah ukuran dari nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara dalam kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun) yang dinyatakan dalam satuan uang.


(44)

2. Konsep-konsep Pendapatan Nasional

Beberapa konsep pendapatan nasional dibahas sebagai berikut (Sukwiaty, 2009:139) :

a. Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product GDP)

Jumlah produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama 1 (satu) tahun.

Yang termasuk dalam GDP adalah:

1) Hasil barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang-orang asing yang beroperasi di wilayah suatu negara.

2) Barang-barang yang dihasilkan termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya, maka jumlahnya masih bersifat bruto/kotor.

b. Produk Nasional Bruto (Gross National Product GNP)

Meliputi nilai produk barang atau jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu negara (nasional) selama 1 tahun.

Yang termasuk GNP adalah:

1) Hasil barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan/orang-orang asing yang beroperasi di wilayah suatu negara.

2) Hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar negeri.

GNP merupakan pendapatan nasional yang dihitung melalui pendekatan/metode pengeluaran.

c. Produk Nasional Neto (Net National Product NNP)

Secara matematis NNP= GNP dikurangi depresiasi atau penyusutan yang disebut juga replacement dari barang modal. NNP = GNP – Penyusutan

d. Pendapatan Nasional Neto (Net National Income- NNI)

1) Pendapatan yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat sebagai pemilik faktor produksi. 2) NNI = NNP – Pajak tidak langsung

3) Pajak tidak langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan ke pihak lain, contoh pajak penjualan, pajak impor, bea ekspor, dan cukai.

e. Pendapatan Perseorangan (Personal Income PI)

1) Jumlah pendapatan yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa memberikan suatu kegiatan apapun.

2) Di dalamnya terdapat transfer payment yang berarti penerimaan-penerimaan yang bukan merupakan balas jasa


(45)

20

proses produksi tahun ini, melainkan diambil dari sebagian pendapatan nasional tahu lalu.

Contoh: pembayaran dana pensiun, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang, bunga utang pemerintah dan sebagainya.

Untuk mendapatkan jumlah pendapatan perseorangan terlebih dahulu NNI harus dikurangi dengan:

a) Pajak laba perusahaan, yaitu pajak yang dibayarkan setiap badan kepada pemerintah.

b) Laba yang tidak dibagi, yaitu sejumlah laba yang tetap ditahan perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu, misalnya keperluan perluasan perusahaan.

c) Iuran pensiun, yaitu iuran yang dibayarkan oleh pekerja perusahaan dengan tujuan untuk dibayarkan kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja (pensiun). Juga termasuk iuran jaminan sosial iuran asuransi. f. Pendapatan yang Dapat Dibelanjakan (Disposable Income)

1) Pendapatan yang siap untuk digunakan untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan menjadi investasi.

2) Diposable Income ini diperoleh dari Personal Income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Sedangkan pajak langsung (indirect tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak lain.

Disposable Income = Personal Income – Direct tax (pajak penghasilan)

C. Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif dalam Pembelajaran Ekonomi

Menurut Sukwiaty (2009:3), ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Secara sederhana pelajaran ekonomi di sekolah mengajarkan siswa tentang segala sesuatu yang menjadi kebutuhan manusia, salah satunya adalah tentang pendapatan nasional. Pendapatan merupakan modal besar bagi seseorang untuk menjalani


(46)

kehidupannya. Selain itu, pendapatan akan berpengaruh juga bagi perkembangan suatu negara.

Penerapan PPR dalam pembelajaran ekonomi akan dilaksanakan di kelas X SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu khususnya pada kelas XC. Penelitian dilaksanakan pada pembelajaran materi pendapatan nasional. Melalui materi pendapatan nasional, peneliti akan mengembangkan aspek 3C (competence, conscience, dan compassion). Aspek competence dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran seperti diskusi, presentasi, dan games. Sedangkan untuk aspek conscience, peneliti akan mengembangkan nilai kejujuran. Nilai kejujuran sangat berkaitan dengan materi pendapatan nasional. Siswa akan diajak untuk melihat bahwa di jaman saat ini masih terdapat orang yang bersikap jujur, meskipun pendapatan yang diperoleh orang tersebut rendah. Nilai kejujuran ini akan dikembangkan melalui penayangan video dan artikel cerita. Untuk aspek compassion nilai yang dikembangkan adalah kerja sama. Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa diajak untuk saling berbagi, saling menghargai, dan saling mendukung satu sama lain.

D. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

1. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh sekelompok guru untuk dapat mengorganisasikan kondisi praktik pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri


(47)

22

(Wiraadmaja, 2006:13). Sementara itu, Kunandar (2008:45) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas mengandung tiga unsur atau konsep, yaitu:

a) Penelitian adalah aktivitas mencermati suatu objek tertentu melalui metodologi ilmiah dengan mengumpulkan data-data dan dianalisis untuk menyelesaikan suatu masalah.

b) Tindakan adalah suatu aktivitas yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang berbentuk siklus kegiatan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan suatu masalah dalam proses belajar mengajar.

c) Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima pelajaran yang sama dari seorang guru.

Pendapat lain tentang PTK dikemukakan oleh Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, yaitu (2009:9):

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan, dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dalam suatu kelas dengan melaksanakan tindakan-tindakan secara terstruktur terhadap sekelompok siswa guna memperbaiki proses pembelajaran.

2. Prinsip Dasar Penelitian Tindakan Kelas

PTK mempunyai beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh guru di sekolah. Prinsip tersebut antaranya (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 2009:17) :

a. Tidak mengganggu pekerjaan utama guru yaitu mengajar b. Metode pengumpulan data tidak menuntut metode yang


(48)

c. Metodologi yang digunakan harus cukup reliabel sehingga hipotesis yang dirumuskan cukup meyakinkan

d. Masalah yang diteliti adalah masalah pembelajaran di kelas yang cukup merisaukan guru dan guru memiliki komitmen untuk mencari solusinya

e. Guru harus konsisten terhadap etika pekerjaannya dan mengindahkan tata krama organisasi. Masalah yang diteliti sebaiknya diketahui oleh pimpinan sekolah dan guru sejawat sehingga hasilnya cepat tersosialisasi

f. Masalah tidak hanya berfokus pada konteks kelas, melainkan dalam perspektif misi sekolah secara keseluruhan (perlu kerja sama antara guru dan dosen)

3. Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas

Pada umumnya Penelitian Tindakan Kelas dilakukan lebih dari satu siklus. Di mana dalam setiap siklus terdapat empat langkah proses penelitian. Berikut gambaran siklus penelitian tindakan kelas:

Gambar 2.2 Tahap Penelitian Tindakan Kelas

Siklus I Siklus II

Tahap-tahap penelitian tindakan kelas dikemukakan oleh Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama (2009:39) menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:


(49)

24

a. Perencanaan

Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait dengan PTK. Sedangkan perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari siklus per siklus. Oleh karenanya dalam perencanaan khusus ini tiap kali terdapat perencanaan ulang (replanning). Hal-hal yang direncanakan di antaranya terkait dengan pendekatan pembelajaran, metode pembelajaran, teknik atau strategi pembelajaran, media dan materi pembelajaran, dan sebagainya.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tindakan pada prinsipnya merupakan realisasi dari suatu rancangan tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya. Strategi apa yang digunakan, materi apa yang diajarkan atau dibahas dan sebagainya.

c. Observasi

Observasi, pengamatan, atau monitoring dapat dilakukan sendiri oleh peneliti atau kolaborator, yang memang diberi tugas untuk hal itu. Pada saat observasi pengamat haruslah mencatat semua peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya mengenai kinerja guru, situasi kelas, penyajian atau pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan, dan sebagainya.

d. Refleksi

Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. Dengan demikian refleksi dapat ditentukan sesudah adanya pelaksanaan tindakan dan hasil observasi. Berdasarkan refleksi ini pula suatu perbaikan tindakan selanjutnya ditentukan.

4. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Mulyasa (Tukiran Taniredja, dkk, 2010:10) secara umum tujuan Penelitian Tindakan Kelas adalah:

a. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi-kondisi belajar serta kualitas pembelajaran.

b. Meningkatkan layanan profesional dalam konteks pembelajaran, khususnya layanan kepada peserta didik sehingga tercipta layanan prima.

c. Memberikan kesempatan kepada guru berimprovisasi dalam melakukan tindakan pembelajaran yang direncanakan secara tepat waktu dan sasarannya.


(50)

d. Memberikan kesempatan kepada guru mengadakan pengkajian secara bertahap terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya sehingga tercipta perbaikan yang berkesinambungan.

e. Membiasakan guru mengembangkan sikap ilmiah, terbuka, dan jujur dalam pembelajaran.

