Variabel Independen Variabel Penelitian
3. Pemahaman pengertian penyelundupan pajak.
Pemahaman mengenai penyelundupan di maksudkan untuk mengetahui seberapa paham Wajib Pajak tentang peraturan
dan ketentuan perundang-undangan perpajakan. 4.
Minimnya tingkat pengetahuan Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memiliki pendidikan rendah berpeluang
enggan melaksanakan
kewajiban perpajakan
karena kurangnya pemahaman mereka terhadap sistem perpajakan
yang diterapkan. 5.
Tingginya tingkat pendidikan Wajib Pajak. Wajib Pajak yang memiliki tingkat pendidikan tinggi
dianggap sudah mengerti akan tanggungjawab, hak dan kewajiban sebagai warga negara yang baik terutama dalam
tanggungjawaban sebagai Wajib Pajak. 2.
Variabel Dependen Variabel Terikat dependent variable, yaitu variabel yang diakibatkan
atau dipengaruhi oleh variabel bebas Nanang, 2014: 61. Variabel dalam penelitian ini yaitu Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Y.
Adapun indikator yang digunakan dalam mengukur persepsi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi sebagai berikut:
1. Tepat Waktu Penyampaian SPT
Penyampaian SPT oleh Wajib Pajak harus sesuai dengan ketentuan dan tata cara perpajakan yaitu menyampaikan SPT
dengan tepat waktu. 2.
Kebenaran Perhitungan Pajak Wajib Pajak yang memahami dan mengerti akan
tanggungjawab sebagai Wajib Pajak akan melakukan perhitungan dengan jujur dan tanpa kecurangan.
3. Tepat Waktu Membayar Pajak
Wajib Pajak membayar sendiri pajak terutangnya sesuai dengan ketentuan dan tata cara perpajakan.
4. Tidak Memiliki Tunggakan Pajak
Wajib Pajak dikatakan patuh apabila tidak memiliki tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan
pajak yang telah memperoleh izin mengangsur atau menunda pembayaran pajak.
5. Tidak Melanggar Peraturan Perpajakan
Wajib Pajak dapat dinyatakan patuh jika tidak melanggar peraturan yang telah berlaku dan mentaati setiap peraturan
yang telah dibuat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6. Hasil Audit Laporan Keuangan
Laporan keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar
Tanpa Pengecualian selama 3 tahun berturut-turut. 3.
Pengukuran Variabel Pengukuran Variabel dengan menggunakan skala Likert yaitu
metode yang mengukur sikap dengan menyatakan setuju atau ke tidak setujuannya terhadap subyek, obyek atau kejadian tertentu
Indiriantoro dan Supomo, 1999: 104. Adapun nilai kuantitatif yang dikomposisikan digunakan dengan menggunakan skala Likert.
Responden diminta
menyatakan tingkat
kesetujuan atau
ketidaksetujuan. Variabel persepsi Self Assessment System, persepsi Sosialisasi Perpajakan, persepsi Tingkat Pendidikan dan persepsi
Kepatuhan Wajib
Pajak menggunakan
pengukuran dengan
memberikan skala pada masing-masing poin jawaban sebagai berikut:
Tabel 3.1 Skala Likert
Keterangan Nilai
Sangat Setuju SS 5
Setuju S 4
Netral N 3
Tidak Setuju TS 2
Sangat Tidak Setuju STS 1
Hasil presentase dari variabel X dan Y dapat menunjukkan tinggi atau tidaknya Self Assessment System, sosialisasi perpajakan, tingkat
pendidikan dan kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi menurut responden. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Untuk dapat menilai hasil persentase variabel tersebut, maka diperlukan batas-batas skor untuk masing-masing kategori.
Menurut Anzwar 2009: 109 perhitungan dilakukan dengan tahap sebagai berikut :
Kategori tinggi : X ≥ Mi + Sdi
Kategori sedang : Mi
– Sdi ≤ X ˂ Mi + Sdi Kategori rendah
: X ˂ Mi – Sdi
Keterangan: X
= Skor Total Variabel Mi
= Mean Ideal Sdi
= Standar Deviasi Ideal