g. Anak merasa tidak bertanggung jawab, apabila dia ditugaskan
suatu pekerjaan tanpa bantuan orang lain. h.
Anak tidak disenangi teman-temannya sebab dia kaku dalam bergaul, mempunyai sifat acuh tak acuh dalam bergaul, dan
tidak mempunya disiplin.
3. Keunggulan Pola Asuh Demokratis
Dari berbagai macam pola asuh yang banyak dikenal, pola asuh demokratis mempunyai dampak positif yang lebih besar
dibandingkan dengan pola asuh otoriter maupun Permissif. Dengan pola asuh demokratis anak akan menjadi orang yang mau menerima
kritik dari orang lain, mampu menghargai orang lain, mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dan mampu bertanggung jawab terhadap
kehidupan sosialnya. Dibawah ini merupakan perilaku orang tua demokratis
antara lain : a.
Melakukan sesuatu dalam keluarga dengan cara musyawarah. b.
Menentukan peraturan-peraturan
dan disiplin
dengan memperhatikan dan mempertimbangkan keadaan, perasaan, dan
pendapat anak, serta memberikan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami, dan dimengerti oleh anak.
c. Jika terjadi sesuatu pada anggota keluarga selalu dicari jalan
keluarnya secara musyawarah, juga dihadapi dengan tenang, wajar, dan terbuka.
d. Hubungan antar keluarga saling menghormati, orang tua
menghormati anak sebagai manusia yang sedang bertumbuh dan berkembang.
e. Terdapat hubungan yang harmonis antar anggota keluarga.
f. Adanya komunikasi dua arah, yaitu anak juga dapat mengusulkan,
menyarankan sesuatu pada orang tuanya, dan orang tua mempertimbangkannya.
g. Semua larangan dan perintah yang disampaikan kepada anak selalu
menggunakan kata-kata mendidik, bukan menggunakan kata-kata kasar.
h. Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yang perlu
dipertahankan dan yang tidak baik untuk ditinggalkan. i.
Keinginan anak dan pendapat anak diperhatikan, apabila sesuai dengan norma-norma dan kemampuan orang tua.
j. Memberikan bimbingan dengan penuh perhatian.
k. Bukan mendiktekan bahan yang harus dikerjakan anak, namun
selalu disertai dengan penjelasan-penjelasan yang bijaksana.
4. Indikator Pola Asuh Orang Tua Demokratis
Peneliti memakai indikator yang digunakan oleh Nobertus 2001 dalam melakukan penelitiannya. Berikut ini peneliti akan
menjelaskan kedua belas indikator tersebut yang mengacu pada buku H. Zahara Idris dan H. Lisma Jamal 1991:87-90 tentang
perilaku demokratis. a.
Hangat namun tegas
Orang tua menumbuhkan suasana komunikatif kepada anaknya, sehingga anak selalu mengungkapkan pendapat-pendapat
yang ingin disampaikan dan orang tua mendidik anak agar dapat menghargai pendapat dari orang lain. yang intinya melakukan
sesuatu dalam keluarga dengan cara musyawarah. b.
Mengenakan seperangkat standar untuk megatur anak-anaknya yang sesuai dengan perkembangan anak.
Menentukan peraturan-peraturan dan kedisiplinan dengan mempertahatikan dan mempertimbangkan perkembangan anak
yang mudah dipahami dan dimengerti anak. c.
Menempatkan nilai yang tinggi pada perkembangan kemandirian dan pengaturan diri sendiri.
Selalu membiasakan anak untuk hidup mandiri dan bertanggung jawab pada sesuatu yang telah dilakukan. Dan
memberikan pengertian-pengertian pada anak untuk bida mengatur dirinya sendiri dan belajar untuk tidak merepotkan orang lain.
d. Menanamkan kebiasaan-kebiasaan rasional, berorientasi pada
masalah serta sering melibatkan diri dalam perbincangan dan penjelasan pada anak-anak seputar persoalan disiplin.
Anak selalu mendapatkan perhatian-perhatian dari orang tua dalam melakukan segala kegiatan diluar rumah. Sealin itu orang
tua juga melibatkan anak dalam perbincangan dalam keluarga yang membicarakan tentang kedisiplinan yang harus dipatuhi di dalam
rumah. Dan memberikan pengertian-pengertian yang mudah dipahami oleh danak dengan cara melibatkan anak secara langsung.
e. Mendorong tumbuhnya interaksi saling memberi dan menerima.
Adanya komunikasi dua arah, yaitu anak juga dapat mengusulkan, menyarankan sesuatu pada orang tuanya, dan orang
tua mempertimbangkannya. f.
Mendukung, menerima
dan bertanggung
jawab dalam
mempertimbangkan berbagai alternatif, akan tetapi tidak
mendominasi dari sudut pandang mereka sendiri. Hubungan yang saling menghormati antara anak dan orang
tua, orang tua yang menghormati keinginan dan kebutuhan anaknya yang merupakan seorang individu yang sedang berkembang,
sehingga selalu mendampingi anaknya dalam segala hal. Yang intinya salaing menghormati setiap anggota keluarga sebagai
individu masing-masing. g.
Menggunakan wewenang akan tetapi dalam penerapannya bersifat membimbing anak.
Semua larangan danperintah yang disampaikan kepada anak selalu menggunakan kata-kata mendidik, bukan menggunakan
kata-kata kasar, seperti kata “tidak boleh”, “wajib”, “harus”, dan “kurang ajar”.
h. Melibatkan atau mengijinkan anak dalam membuat keputusan dan
mengekspresikan pandangannya
sendiri serta
menghargau individualitas anak, sementara orang tua ikut memberikan
penjelasan yang masuk akal bekerja sama dalam membuat keputusan.
Saling menghargai pendapat setiap anggota keluarga, seperti orang tua yang mendengarkan pendapat anaknya yang
memilih tempat liburan dan memilih kegiatan diluar sekolah. Dan anak juga menghargai pendapat-pendapat dari orang tua dan
meneriama keputusan-kepustusan yang telah disepakati bersama. i.
Menghargai pendapat
anak dan
mendorong untuk
mengungkapkannya. `
Orang tua memberikan kesempatan yang seluas-luasnya pada anak untuk mengungkapkan keinginan dan pendapatnya.
j. Memberikan waktu pada anak untuk berfikir dan merenungkan
setiap kejadian yang mereka hadapi. Memberikan kesempatan pada anak untuk memikirkan
setiap tindakan yang dia lakukan dengan bimbingan dari orang tua tentang perbuatan yang baik yang perlu dipertahankan dan
perbuatan kurang baik yang harus ditinggalkan. Namun anak diberi kesempatan untuk merenungkan terlebih dahulu agar anak mengerti
betul tentang perbuatan yang telah dilakukan. k.
Meyakinkan anak bahwa orang tua menghargai apa yang ingin dicoba lakukan dan apa yang dihasilkan.
Memberikan kesempatan pada anak untuk berpatisipasi di dalam keluarga dan memaknai apa yang telah dia lakukan. Dan
orang tua selalu memberikan penguatan-penguatan yang bersifat sederhana sehingga anak termotivasi untuk mengembangkannya.
l. Mendorong anak untuk secara berangsur-angsur melepaskan diri
dari ketergantungan terhadap peran orang tua. Orang tua memberikan kepercayaan penuh kepada anak
untuk melakukan kegiatan diluar rumah dengan mengontrol secara wajar dan tidak berlebihan, sehingga anak mamapu bergaul dengan
teman sebayanya dengan semaksimal mungkin.
B. Prestasi Belajar