5. Manfaat yang bisa diperoleh dari Penelitian Tindakan Kelas

Banyak manfaat yang diperoleh dari dilaksanakannya PTK, yang terkait dengan komponen utama pendidikan dan pembelajaran, antara lain (Susilo, 2007:18):

a. Inovasi Pembelajaran

b. Pengembangan kurikulum di tingkat sekolah dan di tingkat kelas

c. Peningkatan profesionalisme guru atau pendidik

d. Akan terciptanya peluang yang luas terhadap terciptanya karya tulis bagi guru

e. Karya tulis ilmiah semakin diperlukan guru di masa depan untuk meningkatkan kariernya dan dalam rangka membuat rancangan PTK yang lebih berbobot sambil mengajar di kelas.

E. Kerangka Berpikir

Metode pembelajaran merupakan suatu alat pendukung yang dapat membantu guru dalam mengajar di kelas. Siswa akan dapat memahami materi dengan baik apabila metode pembelajaran yang digunakan pun serasi dengan materi tersebut. Selain dapat menerapkan metode pembelajaran yang bervariasi, guru diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam pembelajaran di kelas. Dengan begitu, siswa akan terbiasa untuk menerapkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut di luar kelas. Namun faktanya, sekarang ini masih banyak sekolah-sekolah khususnya sekolah Kristiani yang masih belum menerapkan nilai-nilai kemanusiaan dalam pembelajaran. Guru-guru


(51)

26

dalam sekolah tersebut cenderung hanya menerapkan pemahaman saja tentang materi yang diajarkan, sehingga hanya nilai akademik saja yang ditingkatkan.

Pembelajaran dengan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif menumbuhkembangkan pengetahuan dan sikap batin siswa. Pembelajaran ini dapat membentuk kepribadian siswa agar menjadi pribadi yang utuh. Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan Paradigma Pedagogi Reflektif adalah sebagai berikut: konteks, pengalaman, refleksi, aksi, dan evaluasi. Melalui pembelajaran ini siswa tidak hanya diarahkan untuk mengembangkan kompetensi secara utuh (competence) saja, melainkan juga saling mengasah kepekaan dan ketajaman hati nurani (conscience) dan saling terlibat dengan penuh bela rasa bagi sesama (compassion).

PPR ini diterapkan dalam pembelajaran ekonomi dengan materi pendapatan nasional. Pendapatan nasional merupakan materi yang berkaitan dengan cara perhitungan kekayaan suatu negara. Jika mulai dari awal siswa sudah diajarkan bagaimana menerapkan nilai-nilai kemanusiaan tersebut dalam mempelajari materi pendapatan nasional, maka mereka dapat peka dan peduli terhadap keadaan pendapatan negara kita dari tahun ke tahun.


(52)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK), yaitu penelitian yang dilakukan guru di kelasnya sendiri dengan cara merencanakan, melaksanakan dan merefleksikan tindakan secara kolaboratif dan partisipatif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat (Wijaya Kusumah dan dedi Dwitagama, 2009:9). Dalam penelitian ini PTK dilakukan pada pelajaran ekonomi kelas X dengan menggunakan pembelajaran berpola Paradigma Pedagogi Reflektif.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX, Jalan Wates Km.12 Argosari, Sedayu, Yogyakarta.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Januari - Mei 2012.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian


(53)

28

2. Objek Penelitian

Peningkatan competence, conscience, dan compassion (3C) siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu, melalui penerapan PPR pada pembelajaran materi pendapatan nasional.

D. Prosedur Penelitian

1. Pra Penelitian

Pada tahap pra penelitian, peneliti melakukan observasi awal di dalam kelas yang mencakup observasi kegiatan guru, observasi siswa, dan observasi kelas pada saat proses pembelajaran ekonomi. Setelah itu peneliti melakukan wawancara kepada guru ekonomi mengenai permasalahan yang terjadi di kelas dan merencanakan pengembangan competence, conciensce, dan compassion siswa.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini direncanakan berlangsung dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat langkah.

a. Siklus Pertama

Kegiatan siklus pertama ini dilakukan dalam dua kali pertemuan yang meliputi sebagai berikut:

1) Perencanaan

Pada tahap ini dilakukan penyusunan rencana tindakan berupa persiapan pembelajaran berpola PPR, yang meliputi sebagai berikut:


(54)

a) Peneliti dan guru bersama-sama menentukan indikator pembelajaran. Selain itu guru menentukan pembagian kelompok untuk diskusi. Beberapa perangkat yang disiapkan dalam tahap ini adalah: rencana pembelajaran, pemilihan media pembelajaran yang digunakan untuk mengembangkan aspek 3C, soal-soal latihan, lembar kerja siswa, dan soal evaluasi.

b) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi: (1) Lembar observasi kegiatan guru.

