F. Metode Pengumpulan Data
Penelitian membutuhkan data yang lengkap agar hasil dari penelitian dapat dipercaya dan dipertanggungjawabkan. Untuk itu dalam pengumpulan
data peneliti menggunakan metode-metode sebagai berikut: 1.
Pengamatan Observasi Observasi dilakukan peneliti dengan melihat aktivitas guru pada saat
memberikan pembelajaran di kelas. Observsi juga dilakukan terhadap siswa pada saat guru sedang mengajar, terkait dengan keaktifan dan
tanggapan siswa atas pengajaran yang dilakukan guru. Selain itu observsi dilakukan terhadap keadaan dan suasana kelas pada saat proses
pembelajaran berlangsung. 2.
Wawancara Wawancara adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan
pertanyaan langsung secara lisan kepada kepala sekolah untuk melengkapi data yang dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu wawancara kepada guru
dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan yang terjadi di kelas berkaitan dengan competence, conscience dan compassion.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan catatan atau dokumen yang sudah ada. Melalui cara ini dimaksudkan
peneliti memperoleh data belajar siswa dan data tentang keadaan sekolah misalnya jumlah siswa, dan fasilitas yang dimiliki sekolah guna
menunjang penelitian.
4. Tes
Metode tes digunakan untuk mengukur competence siswa. Tes ini disusun dalam bentuk soal pilihan ganda sesuai dengan indikator materi,
yang diberikan pada awal dan akhir siklus. 5.
Kuesioner Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan poin-poin pertanyaan
mengenai sesuatu masalah yang akan diteliti. Kuesioner digunakan untuk mengukur conscience dan compassion siswa. Kuesioner diberikan pada
pra penelitian, akhir siklus I, dan akhir siklus II.
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk mengolah hasil dari pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Deskriptif
Dalam menganalisis data digunakan analisis deskriptif yaitu dengan pemaparan deskripsi datainformasi tentang suatu gejala yang diamati
dalam proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan tingkat keberhasilan dari model pembelajaran Paradigma Pedagogi Reflektif
PPR. Analisis data dilakukan dengan cara: a.
Pengumpulan data b.
Pemberian skor
c. Skor yang diperoleh dikonversikan menjadi nilai dengan skala lima
menggunakan acuan konversi pada pendekatan PAP Penilaian Acuan Patokan Sukardjo, 2005:53.
Berdasarkan perhitungan rumus konversi lampiran 33, maka data kuantitatif dijadikan data kualitatif dengan skala lima. Kriteria konversi
data dapat dilhat pada tabel berikut:
Tabel 3.6 Hasil Konversi Data Kuantitatif ke Data Kualitatif
Interval Skor Kriteria
X 4,21 Sangat baik
3,40 X ≤ 4,21
Baik 2, 60 X
≤ 3,40 Cukup baik
1,79 X ≤ 2,60
Kurang baik X
≤ 1,79 Sangat kurang baik
Sedangkan untuk hasil refleksi, indikator atau nilai yang ditemukan oleh siswa dalam pembelajaran dapat dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut:
Tabel 3.7 Pernyataan Kualitatif Hasil Refleksi
Kesimpulan Keterangan
Belum Terlihat Apabila siswa belum memperlihatkan tanda-tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator
Mulai Terlihat Apabila siswa sudah mulai memperlihatkan
adanya tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum konsisten
Mulai Berkembang Apabila siswa sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten
Membudaya Apabila siswa terus menerus memperlihatkan
perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten
2. Komparatif
Teknik komparatif adalah teknik membandingkan nilai 3C dari sebelum dan sesudah penerapan tindakan dengan melihat perkembangan
atau peningkatan yang terjadi. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dari siklus I dan siklus II.
