Teknik Pengujian Instrumen METODE PENELITIAN

c. Unit Pemeriksa dan Penyidikan Pajak UPP Surakarta Tipe B, dengan wilayah kerja se-eks-Karesidenan Surakarta wilayah kerja Kantor Inspeksi Pajak Surakarta. Berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 94KMK.011994 tanggal 29 Maret 1994 tentang Oraganisasi dan Tata Kerja Direktorat Jendral Pajak DJP, wilayah kerja KPP Surakarta meliputi Kotamadya Surakarta, Kabupaten Karangayar, Kabupaten Boyolali, dan Kabupaten Klaten serta Kantor Pelayanan Pajak Kapenpa Sragen yang berkedudukan di Sragen. Pembentukan KPP Pratama, merupakan bagian dari program reformasi birokrasi perpajakan yang sifatnya komprehensif dan telah berjalan sejak tahun 2002 yang ditandai dengan terbentuknya Kanwil dan KPPWP Besar. Pmebentukan KPP Pratama lanjutan dilandasi oleh terbitnya SE-19PJ2007 tanggal 13 April 2007 tentang Persiapan Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern pada Kantor Wilayah Direktorat Jendral Pajak Kanwil DJP. Sehubungan dengan reorganisasi di lingkungan DJP, KPP Surakarta telah berubah menjadi KPP Pratama Suurakarta. KPP Pratama Surakarta dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jendral Pajak Kep- 141PJ2007 yang ditetapkan pada tanggal 3 Oktober 2007 tentang Penerapan Organisasi, Tata Kerja, dan Saat Mulai Beroperasinya Kantor Wilayah Kanwil DJP Jawa Tengah II dan Kantor Pelayanan, Penyuluhan, dan Konsultasi Perpajakan di lingkungan Kanwil DJP Jawa PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tengah I, Kanwil DJP Jawa Tengah II, Kanwil DJP Daerah Istimewa Yogyakarta. KPP Pratama Surakarta mulai beroperasi tanggal 30 Oktober 2007 dan sampai saat in wilayah KPP Pratama Surakarta sudah meliputi 5 lima kecamatan, yaitu Laweyan, Jebres, Serengan, Pasar Kliwon, dan Banjarsari. Pembentukan KPP Pratama diseluruh Indonesia berlangsung dalam periode tahun 2007-2008. Perubahan yang dilakukan meliputi struktur organisasi, proses bisnis, teknologi dan komunikasi, sarana dan prasarana, serta manajemen sumber daya manusia. Perbaikan dalam sturktur DJP terefleksi pada karakter kantor modern antara lain adanya Account Represntative untuk pelayanan kepada Wajib Pajak, penerapan Kode Etik Pegawai yang di awasi oleh Komite Kode Etik Pegawai, dan system penggajian yang lebih baik. KPP Pratama merupakan penggabungan 3 tiga jenis unit kantor yang berbeda, yakni Kantor Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak Karikpa, Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan KPPBB, dan Kantor Pelayanan Pajak KPP dengan masing-masing seksi ke dalam seksi-seksi yang baru sebagai berikut: a. Waskon Pengawasan dan Konsultasi Berdasarkan wilayah di Kota Surakarta, maka seksi waskon di KPP Pratama Surakarta ini dibagi menjadi 4 empat, dengan pembagian wilayah sebagai berikut Waskon I untuk wilayah Kecamatan Laweyan, Waskon II untuk wilayah Kecamatan Jebres, Waskon III untuk wilayah Kecamatan Serengan dan Pasar Kliwon, dan Waskon IV untuk wilayah Kecamatan Banjarsari. b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi PDI c. Seksi Pelayanan d. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan e. Seksi Pemerikasaan f. Seksi Penagihan g. Sub Bagian Umum 2. Lokasi KPP Pratama Surakarta KPP Pratama Surakarta berlokasi di Jalan Kyai Haji Agus Salim No.1 Surakarta 57417, Telepon 0271 717522718400720821, Faksimili 0271 728436, Homepage DJP : www.pajak.go.id . 3. Fasilitas KPP Pratama Surakarta KPP Pratama Surakarta dilengkapi dengan: a. Aula yang terletak berdektan dengan taman berseri KPP Pratama Surakarta. b. Poli klinik yang dibuka setiap hari Senin dan Kamis, yang dilayani oleh 1 satu orang dokter. c. Lapangan tenis outdoor dihalaman belakang kantor. d. Ruangan rapat khusus yang digunkana untuk pertemuan-pertemuan khusus. e. Koperasi Pegawai Negeri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Pengaruh Persepsi Wajib Pajak Tentang Sanksi Perpajakan dan Kesadaran Terhadap Kepatuhan Pelaporan Wajib Pajak Orang Pribadi Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Tebing Tinggi

4 112 92

Analisis pengaruh penerapan sensus pajak, sosialisasi pajak dan persepsi efektifitas sistem perpajakan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada KPP wilayah Jakarta Selatan

1 11 132

PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPA

2 7 15

PENDAHULUAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPAJAKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA.

0 4 18

LANDASAN TEORI PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PELAKSANAAN SELF ASSESSMENT SYSTEM DAN ANALISIS PERBEDAAN PERSEPSI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP KEWAJIBAN PERPAJAKAN DITINJAU DARI TINGKAT PENDIDIKAN DI YOGYAKARTA.

1 14 22

Analisis hubungan persepsi pengetahuan perpajakan, persepsi kualitas pelayanan dan persepsi tingkat pendidikan dengan persepsi motivasi wajib pajak dalam membayar pajak. Studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Purworejo.

0 2 159

Analisis hubungan persepsi pengetahuan tax amnesty, persepsi kualitas pelayanan account representative, persepsi kesadaran wajib pajak dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Malang Selatan.

1 3 2

Hubungan persepsi pelayanan, persepsi konsultasi, dan persepsi pengawasan Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi (studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Temanggung).

10 41 135

Analisis hubungan persepsi pengetahuan pajak, persepsi kualitas pelayanan, persepsi konsultasi Account Representative (AR) dengan persepsi kepatuhan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sleman, Yogyakarta.

10 69 135

Hubungan persepsi pengetahuan wajib pajak, persepsi kemudahan pengisian SPT, persepsi kesadaran wajib pajak, persepsi kegunaan e-filing dengan persepsi kepatuhan penyampaian SPT tahunan wajib pajak orang pribadi : studi kasus di Kantor Pelayanan Pajak Pra

0 5 168