(2) Lembar observasi kegiatan siswa. (3) Lembar observasi kegiatan kelompok. (4) Lembar refleksi dan aksi.

(5) Soal tes.

(6) Kuesioner pengukuran sikap, minat, dan nilai moral kejujuran.

(7) Kuesioner pengukuran moral nilai kerjasama. 2) Tindakan

Pada tahap ini dilaksanakan implementasi pembelajaran berpola PPR sesuai dengan rencana tindakan. Sebelumnya guru memberikan soal pre test untuk mengukur kompetensi siswa sebelum diterapkannya model PPR ini. Setiap siklus pada langkah tindakan terdiri dari lima tahap, yaitu sebagai berikut:


(55)

30

a) Konteks

Dalam konteks, guru menggali pengetahuan dan pengalaman siswa terkait dengan materi yang akan dipelajari. Penggalian pengetahuan tersebut dilakukan dengan metode tanya jawab. Yang harus ditekankan pada konteks ini adalah siswa harus benar-benar mengenal dan mengetahui pentingnya mempelajari materi sebelum nantinya akan belajar secara lengkap tentang materi tersebut.

b) Pengalaman

Di dalam kegiatan pengalaman, ketiga aspek PPR mulai dikembangkan. Untuk mengembangkan aspek competence, guru menggunakan model pembelajaran jigsaw. Dengan model ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok yang dinamakan kelompok asal. Dalam kelompok asal, guru memberikan kepada setiap siswa sebuah kartu yang berisikan pertanyaan terkait dengan sub bab materi. Setiap siswa mendapat tugas untuk menjelaskan setiap sub bab materi sesuai dengan pertanyaan dalam kartu. Agar siswa dapat menjelaskan materi secara lengkap dan benar, maka setiap siswa yang mendapat sub bab yang sama mendiskusikan tugas mereka dalam kelompok ahli. Jika waktu yang ditentukan guru sudah habis, maka masing-masing siswa dari kelompok ahli tersebut kembali ke kelompok asalnya. Setiap siswa bertugas


(56)

untuk menjelaskan kepada teman-teman dalam kelompok asalnya tentang jawaban yang didiskusikan pada kelompok ahli. Selanjutnya guru meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil diskusinya.

Selain dapat mengembangkan aspek competence, diskusi dalam kelompok tersebut juga dapat mengembangkan aspek compassion siswa. Melalui diskusi kelompok, siswa diajak untuk saling berbagi dan saling bekerja sama dengan baik dalam kelompok asal maupun kelompok ahli.

Untuk mengembangkan aspek conscience, guru memberikan tayangan video yang menceritakan tentang pentingnya sebuah kejujuran.

c) Refleksi

Pada kegiatan refleksi ini, guru mengajak siswa untuk memaknai proses pembelajaran dan nilai kemanusiaan yang ditemukan dalam tahap pengalaman. Siswa dibantu dengan beberapa pertanyaan untuk mengungkapkan sikap batinnya dalam refleksi ini.

d) Aksi

Pada kegiatan aksi, guru mengajak siswa untuk membangun niat-niat positif terkait dengan hasil reflkesinya. Sama seperti pada kegiatan refleksi, pada tahap aksi ini siswa juga dibantu dengan pertanyaan-pertanyaan panduan.


(57)

32

e) Evaluasi

Pada evaluasi, guru memberikan soal post test yang digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa sesudah mengikuti proses pembelajaran berpola PPR.

3) Observasi

Tahap ini dilaksanakan bersamaan dengan tahap tindakan. Dalam tahap ini peneliti mengadakan pengamatan terhadap proses dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu meliputi bagaimana proses pembelajaran berlangsung, keterlibatan dan interaksi siswa dalam kegiatan pembelajaran maupun diskusi kelompok.