46
BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH
A. Deskripsi Sekolah
SMA Kolese de Britto didirikan secara resmi sekitar 63 tahun yang lalu, tepatnya pada tanggal 19 Agustus 1948. SMA ini terletak di Jalan Laksda
Adisucipto 161 Yogyakarta. Sekolah ini memiliki kompleks gedung yang luas dan dilengkapi dengan lapangan olahraga, aula, ruang-ruang laboratorium,
ruang kelas, kapel, dan lain-lain. Tersedianya sarana dan prasarana dalam suatu lembaga pendidikan
sangat besar pengaruhnya terhadap tujuan pendidikan. Sarana prasarana yang baik dan lengkap akan sangat membantu mewujudkan tujuan pendidikan
sekolah. Sebagai satuan pendidikan, SMA Kolese de Britto mempunyai visi dan misi yang menjadi tujuan dari setiap proses kegiatan yang dilakukan. Visi
dan misi tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Visi SMA Kolese de Britto Yogyakarta SMA Kolese de Britto Yogyakarta memiliki visi sebagai berikut:
Kolese de Britto sebagai komunitas pendidikan berjuang untuk membantu proses pembentukan pribadi siswa menjadi pemimpin-pemimpin
pelayanan yang kompeten, berhati nurani benar, dan berkepedulian pada sesama demi kemuliaan Allah yang lebih besar.
2. Misi SMA Kolese de Britto Yogyakarta
Dilandasi semangat kristiani dan spiritualitas Ignatian, komunitas Kolese de Britto bertekad untuk:
a. Membentuk siswa menjadi pemimpin yang humanis, melayani, berani
berjuang bagi sesama, dan berwawasan kebangsaan, serta menghayati nilai-nilai luhur bangsa Indonesia;
b. Membantu siswa menjadi pribadi yang berkembang secara utuh,
optimal, dan seimbang; c.
Mengembangkan siswa menjadi pribadi yang jujur, disiplin, mandiri, kreatif, dan mau bekerja keras.
3. Nilai-Nilai yang Mendasari SMA Kolese de Britto Yogyakarta
a. Kasih
Nilai kristiani yang paling mendasar adalah kasih. “Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah
mengasihi kamu” Yoh.15:12, dan St. Ignatius menegaskan bahwa kasih itu harus lebih diwujudkan dalam perbuatan daripada dengan
kata-kata. Atas dasar kasih itulah pendidikan Kolese de Britto membentuk para siswanya menjadi manusia yang bersedia untuk
melayani dan berjuang bagi sesamanya demi kebenaran dan keadilan. b.
Kebebasan Pendidikan Kolese de Britto sangat menekankan nilai kebebasan
yang merupakan perwujudan konkret dari kebebasan anak-anak Allah
Rom. 8:21. Para siswa dididik dalam suasana kebebasan menjadi manusia yang bebas, yaitu yang mampu mengambil keputusan dan
bertindak sesuai dengan hati nuraninya yang benar, tidak terbelenggu oleh gengsi, materi, atau kecenderungan untuk ikut-ikutan saja.
Manusia yang bebas adalah manusia yang mandiri dan bertanggung jawab atas pilihan dan tindakannya.
c. Keterbukaan dan Keanekaragaman
Pendidikan Kolese de Britto dilaksanakan dalam suatu komunitas yang terdiri dari beraneka ragam suku, budaya, agama, dan
latar belakang sosial-ekonomi. Dalam komunitas inilah para siswa dibantu untuk berkembang menjadi manusia dewasa yang terbuka dan
menghargai keanekaragaman sebagai bagian dari persiapannya untuk kelak menjadi pemimpin yang melayani dalam masyarakat.
4. Tujuan Pendidikan
Berpijak pada visi dan misi yang telah dirumuskan, pendidikan di SMA Kolese de Britto bertujuan membantu proses pembentukan siswa
menjadi pemimpin-pemimpin pelayanan yang meneladan Yesus Kristus dengan kepribadian yang utuh, optimal dan seimbang, jujur, disiplin,
mandiri, kreatif, mau bekerja keras, humanis, selalu sedia melayani, dan
berani berjuang bagi sesama.
B. Sistem Pendidikan SMA Kolese de Britto Yogyakarta