4) Refleksi

Dari hasil penelitian dan observasi yang diperoleh maka dilakukan refleksi untuk melihat, mempertimbangkan, dan menyimpulkan atas hasil atau dampak dari tindakan yang telah dilakukan sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan.

b. Siklus Kedua

Tahap-tahap dan kegiatan-kegiatan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama hanya yang membedakan adalah pada kegiatan pengalaman. Pada siklus kedua ini kegiatan pengalaman ditentukan berdasarkan indikator materi dan hasil refleksi siklus pertama. Karena indikator materi pada siklus kedua ini berbeda dengan siklus pertama, maka media pembelajaran yang digunakan


(58)

untuk mengembangkan aspek competence juga berbeda, yaitu dengan games menyusun rumus konsep pendapatan nasional. Untuk aspek conscience, dikembangkan dengan sebuah cerita yang menceritakan tentang kisah nyata dua anak kecil yang bersikap jujur.

E. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan adalah: 1. Lembar Observasi Kegiatan Guru

Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati aktivitas atau kinerja guru dari awal sampai akhir pembelajaran. Dalam penelitian ini, lembar observasi berbentuk catatan anekdotal dan check list. Lembar observasi guru dapat dilihat pada (lampiran 3).

2. Lembar Observasi Kegiatan Siswa

Lembar observasi siswa digunakan untuk mengamati perilaku siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi kegiatan siswa dapat dilihat pada (lampiran 7).

3. Lembar Observasi Kegiatan Kelompok

Lembar observasi kelompok digunakan untuk mengamati keterlibatan siswa dalam kegiatan kelompok. Lembar observasi kegiatan kelompok dapat dilihat pada (lampiran 11).

4. Lembar Refleksi dan Aksi

Instrumen refleksi digunakan untuk membantu siswa dalam merefleksikan makna dan manfaat dari pengalaman pembelajaran yang


(59)

34

diperoleh siswa. Sedangkan instrumen aksi digunakan sebagai panduan siswa dalam menuangkan niat-niat positif yang akan diwujudkannya. Instrumen refleksi dan aksi dapat dilihat pada (lampiran 21).

5. Instrumen untuk Tes

Instrumen tes dibuat dalam bentuk soal pertanyaan yang mencakup tentang materi pendapatan nasional. Dalam penelitian ini, instrumen tes digunakan untuk mengukur competence siswa pada awal dan akhir siklus. Pada siklus I soal tes berbentuk pilihan ganda dengan jumlah soal 10 butir. Sedangkan pada siklus II soal tes berbentuk uraian tentang rumus menghitung pendapatan nasional. Kisi-kisi soal tes dapat dilihat pada (lampiran 39).

6. Instrumen untuk Mengukur Aspek Conscience dan Compassion

Untuk mengukur aspek conscience yang meliputi penilaian sikap, minat, dan moral nilai kejujuran (lampiran 28, 29, dan 30) dan aspek compassion yang meliputi penilaian moral nilai kerjasama (lampiran 31), menggunakan kuesioner skala Likert dengan lima alternatif jawaban yang diberi tanda () pada lembar yang telah disediakan yaitu sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Bobot yang diberikan untuk alternatif jawaban adalah sangat setuju (SS) diberi skor 5, setuju (S) diberi skor 4, ragu-ragu (R) diberi skor 3, tidak setuju (TS) diberi skor 2, dan sangat tidak setuju (STS) diberi skor 1.


(60)

a) Instrumen untuk Pengukuran Sikap

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Sikap terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Pola PPR

Indikator Pengukuran Sikap Pernyataan Positif Negatif 1. Ada rasa senang dalam

pembelajaran

2. Tanggap terhadap situasi pembelajaran

3. Berpartisipasi aktif dalam pembelajaran

1, 7, 8, 15 2, 3, 6, 12, 13

4, 5, 9, 10

11 14

b) Instrumen untuk Pengukuran Minat

Tabel 3.2

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Minat terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Pola PPR

Indikator Pengukuran Minat Pernyataan Positif Negatif 1. Kesadaran dalam belajar

2. Keinginan untuk mencapai tujuan

3. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar

4. Harapan dan cita-cita masa depan

5. Penghargaan dalam belajar 6. Kedisiplinan dalam belajar 7. Ketertarikan terhadap pelajaran

1, 7 2, 4, 5, 6

9, 11 8 12, 13 14 15 3 10


(61)

36

c) Instrumen untuk Pengukuran Nilai Kejujuran/Conscience

Tabel 3.3

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Nilai Kejujuran terhadap Pembelajaran Ekonomi dengan Pola PPR

Indikator Pengukuran Nilai Kejujuran Pernyataan Positif Negatif 1. Keberanian untuk mengungkapkan

kejujuran

2. Bertindak untuk jujur 3. Manfaat bersikap jujur

5, 10 3, 6, 8

1, 4, 9 7 2

d) Instrumen untuk Pengukuran Nilai Kerjasama/Compassion

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Pengukuran Compassion Siswa dengan Penerapan PPR pada Pembelajaran Ekonomi

Indikator Pengukuran Nilai Kerjasama

Pernyataan Positif Negatif 1. Kepedulian terhadap teman

2. Berpartisipasi aktif dalam diskusi 3. Manfaat dalam kerjasama

4. Memiliki sikap kerjasama

1, 4, 9 5, 7 10 6 8 3 2

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian dengan menggunakan: 1. Wawancara

Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan Kepala Sekolah dan guru untuk melengkapi data tentang gambaran umum sekolah, dan permasalahan di kelas yang berkaitan dengan competence, conscience, dan compassion. Dalam penelitian ini wawancara dilaksanakan sebelum


(62)

observasi pra penelitian dengan menggunakan 10 pertanyaan panduan yang diajukan kepada guru mata pelajaran ekonomi kelas X. Pedoman wawancara guru dapat dilihat pada (lampiran 38).

2. Pengamatan (observasi)

Observasi dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu pra penelitian, siklus I dan siklus II. Dalam setiap siklus terdapat tiga aktivitas yang akan diamati, yaitu observasi aktivitas guru, observasi aktivitas siswa dan observasi aktivitas kelas/kelompok. Lembar observasi dibuat sesuai dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran secara terstruktur dan terinci. Selain itu ada lembar catatan anekdotal yang digunakan untuk mencatat hasil pengamatan secara lengkap.

3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang telah ada. Melalui cara ini dimaksudkan untuk memperoleh data proses pembelajaran siswa dan data tentang keadaan sekolah misalnya jumlah siswa, dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

4. Tes

Metode tes dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur competence siswa. Tes ini disusun dalam bentuk soal pre tes dan post test sesuai dengan indikator materi, yang diberikan pada awal dan akhir siklus.


(63)

38

5. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai sesuatu masalah atau bidang yang akan diteliti. Dalam penelitian ini kuesioner digunakan untuk mengukur conscience dan compassion siswa. Kuesioner diberikan pada pra penelitian, akhir siklus I, dan akhir siklus II.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang dilakukan secara deskripstif dan komparatif untuk mengetahui perkembangan competence, conscience, dan compassion di dalam proses pembelajaran, meliputi dua hal sebagai berikut:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk memaparkan (deskripsi) data/informasi tentang suatu gejala yang diamati dalam proses pembelajaran serta pelaksanaan proses pembelajaran dengan menerapkan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR). Dengan demikian data tersebut dapat dianalisis dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengumpulan data kasar

b. Pemberian skor, untuk analisis kuantitatif

c. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP (Penilaian Acuan Patokan) (Sukardjo, 2005:53).


(64)

Berdasarkan perhitungan rumus konversi (lampiran 39), maka data kuantitatif ke data kualitatif dengan skala lima tersebut dapat disederhanakan sebagai berikut:

Tabel 3.5

Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif

Interval Skor Kriteria

X > 4,21 Sangat baik 3,40 < X ≤ 4,21 Baik 2, 60 < X ≤ 3,40 Cukup baik

1,79 < X ≤ 2,60 Kurang baik

X ≤ 1,79 Sangat kurang baik

Sedangkan untuk hasil refleksi, suatu indikator atau bahkan suatu nilai yang ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran dapat dinyatakan dalam pernyataan kualitatif sebagai berikut:

Tabel 3.6

Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi

Kesimpulan Keterangan

Belum Terlihat

Apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator

Mulai Terlihat

Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten

Mulai Berkembang

Apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten

Membudaya

Apabila siswa terus menerus memperlihatkan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten


(65)

40

2. Analisis Komparatif

Analisis Komparatif dilakukan untuk melihat perkembangan peningkatan competence, conscience, dan compassion siswa dari waktu ke waktu khususnya pada masa pra penelitian, siklus pertama, dan siklus kedua.


(66)

41

BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Sejarah Berdirinya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan SMA alih fungsi dari SPG Pangudi Luhur Sedayu sejak tahun 1989 bersama dengan SPG yang lain, sesuai dengan SK Mendikbud RI No. 031/113/H/Kpts/1989 tanggal 25 Februari 1989. Oleh karena itu visi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu adalah sama dengan visi SPG Pangudi Luhur tetapi dengan penyesuaian dan beberapa perubahan, karena SMA tidak seperti SPG. Visi yang melandasi berdirinya sekolah adalah ingin mengentaskan kemiskinan masyarakat sekitar yang tidak dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi di kota Yogyakarta karena keadaan ekonomi yang kurang.

Melihat kenyataan bahwa banyak lulusan SMP yang tidak dapat melanjutkan sekolah, maka pada tahun 1967 Pastor Paroki Sedayu mendirikan SPG Santo Paulus yang mulai tahun 1968 dikelola oleh Yayasan Pangudi Luhur bersama SLTP Pangudi Luhur Sedayu dan SLTP Pangudi Luhur Moyudan. Sejak berdirinya, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu merupakan salah satu SMA yang masih dibutuhkan oleh masyarakat sekitar. Terbukti bahwa sampai saat ini minat siswa masuk ke SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu masih tinggi.

Pada pembukaan tahun ajaran baru 2010-2011, SMA Pangudi Luhur Sedayu memutuskan untuk menjadikan St Louis IX sebagai Santo Pelindung


(67)

42

SMA Pangudi Luhur Sedayu. Maka pada tangal 25 Agustus 2010, SMA Pangudi Luhur Sedayu melakukan launching nama baru bagi sekolahnya dengan menambahkan ST. Louis IX. Sejak saat itu, nama SMA Pangudi Luhur Sedayu dikenal dengan nama SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu. Pendidikan yang dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur St. Louis IX juga berdasarkan teladan kerendahan hati dan kerja keras St. Louis IX. Hari Kamis, 25 Agustus 2011 kemarin, SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu mengadakan Perayaan Ekaristi dan pentas seni dalam rangka merayakan Ulang Tahun kedua atas pemilihan nama St. Louis IX sebagai Santo Pelindung SMA Pangudi Luhur Sedayu.

B. Tujuan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu

Tujuan pendidikan SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan siswa agar mampu melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.

2. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan interakasi sosial, budaya dan alam sekitarnya.

Untuk mencapai tujuan tersebut, digunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Peraturan Menteri No.22 tahun 2006). Dalam pelaksanaannya SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu memperkaya dan menambah dengan:


(68)

a) Pendidikan nilai

Pendidikan nilai sangat penting ditanamkan kepada siswa agar para siswa dapat berkembang secara harmonis antar jasmani, rohani dan sosialnya. Spiritualitas hidup, nilai moral, nilai persatuan, persaudaraan dan humaniora merupakan nilai pembentuk pribadi manusia yang amat besar artinya. Kurangnya pemahaman suatu nilai bagi suatu generasi akan menimbulkan kesulitan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

b) Pembentukan pribadi

Pribadi yang tangguh merupakan bekal hidup dalam alam yang serba majemuk seperti sekarang ini. Melalui perenungan, kedisiplinan dalam latihan-latihan memperhatikan lingkungan sosial diharapkan dapat melahirkan pribadi yang kuat dalam menghadapi berbagai gejolak sosial.

c) Pendidikan ketrampilan

Untuk menghadapi hal-hal yang praktis dalam kehidupan ini, diperlukan ketrampilan yang dibutuhkan masyarakat dewasa ini.

C. Visi dan Misi SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu:

1. Visi

Terbentuknya lulusan yang cerdas, berbudi pekerti luhur dan memiliki ketrampilan dengan semangat melayani yang miskin dan berkekurangan. Indikator pencapaian misi sekolah berupa lulusan yang


(1)

21 2 5 4 4 4 3 4 3 3 4 3,6

22 3 4 3 4 3 2 3 3 4 4 3,3

23 1 2 3 3 5 3 3 3 3 5 3,1

24 2 4 5 4 4 3 4 5 4 3 3,8

25 3 5 5 5 5 3 5 5 5 4 4,5

26 3 5 4 4 5 3 5 5 4 5 4,3

27 3 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3,5

28 3 3 5 3 5 3 3 3 3 5 3,6

29 3 4 4 4 3 3 5 4 4 3 3,7

30 3 5 1 5 5 3 2 3 4 5 3,6

31 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4,7

32 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4,9

33 2 3 4 3 4 3 3 4 3 5 3,4

34 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3,7


(2)

Kuesioner Penilaian Moral (Nilai Kerjasama/C3)

NO. RESPONDEN

NO. ITEM PERNYATAAN

RATA-RATA 1 2* 3* 4 5 6 7 8* 9 10

1 4 3 2 5 5 5 4 2 4 5 3,9

2 4 1 2 4 5 4 3 3 2 5 3,3

3 5 2 1 5 5 5 5 5 5 5 4,3

4 4 4 5 5 5 5 4 3 4 5 4,4

5 4 3 2 4 3 4 5 4 4 5 3,8

6 3 3 2 5 5 5 4 3 5 5 4

7 5 3 3 5 5 4 4 4 5 3 4,1

8 4 3 2 5 5 5 3 2 5 5 3,9

9 3 4 3 5 5 5 3 3 5 5 4,1

10 4 3 3 4 4 4 4 3 3 5 3,7

11 4 2 3 4 4 3 4 3 4 4 3,5

12 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3,5

13 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3,5

14 5 3 4 5 5 4 4 4 4 4 4,2

15 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 3,2

16 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3,8

17 4 1 3 5 4 5 5 3 5 5 4

18 5 4 3 5 5 5 4 3 5 5 4,4

19 4 2 4 4 4 3 4 3 5 5 3,8


(3)

21 4 3 5 4 4 4 3 5 4 5 4,1

22 3 3 3 4 4 4 3 3 4 5 3,6

23 5 1 2 5 5 5 5 4 4 5 4,1

24 5 1 4 5 5 3 5 5 5 3 4,1

25 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4,8

26 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 3,7

27 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3,8

28 5 3 3 5 4 3 4 3 5 5 4

29 5 3 4 5 4 3 3 4 5 4 4

30 4 4 2 5 5 5 5 4 4 5 4,3

31 4 2 5 4 4 3 4 4 4 4 3,8

32 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 4,8

33 4 2 2 4 4 4 4 3 4 4 3,5

34 4 3 4 5 5 5 4 4 5 5 4,4


(4)

Lampiran 39

KISI-KISI SOAL PRETEST DAN POSTEST SIKLUS I

Indikator No. Soal Pretest No. Soal Postest

1. Pengertian/indikator pendapatan nasional.

2. Produk nasional neto/NNP. 3. Gross Domestic Product/GDP. 4. Pendapatan yang

dibelanjakan/DI.

5. Produk Nasional Bruto/PNB. 6. Contoh pajak bumi dan

bangunan.

7. Transfer payment. 8. Perhitungan pendapatan

nasional.

9. Rumus menghitung NNP. 10. Perhitungan pendapatan

perorangan/personal income. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi uang dan perbankan untuk meningkatkan Competence, Conscience, dan Compassion (3C) siswa kelas XC SMA Negeri I Kasihan Bantul.

3 26 221

Analisis implementasi model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) berdasarkan unsur competence-conscience-compassion siswa.

0 0 14

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu.

0 1 196

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X2 SMA Pangudi Luhur Yogyakarta.

0 0 223

Penerapan paradigma pedagogi reflektif dalam pembelajaran materi fungsi konsumsi dan tabungan untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur St.Louis IX Sedayu

0 4 194

Penerapan Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dalam pembelajaran materi pendapatan nasional untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XC SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 1 254

PENERAPAN PARADIGMA PEDAGOGI REFLEKTIF PADA PEMBELAJARAN MATERI FUNGSI KONSUMSI DAN TABUNGAN UNTUK MENINGKATKAN COMPETENCE, CONSCIENCE, DAN COMPASSION SISWA KELAS X-2 SMA PANGUDI LUHUR YOGYAKARTA SKRIPSI

0 1 221

Penerapan paradigma pedagogi reflektif pada pembelajaran materi indeks harga dan inflasi untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas X SMA Pangudi Luhur Santo Louis IX Sedayu - USD Repository

0 0 204

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 2 SMA Pangudi Luhur St. Louis IX Sedayu - USD Repository

0 17 271

Implementasi pembelajaran sejarah berbasis paradigma pedagogi reflektif melalui pemanfaatan multimedia untuk meningkatkan competence, conscience, dan compassion siswa kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur St. Louis Ix Sedayu - USD Repository

0 0 222